AHLAK MENGGAPAI MA’RIFAT
ABSTRAK
SADDAM DEWANA: posisi
dengan menggapai ma’rifat dengan metode burhani, bayani dan irvani.Makalah.
Yogyakarta: Advend training, LK III, 2016.
Makalah
ini bertujuan: (1) untuk mengetahui implikasi berbagai teori ma’rifat, dan (2) mengetahui
inti dan kegunaan dari berbagai proses pembelajaran serta penerapan pada metode evani untuk mengetahui
Hasil
makalah ini menunjukkan bahwa setiap manusia
mempunyai karakteristik berbeda sehingga
penggunaannya dapat disesuaikan pada permasalahan krusial. Proses mendapatkan kebenaran
merujuk pada teori burhani, bayani,
irvani, yang mana belajar itu diberikan pada
tingkat perkembangan kader himpunan
mahasiwa islam yang sesuai. Proses pengetahuan dilakukan secara
bertahap dari yang mudah ke kompleks. Fase-fase
ini melalui proses syariat, hakikat, tarikat dan ma’rifat. Bagaimana mengenal
a-quran dengan pendekatan filsafat untuk mencapai tinkat makom tertinggi,
metode ma’rifat untuk manusia.
Kata Kunci:
Ma’rifat, metode, bayani, burhani, irvani.ahlak kader HMI
A. Fase-fase
Cara mendapatkan proses ma’rifat
tentu akan melalui fase-fase yang akan di lewati proses ma’rifat
adalah proses akhir dari tujuan untuk menemukan tuhan kita. adanya beberapa
metode atau cara-cara, dapat diiden mengetatiikasi dasar ilmu itu dahulu agar
proses ma’rifat di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa
fase yang tak dapat bisa dipisahkan dan di tinggalkan antara lain sebagai
berikut :
1.
Syariat
2.
Hakikat
3.
Tariakat
4.
Ma’rifat
B. Abitus ( struktur Kesadaran )
Struktur
kesadaran dari diri atau jiwa manusia di awali prilaku kita yang selalu
menemukan kontradiktif fikiran. terkadang kita dapat berfikir keras untuk
menemukan ilmu dalam berfikir praktis. Hal ini merupakan dilematis manusia dalam
mencapai keberhasilan berfikir dengan cara yang tidak mudah. karna harus ilmiah
dan terukur sehingga kajian-kajian terstruktur, mudah memahami untuk menemukan kerangka
berfikir yang solutif dan terukur.
C. Proses pembersihan jiwa
Proses
pembersihan jiwa adalah mekanisme ma’rifat melawan keberhalaan dan menuhankan
tuhan secara qolbiah dan lahiriah, penyatuan dari jasad ruh capaian penemuan
tuhan pada proses tingkat tertinggi, Sering kali pembersihan jiwa dilakukan
oleh hamba allah mensucikan diri dengan berbagai cara proses didunia seperti
ajaran sufiah pendekatan zikir dan
melepaskan kepentingan duniawi agar menemukan kebahagian hakiki.
D. Gagasan kitab
Mengkontruksikan
gagsan bentuk kitab suci sendiri memberikan suatu desain akal. melahirkan
pendapat argumen menemukan kebenaran, setelah otoritas tuhan telah di tutup di
ahkhiri dengan nabi muhammad saw, banyak pelaku perubahan berbagai golongan,
sehingga kehadiran beliau di anggap sebagai manusia yang pantas untuk di
tauladani dan dikuti dari petunjuk dan perilakunya semasa hidup beliau. ukiran
mazhab mencapai tuhan dan pengembaraan ilmu berbagai sistimatika baik itu
hadist. Dan alqurani pada penafsiran tertentu.
Bahkan
dperkembangan ilmu banyak menelurkan berbagai pola pendapat sampai dengan
pemikiran radikalisme pemikiran nabi-nabi baru, nabi baru yang dimaksud bukan
berarti keterwakilan tuhan tanpa dipilih, namun sikap manusia yang penuh noda
ini mempunyai watak sifat kenabian mengajarkan ilmu dan prilaku kerasulan,
kitab bisa ditafsirkan dijadikan sebagai pedoman, setelah ketiadaan nabi maka
muncullah kitab di fikiran yang melekat menerjemahkan ayat-ayat tuhan yang
tidak tertulis.
Secara
teknik kader dibentuk dengan pengkaderan retorika yang didahulukan untuk
mencapai kajian kritis ilmiah dan solutif, namun untuk mengasah kemampuan
menulis seringkali terkendala dan keterbatasan pengetahuan dari kader yang
telah di bentuk melaui proses bahtra dan sampai dengan advendt training,
pengiat dari pandang empiris bahwa menulis sangat di butuhkan setiap lembaga
yang berkutat di perjuangan dan pengkaderan karna sekaligus untuk melatih dan
mentransformasikan ilmu yang di pelajari agar tidak pengetahuan mengenai islam
berbentuk ilmiah.
Sehinggg
kita sebagai kaum cerdik pandai terkhususnya subangsih ilmu islam tidak lagi
menjadi pengutip pemulung ilmu apalagi plagiasi ilmu, kader hmi merujuk kepada
kekaryaan. tepologi taulandan senior kini banyak berkibmlat pemimpin berhasil
dalam bidang keahliaannya, ketika ada benturan yang sifatnya saklek dan berbau
perang fikiran terukur dan sitemik. Hal ini akan membentuk cerminan identitas kader
yang akan dinobatkan sebagai pelaku perubahan umat di dunia.
Ketika
tarikat aktivitas bertemu tuhan dengan proses ayat- ayat tuhan memerlukan
proses keilmuan tingkatan yang dilalui, kita harus menemukan fakta baru merubah
bangsa indonesia, karna diindonesia pengaruh media sosial, media cetak dan
visual banyak sekali issu-issu yang berkembang. permasalahan bersentuhan dengan
moral bangsa, kader hmi berfikir keras sebagai kader mujtahid, muabid, mujadid.
acuan untuk mengembangkan ilmu dan mengembara fikiran secara khasanah islam,
metodelogis islam, pola islam, tradisi islam. Proses ini akan memberikan
landasan sebagai pondasi, banyaknya pengetahuan jadikan referensi namun belum
tentu di terima oleh islam.
agensi
perubahan ditanamkan ruh-ruh perubahan
umat manusia, pada proses ruh yang subjektifitas akal ini mempunyai berbagai
unsur mutlak dari kelebihan di berikan oleh tuhan. Beberapa jenis ilmu lalu
kemudian mengkonfirmasikan ke kegiatan yang bermuara lembah kehancuran tersistim.
Perkembangan modern sekarang banyak mempunyai lembaga gerakan yaitu lembaga dengan
simbol-simbol islam, berupa wujud perjuangan, persoalan inilah sebagai benalu
gerakan islam dari perpecahan secara fikir.
E. Islam objektif dalam kesadaran
sosial
Islam
sangat objektif memandang semua sektor ekonomi, kepemimpinan, sosial, budaya
dan menjunjung tinggi toleransi disetiap perkembagnan peradaban nilai-nilai
islam . terkandung tidak subjektif dan mempuyai pondasi ykuat untuk mempertahankan
kebiasasaan dari islam itu sendiri, namun tidak berupa ritual-ritual saja
membangun tingkat ketaqwaan sebagai kader yang mempunyai identitas muslim.
F. Literatur dialitika islam dalam
menemukan kebenaran.
Dialitika
sering kali kita temui pada pakar ilmu semacam model tranformasi ilmu. Dalam
kontek ini jual beli keilmuan dapat dipatenkan, penerangan ilmiah dipandang
cenderung berdialitika hanya memakai senjata seni bahasa. agar islam tetap
terluas dan mempuyai kekuatan basis, terkadang menerima bantahan hujatan bahkan
makian untuk menjatuhkan agama islam sebagai fitnahan dari kepentingan luar.
1. Contoh lietaratur yang sangat
kontradiktif
·
Surat An nisa ( tentang poligami )
·
Surat al lail ayat 1-11
Memandang
dengan kontruksi sempit pada fakta statis akan mendangkalkan keberlangsungan
berfikir terbatas, karna diangkat sebagai skenario, settingan kepentingan pribadi, penemuan dari sikap
kenabian dianggap pengakuan. tidak bisa diindrawikan rasio ( akal ). Hanya saja
sturuk kesadaranlah dari anggapan kejelekan itu bisa membentuk temuan-temuan ilmu,
bahwa barangkali dianggap benar itu belum tentu benar, dan salah itu belum
tentu salah.
Perubahan
akan melakukan struktur tindakan ranah perubahan struktur kondisi baru atau
keadaan baru, gagasan diartikan yang membangun
besar haruslah dengan jatuh bangun dari perdebatan dan perbincangan
tentang maha ketuhanan, karna banyak di benturkan kondisi perkembangan
pengetahuan, padahal islam telah membentuk konturksi hak dan batil, kaya dan miskin, merupakan
kategori sosial.
2. Pendekatan mengkaji
islam
·
Konsep burhani
·
Konsep bayani
·
Konsep irvani
Memberikan
ruang untuk memahami konsep berfikir, tentu memakan waktu dalam perumusan
islam, maka dengan pendekatan gerakan
maka menjawab dari pertanyaan yang barangkali membentuk benang merah tak
terputus oleh kehakiman bertindak, meluruskan dari generasi penerus mempunyai
dasar berfikir berbagai sumber ilmu untuk membaca tanda-tanda tuhan, melakukan proses mengenal tuhan, sebut saja
bahwa konsep peran kepentingan individu dan kelompok tertentu.
3. Membangun gerakan
·
Individu
·
Massa kelompok
G. Menggapai ma’rifat
Ada
3 metode dengan konsep capaian menuju tuhan
1. potensi bangun
Potensi bangun dengan
arah ihlas, iman dan taqwa
2. potensi taqwa
Potensi taqwa dengan
arah sabar, syukur, dan ridho
3. potensi pendakian
Potensi pendakian
dengan arah taabul nafs, tafaqur, ryadoh, zikir.
Gapaian
ma’rifat sebagai pondasi penting mengatur soal keberhasilan kita untuk selalu
dibimbingan tuhan, kontek ini akan mengkontruksi nilai –nilai berfikir
berprilaku islam sejatinya muslim yang sebenarnya, amalan dari sebuah perjalan
mengenal tuhan memberikan suatu kebaikan berbagai sudut pandang kemaslatan umat,
apalagi di negara indonesia telah berupaya untuk membentuk generasi emas, namun
wujud kita temukan masih low class.
MAKALAH BELUM SELESAI
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih, Komentar dan saran...
Sukses Selalu