BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia mempunyai berbagai
olahraga bela diri yang beraneka ragam, baik olahraga dari luar maupun dari
dalam negeri. Dari mancanegara di Indonesia terdapat beberapa olahraga seni
bela diri yaitu seperti Karate, Judo, Aiki Do, Kempo dari Jepang, Taekwondo
dari Korea, Muang Thai dari Thailand, Wushu, Kungfu atau Wing Chun dari China,
ada pula Capoeira dari Brazil dan masih banyak lagi olahraga bela diri asing
yang telah berkembang pesat di Indonesia.
Di Indonesia juga terdapat olahraga
bela diri yang asli berasal dari kebudayaan bangsa, salah satu di antaranya
Pencak Silat. Pencak Silat merupakan salah satu budaya asli bangsa Indonesia.
Para pendekar dan para pakar Pencak Silat meyakini bahwa masyarakat Melayu
menciptakan dan menggunakan ilmu bela diri ini sejak masa prasejarah (Johansyah
Lubis, 2004). Pencak Silat memiliki keunikan dibandingkan dengan olahraga bela
diri lainya yakni terdapat empat pola dalam pertandingan Pencak Silat yaitu: 1)
sikap pasang, 2) pola langkah, 3) serang-bela, dan 4) kembali kesikap pasang. Keempat pola
tersebut merupakan satu kesatuan gerak yang membentuk suatu rangkaian gerak
sehingga menjadi pola gerak tertentu.
Pertandingan Pencak Silat memiliki
perbedaan dengan bela diri lain karena di dalamnya harus menampilkan sikap
pasang, pola langkah, serang-bela, dan kembali ke sikap pasang (Johansyah
Lubis, 2004). Di dalam kategori tanding teknik dasar yang digunakan adalah
pukulan depan , tendangan-tendangan tertentu, bantingan, guntingan, sapuan dan
ungkitan.Tendangan yang baik adalah tendangan yang sulit untuk dibaca,
dihindari, dibela maupun ditangkap oleh lawan. Namun semua tendangan tersebut
harus berdasarkan pada gerak dasar yang telah ada di dalam gerakan Pencak
Silat. Ada beberapa teknik tendangan dalam Pencak Silat yaitu tendangan depan,
tendangan samping atau tendangan T, tendangan belakang, tendangan busur
(tendangan sabit) dan masih banyak tendangan yang lainnya. Namun, hanya
beberapa tendangan yang digunakan dalam kategori tanding, yaitu tendangan
depan, tendangan samping atau tendangan T, tendangan belakang, dan tendangan
busur. Keempat tendangan ini merupakan tendangan yang sering digunakan dalam
pertandingan kategori laga.
Penulis berkeinginan mengkaji atau
menganalisis gerakan dasar tendangan dikarenakan tendangan merupakan gerak
dasar yang dominan di lakukan oleh para atlet, dan tendangan ini mempunyai
nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan pukulan meskipun masih ada gerakan
atau teknik lain yang lebih tinggi pointnya dalam pertandingan selain
tendangan, misalnya bantingan yang menghasilkan jatuhan sehingga atlet yang
menjatuhkan bisa memperoleh nilai tiga mutlak yang diberikan oleh semua juri,
namun bantingan itu tercipta karena adanya tendangan yang telah dilakukan oleh
lawan. Dengan demikian tendangan merupakan gerakan yang sangat dominan di dalam
pertandingan Pencak Sila, sehingga perlu adanya analisis gerakan agar gerakan
nantinya dapat efektif dan efisien dalam penerapannya. Analisis gerakan
tendangan nantinya menggunakan analisis biomekanika atau analisis gerakan tubuh
seorang atlet Pencak Silat.
Analisis biomekanika merupakan
suatu cara yang digunakan dalam mengkaji atau menganalisa suatu gerakan dalam
olahraga. Biomekanika berkaitan dengan ilmu yang mempelajari gerak tubuh,
sehingga sangat penting digunakan dalam menganalisa suatu gerakan agar efektif
dan efisien dalam menjalani suatu pertandingan. Tendangan dalam pencak silat
sangat penting, maka dari itu perlu adanya nalisa gerakan tendangan dalam
pencak silat agar lebih efekktif dan efisien. Penulis akan menganalisa salah satu
tendangan dalam pencak silat yaitu tendangan T, dan sebelum menganalisa perlu
kita ketahui lenih dahulu apa itu pencak silat,
gerakan dasar seperti apa, gerakan dasar dalam pencak silat apa saja dan
tendangan T seperti apa kemudian tahapan dalam pelaksanaannya seperti apa.
Dengan demikian penulis beranggapan
suatu keterampilan teknik dasar merupakan faktor yang terpenting dalam
pencapaian suatu prestasi. Meskipun masih banyak faktor-faktor yang lain tetapi
faktor keterampilan teknik dasar merupakan faktor utama dan terpenting didalam
pencapaian suatu prestasi., sehingga sangat penting dan perlu penulis dalam
makalah ini mengkaji dan menganalisis gerakan Tendangan T atau Tendangan
Samping pada pencak Silat agar dapat dilihat gerakan yang benar seperti pa agar
efektif dan efisien, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai pedoman untuk
berlatih dengan benar.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
di atas terdapat beberapa permasalahan
yang perlu adanya pembahasan antara lain:
1. Apakah
yang dimaksud dengan gerakan dasar?
2. Apa
sajakah gerakan dasar pencak silat?
3. Apakah
yang dimaksud denganTendangan T?
4. Bagaimana
tahapan dalam melaksanakan tendangan T?
C.
Tujuan
Dari rumusan dan latar belakang
diatas, maka penulis memiliki tujuan dalam menulis makalah ini antara lain:
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan gerakan dasar
2. Untuk
mengetahui macam-macam gerakan dasar pencak silat
3. Untuk
mengetahui tentang tendangan T
4. Untuk
mengetahu tahapan-tahapan dalam melaksanakan tendangan T
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Gerak
Dasar
Menurut Sudrajat Usli Lingling,
dkk, (2008) “teknik dasar merupakan keterampilan-keterampilan pokok yang harus
dikuasai untuk dapat berprestasi tinggi”. Sedangkan Luxbacher dalam Lingling,
dkk (2008) menjelaskan bahwa “teknik dasar ialah semua gerakan yang mendasari
permainan, dan dengan modal tersebut seseorang dapat bermain dengan baik atau
berlatih secara terarah”.
B.
Gerak
dasar Pencak Silat
1.
Pukulan
Dalam
olahraga pencak silat, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pukulan adalah
berbagai macam teknik serangan yang dilakukan dengan mempergunakan tangan
kosong sebagai komponennya. Pada prinsipnya segala teknik pukulan yang terdapat
dalam pencak silat (dalam bentuk apapun) boleh dipergunakan untuk menyerang
bagian-bagian tubuh lawan yang disahkan untuk diserang dalam upaya memperoleh
angka.
Dari
sekian banyak teknik pukulan yang terdapat dalam pencak silat, ternyata dalam
pelaksanaannya tidak semuanya dapat digunakan, dengan pertimbangan efisiensi
dan efektivitas serta keselamatan pesilat. Dalam pertandingan olahraga pencak
silat, teknik pukulan yang sering dipergunakan adalah pukulan depan, pukulan
sangkal/bandul, pukulan samping, dan pukulan melingkari
2.
Tendangan
Tendangan merupakan teknik dan
taktik serangan yang dipergunakan untuk jarak jangkau jauh dan sedang dengan
mempergunakan tungkai sebagai komponen penyerangan. Dalam olahraga pencak
silat, teknik tendangan yang masuk ke sasaran mendapat nilai 2.
Teknik-teknik
tendangan yang terdapat dalam pencak silat pada prinsipnya dapat dipergunakan
untuk menyerang dalam pertandingan olahraga pencak silat. Namun, sebagaimana
halnya dengan pukulan, tidak semua teknik dalam pencak silat olahraga
digunakan, berdasarkan efisiensi pelaksanaan teknik tendangan dan efektivitas untuk
memperoleh angka serta keselamatan pesilat yang melakukan tendangan tersebut.
Teknik tendangan yang digunakan pada pertandingan pencak silat olahraga antara
lain tendangan lurus, sabit, ”T”, belakang, jejag, dan gajul.
a.
Tendangan lurus (A).
Tendangan depan atau lurus adalah tendangan yang dilakukan dengan lintasan
lurus ke depan. Perkenaannya pada pangkal jari-jari kaki. Variasi dalam
pelaksanaan teknik ini antara lain dengan lompatan.
b. Tendangan sabit (B). Tendangan sabit
adalah tendangan yang dilakukan dengan lintasan dari samping melengkung seperti
sabit/arit. Perkenaannya pada punggung kaki. Tendangan ini dapat dilaksanakan
dalam posisi kaki berada di depan maupun di belakang dan dapat pula
divariasikan dengan lompatan.
c. Tendangan ”T” (C). Tendangan ”T”
adalah tendangan yang dilakukan dengan posisi tubuh menyamping dan lintasan
tendangan lurus ke samping. Perkenaannya adalah sisi bagian tajam telapak kaki,
telapak kaki, dan tumit. Banyak variasi dalam pelaksanaan tendangan ”T” ini,
antara lain ”T” jepret, ”T” gantung, dan ”T” lompat.
d. Tendangan jejag (D). Tendangan jejag adalah tendangan
yang dilaksanakan dengan posisi tubuh tegak dan lintasan lurus ke depan,
perkenaannya adalah tumit. Selintas tendangan ini mirip dengan tendangan depan,
namun terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya. Jika tendangan depan dilakukan
dengan melecutkan tungkai ke depan (seperti gerakan menusuk), sedangkan
tendangan jejag dilakukan dengan terlebih dahulu mengangkat lutut setinggi
mungkin kemudian mendorong tungkai ke depan sasaran.
e. Tendangan belakang (E). Tendangan
belakang adalah tendangan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memutar tubuh
dan sikap tubuh membelakangi lawan, dengan perkenaan pada telapak kaki atau
tumit.
f. Tendangan gajul (F). Tendangan gajul
perkenaannya pada tumit, sedangkan lintasannya adalah dari arah atas ke bawah.
3.
Tangkapan
Tangkapan
merupakan teknik dan taktik serangan pada jarak jangkau dekat dan sedang yang
dilaksanakan dengan menangkap salah satu komponen tubuh lawan untuk dilanjutkan
dengan bantingan, jatuhan, dan kuncian. Dari segi teknik, tangkapan dapat
dilaksanakan dari luar dan dari dalam, yang masing-masing disebut tangkapan
luar dan tangkapan dalam.
4.
Jatuhan
Jatuhan
adalah teknik dan taktik serangan pada jarak jangkau jauh dan sedang yang
dilaksanakan dengan menggunakan tungkai atau kaki untuk menjatuhkan lawan.
Teknik jatuhan ini dalam pencak silat lazim disebut dengan teknik sapuan.
Teknik ini dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a. Sapuan tegak
b. Sapuan rebah
c. Besetan
d. Guntingan
e. Sabetan
5.
Bantingan
Pengertian
bantingan adalah teknik dan taktik serangan pada jarak jangkau dekat yang
dilakukan dengan terlebih dahulu menangkap salah satu komponen tubuh lawan
untuk selanjutnya melalui proses mendorong atau menarik, lalu dihempaskan.
Dilihat dari titik tumpu penyangganya, bantingan dapat dilaksanakan dengan
sekurang kurangnya empat macam teknik, yakni bantingan tungkai, bantingan
pinggul, bantingan punggung, dan bantingan kaki.
C.
Tendangan
T
Tendangan T adalah sebutan lain
untuk macam tendangan dengan nama gerakan tendangan ke arah Samping. Dalam
bahasa Karate tendangan ini disebut sebagai Yoko-geri. Terdapat berbagai macam
variasi tendangan samping ini. Semua varian diatas, khususnya untuk permainan
atas, awalan boleh berbeda tetapi bentuk akhirnya sama yaitu seperti huruf T.
Kuda-kuda kokoh dan tegap, salah satu kaki ke depan dan sedikit di tekuk, kaki
yang di belakang lurus dan tumit kaki belakang sejajar dengan tumit kaki depan,
kedua tangan berada di depan dada dengan keadaan siap, pada saat akan melakukan
tendangan, kaki di angkat dengan rata-rata air dengan lutut di tekuk, Pada
dasarnya tendangan samping memakai tumit sebagai alat serang atau menggunakan
sisi luar telapak kaki atau ada yang menyebut sebagai pisau kaki.
D.
Pelaksanaan
tendangan T
Dalam
melakukan tendangan “T” atau samping ada 5 tahapan yaitu; awalan, ayunan,
kontak, gerakan lajutan, akhiran.
1.
Gerakan awalan. Yaitu gerakan perrpindahan berat badan ke
kaki tumpuan. Hal ini berguna untuk meningkatkan power saat terjadi kontak
2.
Gerakan ayunan. Ayunan tungkai ini menentukan arah sasaran.
Semakin sempit sudut ayunan maka semakin cepat sebuah gerakan. Dan semakin
besar sudut ayunan, semakin besar tenaga yang dihasilkan. Gerakan ayunan ini
harus diikuti dengan badan yang agar miring untuk memberikan kekuatan yang
maksimal serta diimbangi dengan gerakan tangan secukupnya.
3.
Kontak. Kontak ini adalah pertemuan kaki bagian luar dengan
sasaran. Kontak harus diikuti dengan dorongan untuk menimbulkan efek sakit.
4.
Gerakan lanjutan adalah gerakan dorongan bertujuan untuk
menimbukan efek cedera pada lawan.
5.
Gerakan akhiran. Gerakan ini dilakukan untuk menarik kembali
sehingga posisi tubuh menjadi stabil
E.
Analisis Tendangan T
Rubrik Penilaian,
KUISIONER
PENILAIAN
GERAKAN
DASAR PENCAK SILAT
TENDANGAN
“T”
Petunjuk Pengisian
:
1. Mohon di baca dan di pahami tiap pertanyaan atau indikator dalam lembar rubrik berikut serta diisi dengan
teliti,
lengkap dan
jujur.
2. Beri tanda cek (√) pada jawaban dari rubrik
penilaian di bawah
ini
yang paling sesuai.
Keterangan
:
4 = Sangat Tepat
3 = Tepat
2 = Tidak Tepat
1 = Sangat Tidak Tepat
No
|
Tahap
Gerakan
|
Indikator
|
Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Awalan
|
Sikap Tubuh menghadap lurus kedepan
kaki dibuka selebar bahu dan ditekuk sedikit
|
|
|
|
|
2
|
Ayunan
|
Kaki kiri maju kedepan
|
|
|
|
|
Kaki kanan diangkat dengan sudut 450
dan memutar badan menghadap ke samping
|
|
|
|
|
||
Kaki ditendangkan lurus dengan sudut antara
kaki untuk menendang dan kaki tumpuan 1150 perkenaan pisau kaki, kemudian untuk sudut
tumpuan kaki 1610
|
|
|
|
|
||
Posisi Tubuh miring saat menendang
dengan sudut 1250
|
|
|
|
|
||
Tangan kanan lurus kebawah menutup
kelamin dan tangan kiri rapat depan dada
|
|
|
|
|
||
3
|
Kontak
|
Perkenaan pada kaki bagian luar atau
pisau kaki
|
|
|
|
|
4
|
Lanjutan
|
Dorongan kaki atau panggul
|
|
|
|
|
5
|
Akhiran
|
Kaki ditarik kembali setelah menendang
dengan sudut 450
|
|
|
|
|
Saat ditarik tangan tetap seperti saat
melakukan Tangan kanan lurus kebawah menutup kelamin dan tangan kiri rapat
depan dada
|
|
|
|
|
||
Posisi kembali seperti awal menghadap
kedepan lurus kaki dibuka selebar bahu dan tangan disamping
|
|
|
|
|
Keterangan:
Kriteria nomor 1 (Awalan)
Nilai
4. Jika dapat melakukan awalan dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai
3. Jika dapat melakukan awalan namun masih ada sedikit yang kurang seperti
sudutnya
Nilai
2. Jika dapat melakukan awalan namun masih ada banyak yang kurang
Nilai
1. Jika tidak dapat melakukan awalan dengan benar
Kriteria nomor 2 (Ayunan)
Nilai
4. Jika dapat melakukan ayunan dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai
3. Jika dapat melakukan ayunan namun masih ada sedikit yang kurang seperti
sudutnya
Nilai
2. Jika dapat melakukan ayunan namun masih ada banyak yang kurang
Nilai
1. Jika tidak dapat melakukan ayunan dengan benar
Kriteria nomor 3 (Kontak)
Nilai
4. Jika dapat melakukan kontak dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai
3. Jika dapat melakukan kontak namun masih ada sedikit yang kurang seperti
sudutnya
Nilai
2. Jika dapat melakukan kontak namun masih ada banyak yang kurang
Nilai
1. Jika tidak dapat melakukan kontak dengan benar
Kriteria nomor 4 (Lanjutan)
Nilai
4. Jika dapat melakukan lanjutan dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai
3. Jika dapat melakukan lanjutan namun masih ada sedikit yang kurang
Nilai
2. Jika dapat melakukan lanjutan namun masih ada banyak yang kurang
Nilai
1. Jika tidak dapat melakukan lanjutan dengan benar
Kriteria nomor 5 (Akhiran)
Nilai
4. Jika dapat melakukan akhiran dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai
3. Jika dapat melakukan akhiran namun masih ada sedikit yang kurang
Nilai
2. Jika dapat melakukan akhiran namun masih ada banyak yang kurang
Nilai
1. Jika tidak dapat melakukan akhiran dengan benar
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =
X 100
Jumlah skor maksimal
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
uraikan pendahuluan dan pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa pencak
silat merupakan salah olahraga beladiri di dunia yang berasal dari Indonesia.
Pencak silat memiliki perbedaan dengan
beladiri lainnya karena pencak silat memiliki gerak dasar yang banyak dan tidak
dimiliki beladiri lainnya. Gerak dasar sendiri merupakan keterampilan dasar
yang dimiliki oleh seorang atlet untuk mendapatkan prestasi yang maksimal.
Gerak dasar pencak silat antara lain pukulan, tendangan, bantingan, dan lain-lain.
Dari beberapa gerak dasar dalam pencak silat, penulis menganalisa tendangan T.
Tendangan T merupakan salah satu macam dari gerak dasar tendangan. Analisis
biomekanika dari tendangan T antara lain awalan, ayunan, kontak, gerak lanjutan
dan gerak akhir. Analisis digunakan untuk meningkatkan gerak yang efektif dan
efisien sehingga hasil yang diperoleh maksimal.
Saran
Dari kesimpulan diatas maka saran yang
diberikan pada makalah ini adalah tentunya meningkatkan keterampilan teknik
dasar khususnya teknik dasar yang masih rendah dan mempertahankan teknik dasar
yang sudah baik dalam tendangan T. Kemudian apabila yang memiliki gerakan dasar
yang tertinggi maka gerak dasar tendangan tersebut adalah senjata ampuh bagi
seorang altet pencak silat, sudah selayaknya teknik dasar tersebut untuk
dikembangkan lebih baik lagi dalam proses latihan agar mendapatkan hasil yang
lebih maksimal. Selanjutnya selain pengembangan teknik dasar dalam latihan,
pengembangan unsur – unsur mental dan motivasi atlet juga harus diperhatikan
perkembangannya agar kualitas dalam mencapai prestasi puncak lebih terarahkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Lubis
Johansyah. (2004). Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Usli
Lingling, Enteng Hermanu, dan Iman Imanudin. (2008). Bandung: Pelatihan Cabang
Olahraga Sepak Bola. Jurusan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidkan
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
____________.
(2015). Biomekanika Olahraga Pencak Silat. Jakarta: __________. Diakses dari www.mediabelajarblog.com pada
tanggal 8 April 2016 pukul 14.12
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih, Komentar dan saran...
Sukses Selalu