BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taekwondo merupakan olahraga yang
ada di indonesia, dan seringkali di pertandingkan di even besar sampai dengan
tingkat internasional. Taekwondo olahraga beladiri terdepan di prestasi
olahraga yang mengangakat nama baik indonesia. Melahirkan patriot bangsa dengan
kebanggaan sang merah putih, atas nama mengharumkan kedaulatan negara. Olahraga
taekwondo terkenal elit dari meskipun produk luar negara dan bukan hasil dari
budaya indonesia seperti silat. Namun lahirnya olahraga taekwondo juga
memberikan jasa kepada negara indonesia untuk berkerja sama dengan pihak luar.
Taekwondo olahraga beladiri telah
menyebar di berbagai wilayah diindonesia. Dan dipakai dalam pendidikan ilmu
keolahragaan. Sehingga keterampilan gerak dalam taekwondo merupakan hal yang
sangat penting untuk selalu dilatihkan. Namun demikian, cara melatihnya harus
dibedakan berdasarkan usia maupun tingkatan, baik itu pemula maupun tingkat
lanjut dari jenjang pendidikan. Karena kompleksitas gerakan akan berbeda-beda
dari setiap tingkatan sabuk. Dimulai dari gerakan-gerakan dasar yang sederhana
hingga ke gerakan-gerakan yang lebih kompleks.
Mengajarkan keterampilan gerak juga
harus dipertimbangkan berdasarkan usia, misalnya saja melatih anak usia dini
dengan usia remaja atau dewasa, tentu akan berbeda. Pada anak usia dini lebih
diarahkan ke latihan gerak secara multilateral, kendati latihan-latihan khusus
taekwondo juga diajarkan tetapi tidak boleh terlalu diforsir. Karena jika lebih
dominan mengajarkan latihan-latihan khusus taekwondo dan mengabaikan latihan
gerak multilateral, maka dikhawatirkan anak akan mengalami spesialisasi dini. oleh karna itu, pentingnya seorang pelatih untuk mengetahui
perkembangan motorik, sehingga bisa memberikan gerakan yang indah dengan metode
latihan yang cukup dan variatif dari teknik, taktik, strategi. Untuk persiapan
kegiatan aktivitas taekwondo. Hal ini diperlukan analisis mana gerakan yang
efektif dan efisien, sehingga kita dapat menentukan gerakan yang baik untuk keterampilan.
Pembelajaran biomekanika adalah salah satu cabang ilmu olahraga yang
mempelajari analisis gerakan.
Gerakan yang sering dilakukan dari
cabang olahraga untuk mendalaminya memerlukan fungsi tersendiri dari seni
gerakan seperti tendangan, pukulan, bantingan. Di biomekanikan kita mencoba
untuk menganalisis gerakan tendangan. Ada beberapa bahagian terpenting untuk
melakukan gerakan taekwondo. Makalah ini mengupas tuntas untuk menganalisis
gerakan tendangan tekwondo, supaya kita menverifikasikan mana gerakan yang
pantas dilakukan dan mana gerakan yang tidak harus di lakukan oleh seorang
atlit dari cabang taekwondo.
Selain itu pembelajaran motorik juga
amat diperlukan agar sedari awal bisa mengajarkan gerakan-gerakan dasar yang
benar, sehingga diharapkan anak latih dapat mempelajari gerakan atau teknik
selanjutnya dengan benar pula. Karena apabila dari awal gerak dasar sudah
salah, maka sangat mungkin dalam mempelajari teknik-teknik tingkat lanjut yang
lebih kompleks akan mengalami kesulitan dan juga kesalahan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penulisan
makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud saja dasar
gerakan taekwondo?
2. Bagaimanakah gerakan tendangan bila
mana di analisis menggunakan Ilmu Biomekanika Olahraga?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengenalkan olahraga taekwondo untuk dianalisis dalam biomekanika.
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
Bagi Mahasiswa
Dapat menganalisis bersama gerakan tendangan taekwondo dengan mamakai
ilmu Biomekanika Olahraga.
2.
Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah
Diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan penulis, mahasiswa dalam menganalisis Gerakan Tendangan taekwondo
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1. Asal Mula Taekwondo
Pada dasarnya manusia mempunyai
insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja
maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam
tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya, tanpa
menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain
untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara
alamiah mengembangkan teknik - teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat
kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk
menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik
seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual.
Manusia mempelajari teknik - teknik
bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh - musuhnya. Inilah yang
diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana
pada masa lampau dikenal sebagai 'Subak" , "Taekkyon", "
Takkyon" , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung
Korea, ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri
pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain,
ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk
dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam
militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat
terpandang.
Menurut catatan , kelompok ksatria
muda yang terorganisir seperti " Hwarangdo" di Silla dan
"Chouisonin " di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri
sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang
seni beladiri yang disebut " Muye Dobo Tongji " menyebutkan : "
( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri,
yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan
tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat
menghadapi situasi yang kritis, berarti (Taekwondo) dapat digunakan setiap saat
".
Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392
Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon
berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi
ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk
membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi
untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan
pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan
dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan.
Raja - raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang
disebut "Subakhui", yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan
ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika
penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan
beladiri berkurang jauh.
Pada masa modern Korea , saat
Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman
penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo
pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah
yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan
dalam ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni
beladiri. Kemudian, saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun
1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan
memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri.
Seputar periode ini, terbit sebuah
buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo - Tonji, yang
memuat gambar - gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap (
Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun
tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat
ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu
pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang
semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea.
Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master
beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.
Seiring dengan kemerdekaan Korea
dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai
bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri
. Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan
beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka
dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat
berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi
nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association (KTA) pada tanggal 5 Agustus
1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council.
Pada era tahun 1965 sampai 1970-an
, KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk
berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar
dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh
Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi.
Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian
Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia.
Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional
Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal
ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia.
Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan
pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan
dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk
meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka
Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya
bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar
Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo,
Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional.
Pada 28 Mei 1973, The World
Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara
anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh
penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan
Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan
diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia, dan Taekwondo telah
dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah
dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do)
adalah olahraga bela
diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga
nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia
dan juga dipertandingkan di Olimpiade. Taekwondo di Indonesia semakin
populer sejak dipromosikan secara besar-besaran oleh Saseong Nim Daxon Joetandi
(Dan VII Kukkiwon), seorang bankir profesional yang terkenal sebagai pemegang
sabuk hitam termuda di Indonesia sejak berumur 7 tahun.
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti
"menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti
"tinju"; dan Do
berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat
diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau
"jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo
telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak
seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela
diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
B. Materi Taekwondo
Materi dalam berlatih beladiri
Taekwondo ada tiga materi yang semuanya harus di pelajari secara kontinyu.
Adapaun tiga materi tersebut adalah :
a. Poomsee
atau rangkaian jurus adalah
rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan
melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram
rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat
dan cara pandang bangsa korea.
b. Kyukpa atau teknik pemecahanbenda
keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran atau
obyek benba mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek
sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan
lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan
tusukan jari tangan.
c. Kyoruki atau pertarungan adalah
latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang
yang bertarung saling mempraktekan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
C. TAEKWONDO
BASIC
Gerakan dasar Tae Kwon Do (Ki Bon Do
Jak) terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan.
Dasar-dasar Tae Kwon Do terdiri atas 5 komponen, yaitu:
1. Keupso
(bagian tubuh yang menjadi sasaran), terdiri atas :
- Eolgol (bagian atas/kepala/muka)
- Momtong (bagian tengah/badan)
- Arae (bagian bawah tubuh)
2. Bagian
tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan, terdiri atas:
- Jumeok (kepalan), yaitu Deung-Jumeok (punggung kepalan), Me-Jumeok (kepalan palu), Pyon-Jumeok, Bam-Jumeok, Jipke-Jumeok.
- Son (tangan), yaitu Sonnal (pisau tangan), Sonnal-Deung, Batang-Son (telapak tangan), Pyon-Jumeok, Pyonson-Keut dengan variasi Pyonson-Keut Sewo Chireugi, Pyonson-Keut Upeo Chireugi, Jechin-Pyonson-Keut, Gawison Keut, Ageum Son.
- Palmok (lengan), yaitu An Palmok (lengan bagian dalam), Bakkat Palmok (lengan bagian luar) , Deung Palmok, Mit Palmok.
- Palgup (siku).
- Dari (kaki bagian atas) yaitu Mureup / lutut dan Jeonggang Wi / tulang kering, dan
- Bal (kaki bagian bawah), yaitu Ap chuk (ujung depan telapak kaki), Dwitchuk (telapak kaki bagian belakang), Dwikumchi (tumit), Baldeung (punggung kaki), Balnal Deung, Balbadak (telapak kaki bagian dalam), Balkkeut, Balnal (pedang telapak kaki).
3. Seogi
(sikap kuda-kuda), yang terdiri dari 3 sikap kuda-kuda pokok yaitu:
a. Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka), terdiri atas :
- Pyeonhi Seogi (sikap kuda-kuda rileks)
- Charyeot Seogi (sikap kuda-kuda bersiap)
- Naranhi Seogi (sikap kuda-kuda sejajar).
- Juchum Seogi (sikap kuda-kuda duduk).
- Ap Seogi (sikap kuda-kuda jalan pendek).
- Ap Kubi Seogi (sikap kuda-kuda jalan panjang).
- Dwit Kubi Seogi (sikap kuda-kuda kuda-kuda L).
- Beom Seogi (sikap kuda-kuda harimau).
- Hakdari Seogi (sikap kuda-kuda satu kaki)
b. Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup), terdiri atas Moa Seogi dan Koa
Seogi (sikap kuda-kuda kaki menyilang).
c. Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus), terdiri atas Kibon Junbi Seogi
(sikap kuda- kuda siap), Bojumeok Junbi Seogi (sikap
kuda-kuda siap dengan menutup kepalan).
4. Makki
(tangkisan), berbagai macam tangkisan diantaranya yaitu:
- Arae Makki (tangkisan ke bawah)
- Eolgol Makki (tangkisan ke atas)
- Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)
- Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)
- Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)
- Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan)
- Kawi Makki (tangkisan menggunting)
- Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan)
- Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar)
- Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah)
- Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar
5.
Kongkyok Kisul (teknik serangan), terdiri atas:
a. Jereugi (pukulan), yaitu :
- Momtong Jireugi (pukulan lurus ke depan, sasaran tengah / ulu hati).
- Yeop Jireugi (pukulan lurus ke samping).
- Dangkyo Teok Jireugi (pukulan ke rahang sambil menarik).
- Du Jumeok Jecho Jireugi (pukulan ganda mengait ke atas).
- Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
- oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)
b. Chigi (sabetan), yaitu :
- Han Sonnal Mok Chigi (sabetan tunggal dengan pisau tangan)
- Jebipoom Mok Chigi (sabetan dari lura ke dalam dibarengi tangkisan pisau tangan ke arah atas)
- Me Jumeok Naeryo Chigi (sabetan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking)
- Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (sabetan depan menggunakan bonggol atas kepalan dengan sasaran atas)
- Palkup Dollyo Chigi (sabetan memutar dengan siku tangan)
- Palkup Pyojeok Chigi (sabetan siku tangan dengan sabetan sasaran/target terpegang)
- Mureup Chigi (sabetan yang menggunakan lutut)
- Deung Jumeok Bakkat Chigi (sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan).
c.
Chireugi (tusukan), yaitu :
- Pyeonson Keut Sewo Chireugi (tutuksan dengan telapak tangan tegak)
- Kawison Keut Chireugi (tusukan dengan 2 jari ke arah mata)
d.
Chagi (tendangan), yaitu :
- Ap Chagi (tendangan depan)
- Dollyo Chagi (tendangan serong/memutar kesamping)
- Yeop Chagi (tendangan samping)
- Dwi Chagi (tendangan belakang)
- Naeryo Chagi (tendangan menurun/mencangkul)
- Twio Yeop Chagi (tendangan Yoep Chagi dengan melompat)
- Dwi Huryeo Chagi (tendangan balik dengan mengkait)
- Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat)
- Twio Ap Chagi
- Twio Dwi Chagi, lompat ditempat berbalik kebelakang, menyodok kearah perut
D. Analisis Biomekanika
a)
Titik Berat
Pelaksanaan tendangan ap-chagi
merupakan salah satu gerakan yang cukup kompleks dalam taekwondo. Dalam
teorinya letak titik berat selalu berubah sesuai dengan sikap, dan sangat
menentukan terhadap teknik gerak. Titik berat adalah titik dimana gaya berat.
Dapat juga dikatakan bahwa titik berat adalah titik yang mewakili berat dari
benda atau tubuh (Soedarminto, 1992: 149-151).
b)
Keseimbangan
Salah satu keterampilan yang sangat penting
dalam olahraga adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam
berbagai macam posisi karena akan menentukan hasil akhir setiap gerak yang
dilakukan (Putut, 1998: 46). Menurut Soedarminto (1992: 152-153) stabilitas
yang dimaksud di sini adalah tingkat keseimbangan. Semua objek yang diam
dikatakan dalam keadaan seimbang. Semua gaya yang bekerja padanya seimbang,
jumlah gaya-gaya linear yang bekerja sama dengan nol dan jumlah semua momen
sama dengan nol. Tetapi, tidak semua objek yang diam memiliki stabilitas yang
sama. Jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek itu cenderung untuk
kembali pada posisi semula, maka objek itu dalam keadaan seimbang stabil atau
seimbang mantap.
Keseimbangan yang stabil terjadi apabila
sebuah objek diletakkan sedemikian sehingga usaha untuk mengganggunya harus
mengangkat titik beratnya. Dengan demikian objek tersebut cenderung jatuh
kembali ketempat semula. Bila untuk menggulingkannya, makin tinggi titik
beratnya harus diangkat makin stabil keseimbangannya. Batu bata yang terletak
pada sisinya yang luas lebih stabil daripada berdiri pada sisi ujungnya sebab
titik beratnya harus diangkat lebih tinggi untuk menggulingkannya.
Keseimbangan yang tidak stabil atau goyah
terjadi bila hanya dibutuhkan dorongan sedikit untuk merobohkan objek. Hal ini
terjadi bila titik berat jatuh pada titik yang lebih rendah jika objek itu
diangkat. Jenis keseimbangan yang ketiga disebut keseimbangan netral, dan
terjadi bila titik berat tidak lebih tinggi atau lebih rendah bila digerakkan.
Sebuah bola yang terletak di meja dalam keadaan seimbang netral. Objek dalam
keadaan seimbang netral dapat diam pada setiap posisi tanpa perubahan tingginya
titik berat. Jika mendapat sedikit dorongan objek itu tidak akan jatuh ke
belakang atau ke depan.
Pada saat
gerak tendangan Ap-Chagi posisi keseimbangan termasuk dalam bagian keseimbangan
yang baik pada posisi kuda-kuda tegap. Karena tumpuan pelaksanaan gerak serang
pada satu kaki . Pemain akan selalu memperoleh keseimbangan baru dalam setiap
perubahan gerak yang terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
(keseimbangan tubuh) adalah 1) Tingginya titik berat, 2) Letak garis berat, 3)
Luas dasar penumpu, 4) Massa objek, 5) Gesekan, 6) Posisi segmen-segmen badan,
7) Penglihatan dan psikologis, dan 8) Fisiologis (Soedarminto 1992: 301-307).Selain
itu, lutut ditekuk dan badan dipersempit dengan tujuan untuk memperkecil luas
tubuh agar badan dapat dengan mudah didorong ke depan dan keseimbangan dapat
tercapai. Setiap individu mempunyai gerakan berbeda dalam keadaan ini.
c)
Stabilitas dan Mobilitas
Beberapa cabang olahraga ternyata tidak
hanya memerlukan stabilitas saja, sebalikya ada aktivitas yang silih berganti
membutuhkan stabilitas dan mobilitas sekaligus. Suatu saat harus stabil dan
dalam fraksi persekian detik harus mobil. Terutama dalam cabang olahraga taekwondo,
salah satu contohnya tendangan Ap-Chagi dan sangat di butukan akan stabilitas
dan mobilitas secara berurutan (Imam Hidayat, 2003 : 53). Salah satu contoh
posisi kaki pada atlet bela diri adalah pada saat sikap sedia (kuda-kuda) hanya
sesaat dengan posisi kaki yang selalu berpindah – pindah tumpuan, dengan lutut
yang ditekuk sedikit oleh karena harus bergerak, dan tumpuan ada pada telapak
kaki oleh karena harus tetap stabil.
d)
Gaya
Setiap ada perubahan keadaan dari diam
ke gerak atau dari gerak ke diam pasti ada sebab atau pengaruh. Oleh karenanya
dapat dikatakan pengaruh atau sebab adalah sesuatu yang mengubah keadaan.
Pengaruh itu tidak lain adalah gaya (Soedarminto, 1992: 77). Gaya adalah
besaran yang mempunyai arah maka tergolong dalam besaran vektor (Putut, 1998:
26). Melakukan gerakan tendangan Ap-Chagi dalam taekwondo tau semua aktiviatas
sehari-hari mutlak memerlukan gaya dari dalam tubuh yang berupa gaya kontraksi
otot atau kekuatan (strength).
Hukum I Newton berbunyi ”Bila resultan
gaya yang bekerja pada benda nol atau tidak ada gaya yang bekerja pada benda,
benda itu diam (tidak bergerak) atau akan bergerak lurus beraturan”. Resultan
gaya adalah jumlah gaya yang bekerja pada benda (Putut, 1998: 26). Dalam tendangan
Ap-Chagi memberikan gaya pada tendangan sehingga memberikan gerakan tolakan.
Hukum Newton II Berbunyi “ Jika
Resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama dengan nol maka benda
akan mengalami percepatan” Besar percepatan sebanding dengan besar gaya total
dan berbading terbalik dengan massa benda. Semakin besar gaya, semakin besar
kecepatan. Hukum Newton II digunakan takwondo saat tendangan terjadi, yaitu
semakin besar gaya yang dikeluarkan seorang pada tendangan Ap-chaginya, maka
semakin besar juga percepatan yang dihasilkan dan semakin dahysat tendangan
Ap-Chaginya.
Pada Hukum III Newton berbunyi: ”Bila
dua benda berinteraksi, gaya yang diadakan oleh benda yang satu kepada benda
yang lain sama besarnya dan berlawanan arahnya” sering disebut hukum
aksi-reaksi, terjadi setelah melakukan gerakan tendangan Ap-Chagi tubuh akan
sedikit tertarik ke belakang akibat dari aksi yang dilakukan yaitu penendang
Ap-Chagi.
E. Analisis Biomekanika dengan
tendangan Tendangan Ap Chagi.
Ap Chagi : Tendangan ke arah depan, dengan
sasaran perut ataupun bagian kepala,
Rubrik Penilaian,
KUISIONER
PENILAIAN
GERAKAN DASAR
TENDANGAN TAEKWONDO
TENDANGAN “T”
Petunjuk Pengisian
:
1. Mohon di baca dan di pahami tiap pertanyaan atau indikator dalam lembar rubrik berikut serta diisi dengan
teliti,
lengkap dan
jujur.
2. Beri tanda cek (√) pada jawaban dari rubrik penilaian di bawah ini yang paling sesuai.
Keterangan
:
4 = Sangat Tepat
3 = Tepat
2 = Tidak Tepat
1 = Sangat Tidak Tepat
No
|
Tahapan
|
Indikator
|
Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Awalan
|
Sikap Tubuh menghadap lurus kedepan kaki dibuka kuda-kuda
seper4
|
|
|
|
|
2
|
Ayunan
|
Kaki kanan maju kedepan
|
|
|
|
|
Kaki ditendangkan lurus dengan sudut antara kaki
untuk menendang dan kaki tumpuan lurus keatas
|
|
|
|
|
||
Tangan kanan lurus membentuk huruf dengan sikap
tegap
|
|
|
|
|
||
3
|
Akhiran
|
Kaki ditarik kembali setelah menendang dengan posisi semua
kuda-kuda 1/4
|
|
|
|
|
Keterangan:
Kriteria nomor 1 (Awalan)
Nilai 4. Jika dapat melakukan awalan dengan
benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan awalan namun
masih ada sedikit yang kurang seperti sudutnya
Nilai 2. Jika dapat melakukan awalan namun
masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan awalan
dengan benar
Kriteria
nomor 2 (Ayunan)
Nilai 4. Jika dapat melakukan ayunan dengan
benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan ayunan namun
masih ada sedikit yang kurang seperti sudutnya
Nilai 2. Jika dapat melakukan ayunan namun
masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan ayunan
dengan benar
Kriteria
nomor 3 (Kontak)
Nilai 4. Jika dapat melakukan kontak dengan
benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan kontak namun
masih ada sedikit yang kurang seperti sudutnya
Nilai 2. Jika dapat melakukan kontak namun
masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan kontak
dengan benar
Kriteria
nomor 4 (Lanjutan)
Nilai 4. Jika dapat melakukan lanjutan dengan
benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan lanjutan namun
masih ada sedikit yang kurang
Nilai 2. Jika dapat melakukan lanjutan namun
masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan lanjutan
dengan benar
Kriteria
nomor 5 (Akhiran)
Nilai 4. Jika dapat melakukan akhiran dengan
benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan akhiran namun
masih ada sedikit yang kurang
Nilai 2. Jika dapat melakukan akhiran namun
masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan akhiran
dengan benar
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =
X 100
Jumlah skor maksimal
Hasil Analisis Tendangan Dolly Ap-Chagi (
Teakwondo )
1. Sikap Awalan
2. Sikap Ayunan
3. Sikap Akhiran
4. Sikap Kembali Ketempat.
1.
Data anak dan Lokasi
Nama
anak : Indra Dewana
Umur : 20 tahun
Lokasi : Perumahan banteng
Pendidikan :
Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ), Calon Mahasiswa.
No
|
Tahapan
|
Indikator
|
Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Awalan
|
Sikap Tubuh menghadap lurus kedepan kaki dibuka kuda-kuda
seper4
|
|
|
|
|
2
|
Ayunan
|
Kaki kanan maju kedepan
|
|
|
|
|
Kaki ditendangkan lurus dengan sudut antara kaki
untuk menendang dan kaki tumpuan lurus keatas
|
|
|
|
|
||
Tangan kanan lurus membentuk huruf dengan sikap
tegap
|
|
|
|
|
||
3
|
Akhiran
|
Kaki ditarik kembali setelah menendang dengan posisi semua
kuda-kuda 1/4
|
|
|
|
|
Jumlah
Skor Maksimal
|
|
Penilaian Psikomotorik = Jumlah
Skor Yang Diperoleh : 4
15:4 = 3,75
“Menurut hasil
Analisis bahwa tendengan Dolly Ap-Chagi sangat kurang sekali, dari setiap
gerakan dari Awalan, Ayunan, dan Akhiran posisi Semua”.
Keterangan
:
• Mendapat nilai Sangat Baik, jika skor
antara = 9,1 – 10
• Mendapat nilai Baik, jika skor antara = 8,0 – 9.0
• Mendapat nilai Cukup, jika skor antara = 7,0 – 7,9
• Mendapat nilai Kurang, jika skor antara = 6,0 – 6,9
• Mendapat nilai Kurang Sekali, jika skor
antara = Kurang dari 6,0
BAB III
KESIMPULAN
Taekwondo adalah salah satu seni bela diri
tradisional Korea yang paling sistematis dan ilmiah, yang mengajarkan lebih
dari keterampilan pertempuran fisik. Ini adalah disiplin yang menunjukkan cara
meningkatkan semangat dan kehidupan melalui pelatihan tubuh dan pikiran kita.
Taekwondo berasal dari 3 suku kata, yaitu “tae” artinya kaki / menghancurkan
dengan tendangan, “kwon” artinya tangan / memukul atau bertahan dengan tangan
kosong, dan “do” artinya cara / metode. Jadi secara keseluruhan Taekwondo
adalah “suatu cara atau metode untuk menghancurkan dan bertahan dengan
menggunakan kaki dan tangan”.
Cabang Taekwondo yang sekarang dipertandingkan ada
dua macam, yaitu kyurugi (body contact) dan poomse (jurus). Dalam Taekwondo
tidak hanya menekankan latihan atau pengembangan teknik saja, melainkan
pengembangan latihan mental dan juga karakter yang terkandung didalam bela diri
Taekwondo.
DAFTAR
PUSTAKA
Hariono, Awan. 2011. “Metode Melatih Teknik dan Taktik dalam Taekwondo”. Diakses dari situs http://staff.uny.ac.id/dosen/awan-hariono-mor pada tanggal 3 Januari 2013, pukul 16.04 WIB.
Sukamti, Endang Rini. 2011. Diktat Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK UNY
Tirtawirya, Devi. 2005. Metode Melatih Teknik dan Taktik Taekwondo. Yogyakarta: FIK UNY.
Zuhri Mulya, T. I., & Gunawan, S. (2008).
Competition Rules dan Interpretation World Taekwondo Federation.
Anneahira. (2010). Taekwondo. Dipetik 12 09, 2011,
dari www.anneahira.com/taekwondo.htm
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih, Komentar dan saran...
Sukses Selalu