Labels

Tuesday, 14 June 2016

Hasil Analisis Tendagan AP Chagi Taekwondo - Biomekanika





ANALISIS BIOMEKANIKA
GERAK DASAR OLAHRAGA TAEKWONDO TENDANGAN AP-CHAGI
BERSERTA HASIL ANALISIS
MATA KULIAH : BIOMEKANIKA

Pembimbing : Dr. Ria Lumintuarso, M.Si


ABSTRAK
Secara umum tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan analisis tendangan taekwondo dengan kajian ilmu biomekanika . secara teknik dari berbagai tendangan dengan mengambil satu tendangan teakwondo lalu kemudian di analisis. Taekwondo berkembang pesat dinusantara dilihat dari sejarah hingga kini.
Untuk menguji kefektivitasan pengembangan model tendangan ini dapat dilihat dari data psikomotorik dan hasil tes kemampuan tendangan taekwondo nanti setelah di analisis dengan mempraktekkan dengan gaya gerakan tendangan.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (berbagai macam tendangan yang ada di taekwondo mempunyai kegiatan penting dalam olahraga untuk digunakan dalam olahraga beladiri
Kata Kunci : sejarah taekwondo, macam-macam gerakan taekwondo, analisis biomekanika tendangan.







BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Taekwondo merupakan olahraga yang ada di indonesia, dan seringkali di pertandingkan di even besar sampai dengan tingkat internasional. Taekwondo olahraga beladiri terdepan di prestasi olahraga yang mengangakat nama baik indonesia. Melahirkan patriot bangsa dengan kebanggaan sang merah putih, atas nama mengharumkan kedaulatan negara. Olahraga taekwondo terkenal elit dari meskipun produk luar negara dan bukan hasil dari budaya indonesia seperti silat. Namun lahirnya olahraga taekwondo juga memberikan jasa kepada negara indonesia untuk berkerja sama dengan pihak luar.

Taekwondo olahraga beladiri telah menyebar di berbagai wilayah diindonesia. Dan dipakai dalam pendidikan ilmu keolahragaan. Sehingga keterampilan gerak dalam taekwondo merupakan hal yang sangat penting untuk selalu dilatihkan. Namun demikian, cara melatihnya harus dibedakan berdasarkan usia maupun tingkatan, baik itu pemula maupun tingkat lanjut dari jenjang pendidikan. Karena kompleksitas gerakan akan berbeda-beda dari setiap tingkatan sabuk. Dimulai dari gerakan-gerakan dasar yang sederhana hingga ke gerakan-gerakan yang lebih kompleks.

Mengajarkan keterampilan gerak juga harus dipertimbangkan berdasarkan usia, misalnya saja melatih anak usia dini dengan usia remaja atau dewasa, tentu akan berbeda. Pada anak usia dini lebih diarahkan ke latihan gerak secara multilateral, kendati latihan-latihan khusus taekwondo juga diajarkan tetapi tidak boleh terlalu diforsir. Karena jika lebih dominan mengajarkan latihan-latihan khusus taekwondo dan mengabaikan latihan gerak multilateral, maka dikhawatirkan anak akan mengalami spesialisasi dini.
oleh karna itu, pentingnya seorang pelatih untuk mengetahui perkembangan motorik, sehingga bisa memberikan gerakan yang indah dengan metode latihan yang cukup dan variatif dari teknik, taktik, strategi. Untuk persiapan kegiatan aktivitas taekwondo. Hal ini diperlukan analisis mana gerakan yang efektif dan efisien, sehingga kita dapat menentukan gerakan yang baik untuk keterampilan. Pembelajaran biomekanika adalah salah satu cabang ilmu olahraga yang mempelajari analisis gerakan.

Gerakan yang sering dilakukan dari cabang olahraga untuk mendalaminya memerlukan fungsi tersendiri dari seni gerakan seperti tendangan, pukulan, bantingan. Di biomekanikan kita mencoba untuk menganalisis gerakan tendangan. Ada beberapa bahagian terpenting untuk melakukan gerakan taekwondo. Makalah ini mengupas tuntas untuk menganalisis gerakan tendangan tekwondo, supaya kita menverifikasikan mana gerakan yang pantas dilakukan dan mana gerakan yang tidak harus di lakukan oleh seorang atlit dari cabang taekwondo.

Selain itu pembelajaran motorik juga amat diperlukan agar sedari awal bisa mengajarkan gerakan-gerakan dasar yang benar, sehingga diharapkan anak latih dapat mempelajari gerakan atau teknik selanjutnya dengan benar pula. Karena apabila dari awal gerak dasar sudah salah, maka sangat mungkin dalam mempelajari teknik-teknik tingkat lanjut yang lebih kompleks akan mengalami kesulitan dan juga kesalahan.
B. Rumusan Masalah
      Dari uraian di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Apakah yang dimaksud saja dasar gerakan taekwondo?
2.      Bagaimanakah gerakan tendangan bila mana di analisis menggunakan Ilmu Biomekanika Olahraga?
C. Tujuan
      Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengenalkan olahraga taekwondo untuk dianalisis dalam biomekanika.
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1.    Bagi Mahasiswa
      Dapat menganalisis bersama gerakan tendangan taekwondo dengan mamakai ilmu Biomekanika Olahraga.
2.        Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah
Diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan penulis, mahasiswa dalam menganalisis Gerakan  Tendangan taekwondo



BAB II
PEMBAHASAN

1.    Asal Mula Taekwondo

Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya, tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik - teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual.
Manusia mempelajari teknik - teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh - musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai 'Subak" , "Taekkyon", " Takkyon" , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea, ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang.
Menurut catatan , kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti " Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin " di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut " Muye Dobo Tongji " menyebutkan : " ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti (Taekwondo) dapat digunakan setiap saat ".
Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja - raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut "Subakhui", yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.
Pada masa modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian, saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri.
Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo - Tonji, yang memuat gambar - gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.
Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association (KTA) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council.
Pada era tahun 1965 sampai 1970-an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia.
 Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional.
Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia, dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahragabela diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di duniadan juga dipertandingkan di Olimpiade. Taekwondo di Indonesia semakin populer sejak dipromosikan secara besar-besaran oleh Saseong Nim Daxon Joetandi (Dan VII Kukkiwon), seorang bankir profesional yang terkenal sebagai pemegang sabuk hitam termuda di Indonesia sejak berumur 7 tahun.

Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
B.Materi Taekwondo
Materi dalam berlatih beladiri Taekwondo ada tiga materi yang semuanya harus di pelajari secara kontinyu. Adapaun tiga materi tersebut adalah :
a.       Poomseeatau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa korea.
b.      Kyukpa atau teknik pemecahanbenda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran atau obyek benba mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
c.       Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
C. TAEKWONDO BASIC
Gerakan dasar Tae Kwon Do (Ki Bon Do Jak) terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan. Dasar-dasar Tae Kwon Do terdiri atas 5 komponen, yaitu:
1. Keupso (bagian tubuh yang menjadi sasaran), terdiri atas :
  1. Eolgol (bagian atas/kepala/muka)
  2. Momtong (bagian tengah/badan)
  3. Arae (bagian bawah tubuh)
2. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan, terdiri atas:
  1. Jumeok (kepalan), yaitu Deung-Jumeok (punggung kepalan), Me-Jumeok (kepalan palu), Pyon-Jumeok, Bam-Jumeok, Jipke-Jumeok.
  2. Son (tangan), yaitu Sonnal (pisau tangan), Sonnal-Deung, Batang-Son (telapak tangan), Pyon-Jumeok, Pyonson-Keut dengan variasi Pyonson-Keut Sewo Chireugi, Pyonson-Keut Upeo Chireugi, Jechin-Pyonson-Keut, Gawison Keut, Ageum Son.
  3. Palmok (lengan), yaitu An Palmok (lengan bagian dalam), Bakkat Palmok (lengan bagian luar) , Deung Palmok, Mit Palmok.
  4. Palgup (siku).
  5. Dari (kaki bagian atas) yaitu Mureup / lutut dan Jeonggang Wi / tulang kering, dan
  6. Bal (kaki bagian bawah), yaitu Ap chuk (ujung depan telapak kaki), Dwitchuk (telapak kaki bagian belakang), Dwikumchi (tumit), Baldeung (punggung kaki), Balnal Deung, Balbadak (telapak kaki bagian dalam), Balkkeut, Balnal (pedang telapak kaki).
3. Seogi (sikap kuda-kuda), yang terdiri dari 3 sikap kuda-kuda pokok yaitu:
a. Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka), terdiri atas :
  1. Pyeonhi Seogi (sikap kuda-kuda rileks)
  2. Charyeot Seogi (sikap kuda-kuda bersiap)
  3. Naranhi Seogi (sikap kuda-kuda sejajar).
  4. Juchum Seogi (sikap kuda-kuda duduk).
  5. Ap Seogi (sikap kuda-kuda jalan pendek).
  6. Ap Kubi Seogi (sikap kuda-kuda jalan panjang).
  7. Dwit Kubi Seogi (sikap kuda-kuda kuda-kuda L).
  8. Beom Seogi (sikap kuda-kuda harimau).
  9. Hakdari Seogi (sikap kuda-kuda satu kaki)
b. Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup), terdiri atas Moa Seogi dan Koa Seogi (sikap kuda-kuda kaki menyilang).
c. Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus), terdiri atas Kibon Junbi Seogi (sikap kuda-    kuda siap), Bojumeok Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap dengan menutup kepalan).
4. Makki (tangkisan), berbagai macam tangkisan diantaranya yaitu:
  1. Arae Makki (tangkisan ke bawah)
  2. Eolgol Makki (tangkisan ke atas)
  3. Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)
  4. Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)
  5. Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)
  6. Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan)
  7. Kawi Makki (tangkisan menggunting)
  8. Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan)
  9. Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar)
  10. Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah)
  11. Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar
5. Kongkyok Kisul (teknik serangan), terdiri atas:
a.Jereugi (pukulan), yaitu :
  1. Momtong Jireugi (pukulan lurus ke depan, sasaran tengah / ulu hati).
  2. Yeop Jireugi (pukulan lurus ke samping).
  3. Dangkyo Teok Jireugi (pukulan ke rahang sambil menarik).
  4. Du Jumeok Jecho Jireugi (pukulan ganda mengait ke atas).
  5. Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
  6. oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)
    b. Chigi (sabetan), yaitu :
  1. Han Sonnal Mok Chigi (sabetan tunggal dengan pisau tangan)
  2. Jebipoom Mok Chigi (sabetan dari lura ke dalam dibarengi tangkisan pisau tangan ke arah atas)
  3. Me Jumeok Naeryo Chigi (sabetan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking)
  4. Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (sabetan depan menggunakan bonggol atas kepalan dengan sasaran atas)
  5. Palkup Dollyo Chigi (sabetan memutar dengan siku tangan)
  6. Palkup Pyojeok Chigi (sabetan siku tangan dengan sabetan sasaran/target terpegang)
  7. Mureup Chigi (sabetan yang menggunakan lutut)
  8. Deung Jumeok Bakkat Chigi (sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan).
c. Chireugi (tusukan), yaitu :
  1. Pyeonson Keut Sewo Chireugi (tutuksan dengan telapak tangan tegak)
  2. Kawison Keut Chireugi (tusukan dengan 2 jari ke arah mata)
  d. Chagi (tendangan), yaitu :
  1. Ap Chagi (tendangan depan)
  2. Dollyo Chagi (tendangan serong/memutar kesamping)
  3. Yeop Chagi (tendangan samping)
  4. Dwi Chagi (tendangan belakang)
  5. Naeryo Chagi (tendangan menurun/mencangkul)
  6. Twio Yeop Chagi (tendangan Yoep Chagi dengan melompat)
  7. Dwi Huryeo Chagi (tendangan balik dengan mengkait)
  8. Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat)
  9. Twio Ap Chagi
  10. Twio Dwi Chagi, lompat ditempat berbalik kebelakang, menyodok kearah perut
D. Analisis Biomekanika
a)   Titik Berat
Pelaksanaan tendangan ap-chagi merupakan salah satu gerakan yang cukup kompleks dalam taekwondo. Dalam teorinya letak titik berat selalu berubah sesuai dengan sikap, dan sangat menentukan terhadap teknik gerak. Titik berat adalah titik dimana gaya berat. Dapat juga dikatakan bahwa titik berat adalah titik yang mewakili berat dari benda atau tubuh (Soedarminto, 1992: 149-151).

b)   Keseimbangan
Salah satu keterampilan yang sangat penting dalam olahraga adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai macam posisi karena akan menentukan hasil akhir setiap gerak yang dilakukan (Putut, 1998: 46). Menurut Soedarminto (1992: 152-153) stabilitas yang dimaksud di sini adalah tingkat keseimbangan. Semua objek yang diam dikatakan dalam keadaan seimbang. Semua gaya yang bekerja padanya seimbang, jumlah gaya-gaya linear yang bekerja sama dengan nol dan jumlah semua momen sama dengan nol. Tetapi, tidak semua objek yang diam memiliki stabilitas yang sama. Jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek itu cenderung untuk kembali pada posisi semula, maka objek itu dalam keadaan seimbang stabil atau seimbang mantap.

Keseimbangan yang stabil terjadi apabila sebuah objek diletakkan sedemikian sehingga usaha untuk mengganggunya harus mengangkat titik beratnya. Dengan demikian objek tersebut cenderung jatuh kembali ketempat semula. Bila untuk menggulingkannya, makin tinggi titik beratnya harus diangkat makin stabil keseimbangannya. Batu bata yang terletak pada sisinya yang luas lebih stabil daripada berdiri pada sisi ujungnya sebab titik beratnya harus diangkat lebih tinggi untuk menggulingkannya.

Keseimbangan yang tidak stabil atau goyah terjadi bila hanya dibutuhkan dorongan sedikit untuk merobohkan objek. Hal ini terjadi bila titik berat jatuh pada titik yang lebih rendah jika objek itu diangkat. Jenis keseimbangan yang ketiga disebut keseimbangan netral, dan terjadi bila titik berat tidak lebih tinggi atau lebih rendah bila digerakkan. Sebuah bola yang terletak di meja dalam keadaan seimbang netral. Objek dalam keadaan seimbang netral dapat diam pada setiap posisi tanpa perubahan tingginya titik berat. Jika mendapat sedikit dorongan objek itu tidak akan jatuh ke belakang atau ke depan.

Pada saat gerak tendangan Ap-Chagi posisi keseimbangan termasuk dalam bagian keseimbangan yang baik pada posisi kuda-kuda tegap. Karena tumpuan pelaksanaan gerak serang pada satu kaki . Pemain akan selalu memperoleh keseimbangan baru dalam setiap perubahan gerak yang terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas (keseimbangan tubuh) adalah 1) Tingginya titik berat, 2) Letak garis berat, 3) Luas dasar penumpu, 4) Massa objek, 5) Gesekan, 6) Posisi segmen-segmen badan, 7) Penglihatan dan psikologis, dan 8) Fisiologis (Soedarminto 1992: 301-307).Selain itu, lutut ditekuk dan badan dipersempit dengan tujuan untuk memperkecil luas tubuh agar badan dapat dengan mudah didorong ke depan dan keseimbangan dapat tercapai. Setiap individu mempunyai gerakan berbeda dalam keadaan ini.

c)        Stabilitas dan Mobilitas
       Beberapa cabang olahraga ternyata tidak hanya memerlukan stabilitas saja, sebalikya ada aktivitas yang silih berganti membutuhkan stabilitas dan mobilitas sekaligus. Suatu saat harus stabil dan dalam fraksi persekian detik harus mobil. Terutama dalam cabang olahraga taekwondo, salah satu contohnya tendangan Ap-Chagi dan sangat di butukan akan stabilitas dan mobilitas secara berurutan (Imam Hidayat, 2003 : 53). Salah satu contoh posisi kaki pada atlet bela diri adalah pada saat sikap sedia (kuda-kuda) hanya sesaat dengan posisi kaki yang selalu berpindah – pindah tumpuan, dengan lutut yang ditekuk sedikit oleh karena harus bergerak, dan tumpuan ada pada telapak kaki oleh karena harus tetap stabil.

d)       Gaya
        Setiap ada perubahan keadaan dari diam ke gerak atau dari gerak ke diam pasti ada sebab atau pengaruh. Oleh karenanya dapat dikatakan pengaruh atau sebab adalah sesuatu yang mengubah keadaan. Pengaruh itu tidak lain adalah gaya (Soedarminto, 1992: 77). Gaya adalah besaran yang mempunyai arah maka tergolong dalam besaran vektor (Putut, 1998: 26). Melakukan gerakan tendangan Ap-Chagi dalam taekwondo tau semua aktiviatas sehari-hari mutlak memerlukan gaya dari dalam tubuh yang berupa gaya kontraksi otot atau kekuatan (strength).
        Hukum I Newton berbunyi ”Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol atau tidak ada gaya yang bekerja pada benda, benda itu diam (tidak bergerak) atau akan bergerak lurus beraturan”. Resultan gaya adalah jumlah gaya yang bekerja pada benda (Putut, 1998: 26). Dalam tendangan Ap-Chagi memberikan gaya pada tendangan sehingga memberikan gerakan tolakan.

        Hukum Newton II Berbunyi “ Jika Resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama dengan nol maka benda akan mengalami percepatan” Besar percepatan sebanding dengan besar gaya total dan berbading terbalik dengan massa benda. Semakin besar gaya, semakin besar kecepatan. Hukum Newton II digunakan takwondo saat tendangan terjadi, yaitu semakin besar gaya yang dikeluarkan seorang pada tendangan Ap-chaginya, maka semakin besar juga percepatan yang dihasilkan dan semakin dahysat tendangan Ap-Chaginya.

        Pada Hukum III Newton berbunyi: ”Bila dua benda berinteraksi, gaya yang diadakan oleh benda yang satu kepada benda yang lain sama besarnya dan berlawanan arahnya” sering disebut hukum aksi-reaksi, terjadi setelah melakukan gerakan tendangan Ap-Chagi tubuh akan sedikit tertarik ke belakang akibat dari aksi yang dilakukan yaitu penendang Ap-Chagi.


E. Analisis Biomekanika dengan tendangan Tendangan Ap Chagi.
Ap Chagi : Tendangan ke arah depan, dengan sasaran perut ataupun bagian kepala,

Menggunakan ujung depan Telapak kaki.



Rubrik Penilaian,
KUISIONER PENILAIAN
GERAKAN DASAR TENDANGAN TAEKWONDO
TENDANGAN “T”

PetunjukPengisian :
1.    Mohondibacadandipahamitiappertanyaan atau indikator dalam lembarrubrikberikutserta diisidengan teliti, lengkap danjujur.
2.    Beritandacek()padajawabandarirubrik penilaiandibawah iniyangpalingsesuai.
Keterangan :
4 = Sangat Tepat
3 = Tepat
2 = TidakTepat
1 = SangatTidakTepat
No
Tahapan
Indikator
Nilai
1
2
3
4
1
Awalan
SikapTubuhmenghadapluruskedepan kaki dibukakuda-kuda seper4




2
Ayunan
Kaki kananmajukedepan




Kaki ditendangkanlurusdengansudutantara kaki untukmenendangdan kaki tumpuanlurus keatas




Tangankananlurusmembentuk huruf dengan sikap tegap




3
Akhiran
Kaki ditarikkembalisetelahmenendangdenganposisi semua kuda-kuda 1/4






Keterangan:
Kriteria nomor 1 (Awalan)
Nilai 4. Jika dapat melakukan awalan dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan awalan namun masih ada sedikit yang kurang seperti sudutnya
Nilai 2. Jika dapat melakukan awalan namun masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan awalan dengan benar
Kriteria nomor 2 (Ayunan)
Nilai 4. Jika dapat melakukan ayunan dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan ayunan namun masih ada sedikit yang kurang seperti sudutnya
Nilai 2. Jika dapat melakukan ayunan namun masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan ayunan dengan benar
Kriteria nomor 3 (Kontak)
Nilai 4. Jika dapat melakukan kontak dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan kontak namun masih ada sedikit yang kurang seperti sudutnya
Nilai 2. Jika dapat melakukan kontak namun masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan kontak dengan benar
Kriteria nomor 4 (Lanjutan)
Nilai 4. Jika dapat melakukan lanjutan dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan lanjutan namun masih ada sedikit yang kurang
Nilai 2. Jika dapat melakukan lanjutan namun masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan lanjutan dengan benar
Kriteria nomor 5 (Akhiran)
Nilai 4. Jika dapat melakukan akhiran dengan benar, tepat dan sesuai
Nilai 3. Jika dapat melakukan akhiran namun masih ada sedikit yang kurang
Nilai 2. Jika dapat melakukan akhiran namun masih ada banyak yang kurang
Nilai 1. Jika tidak dapat melakukan akhiran dengan benar

                     Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =                                                  X 100
                Jumlah skor maksimal


























  




Hasil Analisis Tendangan Dolly Ap-Chagi ( Teakwondo )
1.      Sikap Awalan









2.      Sikap Ayunan













3.      Sikap Akhiran


4.      Sikap Kembali Ketempat.


1.      Data anak dan Lokasi
Nama anak      : Indra
Umur               : 20 tahun
Lokasi             : Perumahan banteng
Pendidikan       : Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ), Calon Mahasiswa.

No
Tahapan
Indikator
Nilai
1
2
3
4
1
Awalan
SikapTubuhmenghadapluruskedepan kaki dibukakuda-kuda seper4



2
Ayunan
Kaki kananmajukedepan



Kaki ditendangkanlurusdengansudutantara kaki untukmenendangdan kaki tumpuanlurus keatas



Tangankananlurusmembentuk huruf dengan sikap tegap



3
Akhiran
Kaki ditarikkembalisetelahmenendangdenganposisi semua kuda-kuda 1/4



Jumlah Skor Maksimal



Penilaian Psikomotorik  =  Jumlah Skor Yang Diperoleh : 4
                                                15:4 = 3,75
“Menurut hasil Analisis bahwa tendengan Dolly Ap-Chagi sangat kurang sekali, dari setiap gerakan dari Awalan, Ayunan, dan Akhiran posisi Semua”.




Keterangan :
     Mendapat nilai Sangat Baik, jika skor antara       = 9,1 – 10
     Mendapat nilai Baik, jika skor antara                   = 8,0 – 9.0
     Mendapat nilai Cukup, jika skor antara                = 7,0 – 7,9
     Mendapat nilai Kurang, jika skor antara               = 6,0 – 6,9
     Mendapat nilai Kurang Sekali, jika skor antara    = Kurang dari 6,0














BAB III

KESIMPULAN
Taekwondo adalah salah satu seni bela diri tradisional Korea yang paling sistematis dan ilmiah, yang mengajarkan lebih dari keterampilan pertempuran fisik. Ini adalah disiplin yang menunjukkan cara meningkatkan semangat dan kehidupan melalui pelatihan tubuh dan pikiran kita. Taekwondo berasal dari 3 suku kata, yaitu “tae” artinya kaki / menghancurkan dengan tendangan, “kwon” artinya tangan / memukul atau bertahan dengan tangan kosong, dan “do” artinya cara / metode.  Jadi secara keseluruhan Taekwondo adalah “suatu cara atau metode untuk menghancurkan dan bertahan dengan menggunakan kaki dan tangan”.
Cabang Taekwondo yang sekarang dipertandingkan ada dua macam, yaitu kyurugi (body contact) dan poomse (jurus). Dalam Taekwondo tidak hanya menekankan latihan atau pengembangan teknik saja, melainkan pengembangan latihan mental dan juga karakter yang terkandung didalam bela diri Taekwondo.








DAFTAR PUSTAKA

Hariono, Awan. 2011. “Metode Melatih Teknik dan Taktik dalam Taekwondo”. Diakses dari situs http://staff.uny.ac.id/dosen/awan-hariono-mor pada tanggal 3 Januari 2013, pukul 16.04 WIB.

Sukamti, Endang Rini. 2011. Diktat Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK UNY

Tirtawirya, Devi. 2005. Metode Melatih Teknik dan Taktik Taekwondo. Yogyakarta: FIK UNY.

Zuhri Mulya, T. I., & Gunawan, S. (2008). Competition Rules dan Interpretation World Taekwondo Federation.
Anneahira. (2010). Taekwondo. Dipetik 12 09, 2011, dari www.anneahira.com/taekwondo.htm