TUGAS
UAS ( Ujian Akhir Semester 2 ) th. 2016. Ikor C/2015
1.
Apa
yang di maksud dengan bakat olahraga dan
apa pentingnya bakat olahraga terhadap pembinaan olahraga di indonesia ?
Jawaban :
bakat
olahraga yaitu: kemampuan dasar yang berkenaan dengan penampilan gerak (motor performance) dan merupakan
kombinasi dari beberapa kemampuan dengan sikap dan bentuk badan seseorang. Pentingnya bakat olahraga terhadap pembinaan
olahraga sangatlah signifikan, dengan adanya bakat olahraga seseorang dapat
menunjang keberlangsungan prestasi olahraga diindonesia, mampu memprediksikan,
memverifikasi, kualifikasi atlit berbakat, membantu pembinaan olahraga dalam
menyeleksi tunas bangsa indonesia untuk menjadi olahragawan berkualitas dan
berpotensi. Sehingga olahraga dapat maju
dan mampu bersaing dengan negara luar negara. Dalam defini yang lain juga
diartikan Pemanduan
bakat (talent identification) adalah suatu upaya yang dilakukan secara
sistematik untuk mengidentifikasi seseorang yang berpotensi dalam olahraga,
sehinggandiperkirakan orang tersebut akan berhasil latihan dan dapat meraih
prestasi puncak (CholiknMutohir, 2002). Definisi lain tentang pemanduan bakat
dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk memperkirakan dengan
probabilitas yang tinggi peluang seseorang yang berbakat dalam olahraga
prestasi untuk dapat berhasil dalam menjalani program latihan sehingga mampu
mencapai prestasi puncaknya (Menpora, 1999). Bakat merupakan kemampuan
terpendam seseorang yang dimiliki sejak lahir dan yang menjadi dasar kemampuan
nyatanya. Pembagian bakat kita kenal dengan bakat umum yaitu; bakat yang
dimiliki setiap orang, meskipun berbeda dalam kadarnya yang biasa disebut
intelegensia. Bakat khusus yaitu: kemampuan yang menonjol pada seseorang yang
tidak terdapat pada setiap orang. Sedangkan bakat olahraga yaitu: kemampuan
dasar yang berkenaan dengan penampilan gerak (motor performance) dan merupakan
kombinasi dari beberapa kemampuan dengan sikap dan bentuk badan seseorang.
2.
Bagaimana
cara mengenali atlet berbakat, dan apa maksud dengan multi sport talent, one
sport talent, one dimensional talet, multi dimensional talent, talen in
progress ?
Jawaban :
Cara mengenali
atlit berbakat dengan mengidentifikasi kemampuan teknis dan taktis keterampilan
seorang atlit dan pengetahuan bersama fisik, mental dan atribut gaya hidup.
Setelah pemain diidentifikasi, terus memantau kinerja pemain dan memberikan
umpan balik kepada pemain, pelatih, masyarakat dan RFL. Kriteria yang digunakan
ketika memilih pemain termasuk fisik, teknis, taktis, mental dan atribut gaya
hidup. Setiap kriteria dianggap berbeda tergantung pada tahap seleksi sepanjang
Pemain. Misalnya, pada tahap Area Pelayanan, fokus itu sangat sejalan dengan
atribut fisik, teknis dan taktis. Atribut teknis dibatasi untuk keterampilan
inti (misalnya pegangan, membawa, penangkapan, melewati, bermain bola,
mengatasi, menendang dan jatuh), sementara atribut taktis yang dinilai
berdasarkan kemampuan pemain untuk mengenali dan bereaksi terhadap situasi.
Dalam buku sport talent tampak jelas untuk mengidentifikasikan seseorang atlit
memerlukan metode yang dapat menjadi rujukan dalam menyeleksi di suatu lembaga
cabang olahraga ataupun di sekolah-sekolah masa produktif anak dengan beberapa
tahapan. Adapun tahapan yang
dimaksud adalah: (1) Mencari calon atlet berbakat; (2) Memilih calon atlet pada
usia muda; (3) Memonitor calon atlet tersebut secara terus-menerus dan teratur;
(4) Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak. Selama ini hasil
observasi menunjukkan bahwa eksistensi atlet elit selalu berkait erat dengan
kerja dan waktu yang diinvestasikan para pelatih kepada calon atlet yang
memiliki kemampuan alami superior
Yang dimaksud
dengan ialah :
Multi
Sport Talent ialah
mempunyai bakat lebih dari satu
kemampuan olahraga seseorang.
one
sport talent ialah mempnyai satu bakat saja dalam olahraga dan tidak bisa
memberikan keahlian bakat olahraga yang lain, seperti contoh seseorang hanya
satu cabang beladiri dan tidak bisa olahraga atletik.
one
dimensional talet ialah bakat seseorang yang mempunyai keahlian kusus dalam membuat
keputusan untuk membuat karya aktivitas gerakan lebih trambil seperti contoh
mempunyai seni dengan berbeda atlit biasanya.
multi
dimensional talent ialah seseorang yang mempunyai keahlian
dalam membuat keputusan taktis
talen
in progress ialah Talent in Progress" untuk "Kemajuan bakat
olahraga "
"Talent in Progress" adalah sekelompok para penyeleksi atlit untuk mengetahui bakat atlit. datang ke memahami bakat dan untuk memeriksa bagaimana, dalam konteks apa, apa yang terbaik ditangani oleh instruktur, atau pelatih bakat olahraga. Orang-orang hanya akan merasa baik dan tampil lebih baik sejauh bahwa dalam pandangan bakat mereka dapat dikembangkan, dihargai dan digunakan. "Talent in Progress", bersama-sama dalam melakukan rutinitas kerja untuk mencari atlit berbakat disemua cabang olahraga.
"Talent in Progress" adalah sekelompok para penyeleksi atlit untuk mengetahui bakat atlit. datang ke memahami bakat dan untuk memeriksa bagaimana, dalam konteks apa, apa yang terbaik ditangani oleh instruktur, atau pelatih bakat olahraga. Orang-orang hanya akan merasa baik dan tampil lebih baik sejauh bahwa dalam pandangan bakat mereka dapat dikembangkan, dihargai dan digunakan. "Talent in Progress", bersama-sama dalam melakukan rutinitas kerja untuk mencari atlit berbakat disemua cabang olahraga.
3.
Bagaimana
cara memprediksi atlet yang sukses?
Jawaban :
Untuk
memprediksi atlit yang suksses ada beberapa faktor yang mempengaruhi atlit yang
kita prediksikan antara lain sebagai berikut :
A. Faktor Kesehatan
Kesehatan merupakan syarat mutlak bagi setiap orang yang
akan berpartisipasi dalam latihan olahraga. Oleh karena itu, calon atlet
sebelum diterima dalam suatu perkumpulan harus melalui pengujian medik. Dokter
perlu memberi rekomendasi dan pelatih sebaiknya memilih calon atlet yang
memiliki kesehatan sempurna. Selama pengujian, ahli medik dan ahli pengujian di
bidang jasmani, seharusnya mengobservasi status calon atlet.
pakah calon
atlet mempunyai“malfunction” secara fisik maupun organik?. Selanjutnya memberi rekomendasi yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
Untuk cabang-cabang olahraga dinamis (seperti:bolavoli, bola basket, atletik, renang, dll), calon atlet dengan kondisi “malformation” tidak dapat dipilih, tetapi untuk olahraga dengan karakteristik statik (seperti: menembak, panahan, bowling, dll) diskriminasi yang diberlakukan seperti pada olahraga dinamis dapat lebih diperlonggar.
Untuk cabang-cabang olahraga dinamis (seperti:bolavoli, bola basket, atletik, renang, dll), calon atlet dengan kondisi “malformation” tidak dapat dipilih, tetapi untuk olahraga dengan karakteristik statik (seperti: menembak, panahan, bowling, dll) diskriminasi yang diberlakukan seperti pada olahraga dinamis dapat lebih diperlonggar.
b.Faktor Hereditas
Hereditas merupakan suatu pewarisan watak dari induk ke keturunannya
baik secara biologis melalui gen (DNA). Selain itu, hereditas seringkali
memainkan peran penting dalam latihan. Anak-anak cenderung mewarisi
karakteristik biologis dan psikologis orang tuanya, meskipun melalui
pendidikan, latihan, dan pengkondisian sosial, kualitas yang diwariskan mungkin
hanya sedikit mengalami perubahan. Bompa (1990) sebagai salah satu pakar teori
latihan menyatakan secara tidak langsung bahwa sistem dan fungsi ditentukan
secara genetik.
c. Faktor Antropometri
c. Faktor Antropometri
Antropometri adalah suatu teknik pengukuran pada tubuh atau
badan manusia. Ukuran antropometrik calon atlet merupakan “asset” penting bagi
beberapa cabang olahraga, oleh karenanya
kualitas biometrik ini harus dipertimbangkan diantara banyak kriteria utama
dalam identifikasi calon atlet. Tinggi
dan berat badan, ataupun panjang anggota badan, kerapkali berperan dominan
dalam cabang-cabang olahraga tertentu, meskipun terjadi pada tahap awal
identifikasi calon atlet beberapa cabang olahraga yang dilakukan pada umur 4-6
tahun (seperti: senam, renang).
Seperti dipahami bersama, para ahli akan mengalami kesulitan
memprediksi dinamika pertumbuhan dan perkembangan calon atlet pada usia
muda. Oleh karena itu, pada fase pertama identifikasi, perkembangan
jasmani calon atlet harus menampakkan keharmonisannya. Ini dapat dilakukan
dengan menguji persendian kaki, panggul dan lebar bahu, dan rasio antara lebar
panggul dengan lebar bahu. Program
pemanduan bakat ini dapat menunjukkan kemampuan gerak dan profile kebugaran
atlet (anak) serta informasi yang tepat untuk membantu memilih cabang olahraga
yang sesuai dengan potensi anak tersebut.
4.
Salah
satu penting bagian penting dari pemanduan bakat olahraga adalah bagaimana mengenali
mental dan kemampuan emosional calon atlet. Jelaskan ?
Jawaban :
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari
stimulus sehingga menghasilkan respon. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
manusia diantaranya genetika, sikap, norma sosial, kontrol perilaku pribadi dan
sebagainya.
Genetika
: sikap bawaan seorang atlit tersebut dari turunan orang tuanya,
Sikap
: dapat kita lihat cara bergaulnya dengan tim dan menyesuaikan dikelompok baru.
Norma sosial :
dalam olahraga tim ini sangat tampak jelas seperti kerjasama tim dalam
mengegolkan satu pertandingan tertentu.
Kontrol prilaku pribadi
: dalam masa kesulitan seperti kalah dalam pertandingan mudah berputus asa,
atau malah bergiat untuk membangun beban latihan agar capaian prestasi lebih
baik lagi.
5.
Apakah
yang dimaksud dengan bakat terpendam, bagaimana cara mengenali calon atlet yang
memiliki bakat terpendam, berilah contoh ?
Jawaban :
Bakat
terpendam ialah bakat yang tersembunyi, tidak diketahui atau digunakan oleh
kita dan biasanya di ketahui oleh orang lain. Untuk mengetahui calon atlet yang
mempunyai bakat terpendam dengan beberapa metode dalam memprediksikannya,
dilihat dari fase latihan, kemampuan, dan hoby, seperti contoh : dengan
mendekati seorang atlit tersebut dengan metode latihan berbagai media, seperti
ada seorang atlit gulat, lalu kemudia diajak bermain bola tennis meja ternyata
beliau mempunyai mental fokus dan mudah menyerap ilmu tennis meja, dan pelatih
mudah untuk menentukan keahlian seorang atlit. Contoh lain : pelatih dapat
melihat kebiasaan atlit dalam keseharian nya dilingkungan tempat beliau lahir
dan mempunyai latar belakang atlit kungfu. Dan lain sebagainya.yang penting
adalah, mengenali reaksi spontan kita.
6.
Bagaimana
cara yang benar model pengasuhan dan
pelatihan bagi atlet berbakat agar atlet tersebut berkembang degan baik ?
Jawaban :
Model dan pelatihannya bagi atlit berbakat yang komprehensif
tidak bisa dilakukan dengan cepat, melainkan membutuhkan beberapa tahun dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Pertama
Dalam banyak hal dimulai pada masa pra-pubertas (3 - 10
tahun). Tahap ini didominasi oleh pemeriksaan kesehatan, perkembangan fisik
secara umum, dan dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan tubuh atau
penyakit. Porsi biometric pada tahap ini difokuskan pada tiga hal (1) menemukan
kelainan fisik yang dapat membatasi usaha atlet dalam olahraga, (2) menentukan
tingkat perkembangan fisik atlet melalui cara yang sederhana seperti
perbandingan antara tinggi dan berat badan, (3) mendeteksi kemungkinan genetic yang
dominan (tinggi) sehingga anak dapat diarahkan pada cabang yang akan menjadi
spesialisasinya pada usia selanjutnya.
Mempertimbangkan bahwa usia awal pada tahap ini telah
selesai yang hanya memberikan para penguji informasi umum dari seorang anak.
Keputusan yang definitive masih terlalu dini, sebab pertumbuhan dan
perkembangan dinamik kandidat masih belum dapat dipastikan. Meskipun untuk
cabang-cabang tertentu seperti berenang, senam yang mana latihan
komprehensifnya telah dimulai pada usia dini. Dengan demikian tahap pertama
identifikasi bakat ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti.
b. Tahap Ke dua
Dilakukan selama dan setelah masa pubertas (9 – 10 thn)
untuk senam, dan berenang, (10 – 15thn) untuk gadis dan (10 – 17thn) untuk anak
laki-laki pada cabang olahraga lain (Dragan, 1979) . Hal ini merupakan tahap
yang paling penting dalam seleksi, tahap ini dilakukan pada remaja yang telah
berpengalaman dalam latihan yang terorganisir. Propovici (1979) menetapkan
untuk cabang olahraga lempar, rowing, gulat, angkat berat yaitu bahu lebar
dengan kekuatan dapat dikembangkan, dan pada saat berumur 15 tahun anak
perempuan harus memiliki biacromial diameter 38cm dan anak laki-laki 18 tahun
harus mempunyai 46cm. Juga diakui bahwa panjang kaki dan lengkungannya sangat
penting dalam beberapa cabang olahraga (kaki datar terbatas pada jumping,
mengguling, dan berlari). Kelainan bentuk anatomi dan fisiologi atau
ketidakcukupan genetic harus menjadi elemen yang penting dalam identifkasi
bakat.
c. Tahap Ketiga
Utamanya memperhatikan kandidat tim nasional, harus
dilakukan dengan teliti, dapat dipercaya dan sangat berhubungan dengan
spesifikasi dan sesuai kebutuhan dari olahraga. Diantara factor utama seseorang
harus diperiksa; kesehatan, adaptasi psikologi untuk latihan dan bersaing
kemampuan untuk mengatasi stress dan paling penting potensinya untuk
mengembangkan performance yang lebih tinggi.
Penilaian obyektif di atas difasilitasi dengan tes medis,
logika dan latihan secara berkala. Data dari tes tersebut harus dicatat dan
dibandingkan untuk mengillustrasikan dinamisasi dari fase primary hingga akhir
karier. Untuk setiap test, model yang optimal harus didirikan dan setiap
individu dibandingkan dengan model tersebut, hanya kandidat yang sangat bagus
dimasukkan dalam tim nasional.
Sehubungan dengan tahapan identifikasi bakat di atas, maka
menurut Thoho Cholik Mutohir (2002) mengembangkan program pemanduan dan
pengembangan bakat sebagai berikut:
a. Tahap pertama
-Populasi anak sekolah umur 11 – 16 tahun - Tes sederhana
(anthropometri + 2 butir tes) - Kerjasama dengan sekolah-sekolah - Para guru
penjas dapat ditugasi
b. Tahap kedua
1. Penganalisaan hasil tes tahap
pertama oleh petugas (tim pemandu bakat) ditingkat klub sekolah
2. Seleksi siswa (sekitar 1-2%) terbaik
untuk ikut tes kedua
3. Tes tahap kedua (10 butir tes) untuk
mengukur bentuk dan ukuran tubuh (antropometri) dan kemampuan fisik
4. Tentukan profil siswa sesuai hasil
tes
5. Siswa yang memenuhi criteria,
diarahkan memilih cabang olahraga yang sesuai
6. Tes ini dapat dilakukan
dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten, Propinsi oleh petugas
(tim pemandu bakat)
c. Tahap ketiga
1. Tes khusus cabang olahraga
(kerjasama dengan Pengda)
2. Penetapan calon atlet berbakat
3. Pembinaan dan pengembangan bakat
olahraga yang sesuai dipusat
4. Pembinaan olahraga ditingkat
Kabupaten dan Propinsi.
Demikian pula sejalan dengan tahapan di atas Menpora (1999)
membuat program pemanduan bakat berlangsung 3 tahap sebagai berikut:
a. Tahap pertama
Mengidentifikasi bakat anak-anak sekolah umur 11 –16 tahun
dilakukan dengan tes yang sederhana. Karena tim pemandu bakat tidak mungkin
dapat melakukan tes kepada siswa yang jumlahnya besar di seluruh sekolah, maka
para guru pendidikan jasmani dapat ditugasi untuk melakukan proses identifikasi
pada tahap awal. Pemantauan dilakukan kepada setiap individu siswa dari kelas
4, 5, dan 6 SD dan kelas 1, 2, dan 3 SLTP, dan SMU.
Tes pada tahap pertama terdiri dari 6 butir tes, yaitu 4
butir untuk mengetahui bentuk dan ukuran tubuh (antropometrik) dan 2 butir untuk
mengetahui kemampuan fisiknya, khususnya daya ledak dan kapasitas aerobiknya.
Selain itu perlu pula diperoleh keterangan mengenai dukungan orangtua serta
minat siswa terhadap olahraga. Tahap ini bertujuan guna menyeleksi siswa
sekitar 1 – 2% untuk diikutsertakan dalam tes tahap kedua.
b. Tahap kedua
Penganalisaan hasil tes tahap pertama; Hasil tes pertama
segera dikumpulkan untuk dianalisis oleh petugas (tim pemandu bakat) ditingkat
klub sekolah. Tes tahap dua ini dapat dilakukan oleh pelatih klub sekolah/guru
penjas. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui gambaran/profil potensi siswa
sehingga dapat diidentifikasi berbakat tidaknya mereka untuk cabang olahraga.
Tes terdiri 10 item butir tes yang bertujuan untuk mengukur beberapa kemampuan
unsur fisik. Siswa terbaik dari hasil tes tahap pertama (1 – 2%) yang memenuhi
bagian criteria, kemudian disalurkan sesuai dengan kemampuan dan spesifikasi
cabang olahraga masing-masing. Tes ini dapat dilakukan dipusat-pusat pembinaan
olahraga ditingkat Kabupaten atau Propinsi oleh petugas (tim pemandu bakat).
c. Tahap ketiga
Pembinaan dan pengembangan bakat, pada tahap ini sisiwa yang
telah diidentifikasi dan diseleksi untuk suatu cabang olahraga yang sesuai
dengan bakatnya, selanjutnya dibina dan dikembangkan kemampuan dan
keterampilannya dalam cabang olahraga tersebut dipusat-pusat pembinaan olahraga
ditingkat Kabupaten atau Propinsi (PPLP). Tes-tes khusus yang diperlukan
diserahkan kepada para pelatih dan pakar olahraga prioritas masing-masing.
Model pemanduan bakat yang dikembangkan oleh Australian
Sports Commision (ASC) yang dikenal dengan sports search adalah sebuah
pendekatan yang unik dan inovatif untuk membantu mengarahkan anak usia 11 – 15
tahun dalam rangka menentukan cabang olahraga pilihan yang sesuai. Sports
search merupakan sebuah paket komputer interaktif yang memungkinkan untuk
mengarahkan anak-anak pada spesifikasi cabang olahraga masing-masing. Program
pemanduan bakat ini dapat menunjukkan kemampuan gerak dan profile kebugaran
atlet (anak) serta informasi yang tepat untuk membantu memilih cabang olahraga
yang sesuai dengan potensi anak tersebut. Dengan demikian seorang guru
(pelatih) dapat mengarahkan kesenangan anak didiknya yang lebih positif.
Instrumen yang digunakan dalam program ini adalah tes baterai
dengan 10 item. Tes tersebut adalah (1) tinggi badan, (2) tinggi duduk, (3)
berat badan, (4) panjang depa, (5) lempar tangkap bola tenis, (6) lempar bola
basket, (7) lompat raihan, (8) lari bolak balik 5 meter, (9) lari cepat 40
meter, dan (10) multistage fitness test.
4. Prinsip Pemanduan Bakat
Pemanduan bakat dapat dilakukan dengan melalui; (1) seleksi
khusus dari cabang olahraga yang bersangkutan, (2) kompetisi khusus, (3) pekan
olahraga. Sedangkan untuk menentukan seorang atlet dalam suatu cabang atau
nomor tertentu dapat dilakukan secara; (1) analisis yang lengkap tentang fisik
dan mental sesuai dengan karakteristik dari cabang olahraga yang bersangkutan,
(2) seleksi secara evaluasi yang bersifat umum dan khusus dengan menggunakan
instrumen yang spesifik dari cabang olahraga yang bersangkutan, (3) seleksi
harus berdasarkan pada; karakterisitik antropometri, kemampuan fisik, dan
karakteristik kejiwaan yang semuanya harus disesuaikan dengan tahapan dari
perkembangan fisik anak, (4) evaluasi dan seleksi harsu berdasarkan data yang
komprehensif, sehingga dibutuhkan data dari; sikap anak terhadap olahraga
disekolah dan luar sekolah, partisipasi olahraga disekolah dan luar sekolah,
dan keunggulan atau ciri-ciri prestasi yang unik dilingkungan sekolah.
Pelaksaanaan seleksi dapat berupa tes sebagai berikut; (a)
pengukuran tinggi dan berat badan, (b) pengukuran kecepatan, (c) pengukuran
gerak, (d) koordinasi gerak, (e) keterampilan dalam permainan, (f) informasi
tentang aktivitas latihan,intensitas latihan dan lainnya, (g) tes fisik, tes
keterampilan, dan tes psikis (Menpora, 1999).
7.
Setelah
atlet berbakat terpilih bagaimanakah proses pelatihan yang benar agar atlet
tersebut dapat mencapai prestasi optimal
?
Jawaban :
dengan
berbagai strategi pelatihan agar kemampuan atlit berprestasi dapat ditunjang
dengan pondasi program latihan, fasilitas, kebutuhan sarana dan prasana,
managemen yang baik antara lain ialah :
1.
Asrama Olahraga
Pelatihan
olahraga di asrama dilakukan seperti rutinitas sehari-hari pada umumnya.
Kelebihan dari pelatihan di asrama yaitu anak lebih mandiri, memiliki
sosialisasi yang baik, dan dapat mengatur waktu secara tertib. Pengaturan
makanan dapat berdampak negatif dalam pelatihan di asrama. Setiap anak memiliki
selera makan yang berbeda, sehingga tidak semua anak menyukai makanan yang
disediakan oleh pengelolah asrama. Hal ini kemungkinan dapat mengakibatkan
tidak maksimalnya asupan gizi yang diterima oleh anak. Pelaksanaan proses
pembinaan dan pelatihan perlu dilakukan secara teratur, terstruktur dan
terprogram. Dalam pembuatan program tersebut harus melibatkan pengurus,
pelatih, manajer, dan atlet. Metode latihan dan faktor-faktor lain perlu untuk
dievaluasi untuk dapat mengetahui seberapa jauh ketercapaian program.
2.
Training
Camp
Guru
penjas dan pelatih memanfaatkan tersedianya data mengenai potensi dan bakat
anak dari masing-masing sekolahnya untuk disalurkan pada program pemuncakan
dalam bentuk training camp. Training camp adalah suatu program yang
dirancang untuk menyediakan program yang selaras dengan misi peningkatan
prestasi tanpa harus kehilangan dasar pengembangan dan menelantarkan landasan
di tahap paling dasar. Program ini disediakan dalam bentuk sport centers, yang formatnya bisa bervariasi di antara kabupaten
atau kota, sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan fasilitas serta sumber daya
manusianya.
Training camp dalam format sport
center ini dimiliki oleh setiap kota atau kabupaten dan didasarkan
pembagian wilayah. Jika sebuah kabupaten atau kota terdiri dari empat wilayah,
maka minimal di satu wilayah terdapat satu sport
centers. Masing-masing sport centers
tersebut mampu menyediakan beberapa program training
camp untuk cabang olahraga yang dijadikan andalan kabupaten atau kota
tersebut. Setiap sport centers
dikelola oleh para profesional di bidangnya masing-masing. Program dan kegiatan
yang ada selalu direncanakan dan diperbaiki secara berkala, sehingga mampu
menampung para siswa potensial dan berbakat dari setiap jenjang sekolah.
Program training camp ini dapat
mendampingi dan melanjutkan program dari klub olahraga.
3. Klub Olahraga
Klub olahraga merupakan suatu
pelatihan yang sifatnya organisasi yang dilakukan bersama-sama dan jumlah
peserta yang banyak. Program yang ditawarkan oleh klub-klub tersebut bervariasi
dari yang sifatnya rekreatif hingga ke tingkat persiapan untuk memasuki
olahraga prestasi. Hal ini biasanya ditunjang oleh kurikulum pengembangan yang
jelas. Kurikulum tersebut biasanya merupakan pengadopsian dari sistem pembinaan
yang dikembangkan oleh setiap induk organisasi olahraga, sehingga program klub
olahraga ini jelas terpetakan posisinya.
Sebuah
klub yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Manajemen
Organisasi yang Baik
Klub membutuhkan orang-orang yang
paham dengan pengembangan pendidikan anak dan pengelolaan sebuah organisasi.
Klub yang berkualitas memiliki struktur manajemen yang baik. Klub harus memiliki
kepala sekolah, head coach, asisten
pelatih di berbagai level usia, bendahara, fisioterapis, sekretaris bahkan public relation.
b. Lapangan
dan Peralatan Memadai.
Klub seharusnya mempunyai lapangan
dengan ukuran standar dan kualitas yang memadai. Kelengkapan peralatan juga
sangat menentukan prestasi klub. Klub yang berkualitas akan menyediakan
perlengkapan latihan hingga pertandingan resmi.
c. Pelatih
Bersertifikat
Seorang pelatih klub harus memiliki
lisensi, sehingga pelatih akan paham dengan youth
development.
d. Program
Latihan Terukur
Klub yang berkualitas akan memiliki
program latihan yang terukur dan beracuan pada youth development.
Misalnya dalam olahraga sepakbola, untuk U-10 yang identik dengan fun game, beberapa SSB ada yang sudah
mewajibkan pemainnya menguasai minimal tiga dari tujuh dasar bermain bola. Hal
ini harus dilakukan untuk membantu proses kenaikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
e. Aktif
Berkompetisi dan Berprestasi
Sebuah klub olahraga harus aktif
berkompetisi dan berprestasi dengan tujuan untuk tetap konsisten terhadap
pembinaan atletnya. Dalam olahraga sepakbola, FIFA menentukan bahwa SSB
sebaiknya melakukan 600 jam pertandingan pertahunnya. Rata-rata SSB melakukan
dua pertandingan resmi setiap minggu.
8.
Proses
pembinaan atlet berbakat terkadang muncul berbagai masalah, sebutkan
permasalahan apa sajakah yang sering muncul dan bagaimana cara mengatasinya ?
Jawaban :
Masalah
pembinaan atlet berbakat. Menurut Utami Munandar,2009 mengemukaakn
ada tiga faktor yang menyebabkan anak berbakat dalam keadaan rentan merupakan
ciri kepribadian yang dapat menimbulkan kesulitan, menyebabkan ketegangan bagi
anak berbakat yaitu:
1. Karakteristik kepribadian yang
menyebabkan kerentanan anak berbakat ialah:
a. Perfeksionisme
Dorongan
dalam untuk mencapai kesempurnaan membuat siswa berbakat tidak putus asa dengan
prestasinya yang tidak dapat memenuhi tujuan-tujuan pribadinya. Dorongan akan
kesempurnaan ini dapat menyebabkan anak berbakat hanya mau memilih kegiatan
tertentu jika ia yakin akan bisa berhasil. Kritik terhadap diri sendiri yang
berlebih dan taraf aspirasi yang tidak realitis membuat banyak anak berbakat
diliputi rasa tidak mampu.
b. Kepekaan yang berlebihan (supersensitivity)
Sistem saraf
yang super sensitif dari anak berbakat membuatnya lebih peka dalam pengamatan,
menanggapi dirinya dan lingkungannya secara analitis dan kritis, sehingga ia
menjadi mudah tersinggung dan diliputi perasaan seperti dikucilkan. Anak kecil
yang berbakat sering digambarkan sebgai anak yang hiperraktif dan perhatiannya
mudah beralih
c. Kurang keterampilan social
ada anak
berbakat yang sulit menyesuaikan dirinya dengan lingkungn sosialnya, mereka
lebih banyak menyendiri dan dapat dihinggapi rasa kesendirian dn kesunyian. Di
lain pihak ada pula anak berbakat yang ingin populer dan menjadi pimpinan, hal
ini dapat mengarah kekecenderungan untuk mendominasi kelompoknya.
Sosialisasi
dini dari anak berbakat sagat penting bagi perkembangan mereka sebagai pemimpin
masa depan. Mereka memerlukan bimbingan orang dewasa untuk membantu mereka
belajar bagaimana berperanserta sebagai anggota kelompok, disamping juga
memenuhi kebutuhan pribadi mereka.
2. Kondisi lingkungan yang dapat
menyulitkan anak berbakat ialah:
a.
Isolasi
social
Karena
kurang memahami ciri-ciri dan kebutuhan anak berbakat, orang dewasa dalam sikap
dan perilaku mereka dapat menunjukkan sentimen atau penolakan terhadap anak
berbakat.
b.
Demikian
pula kelompok sebaya
dapat
memberi tekanan terhadap anggota kelompokyang menyimpang dari mayoritas, yang
kreatif dan berbakat. Kondisi ini dapat menyebabkan anak berbakat mengalami
isolasi social
c.
Harapan yang
tidak realistis
Harapan atau
tuntutan yang tidak realistis terhadap anak berbakat dari pihak orang tua atau
orang dewasa lainnya dapat terjadi karena dua hal:
Dapat pula
dikategorikan menjadi 2, yaitu internal problem dan eksternal problem.
Internal Problems
1.
Univen
Development
2.
Perr
Relations
3.
Excessive
Self-Criticsm
4.
Perfectionism
5.
Avoidance of
risk-Taking
6.
Multipotentiality
7.
Gifted
Children with Disabilities
Exsternal Problems
1.
School culture
and Norms
2.
Expectation
by Others
3.
Perr
Relations
4. Depression
5.
Family
Relations
Terdapat
pula permasalahan anak berbakat yaitu:
1.
Kemampuan berpikir kritis dapat
mengarah ke arah sikap
2.
Meragukan (skeptis), baik terhadap
diri sendiri maupun terhadap orang lain;
3.
Pemberian Label/ sebutan pada anak
berbakat bahwa dirinya berbakat dapat menimbulkan harapan terhadap kemampuan
anak dan dapat menimbulkan beban mental pada dirinya dan kadang mengakibatkan
frustasi.
4.
Resiko dan tekanan yang menyertai
potensi intelegensi tinggi dan sering mengarahkan anak yang berpotensi tinggi
untuk menjadi anak yang bersikap defensif.
5.
Kemampuan kreatif dan minat untuk
melakukan hal-hal yang baru, bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas
bosan terhadap tugas-tugas rutin;
6.
Perilaku yang ulet dan terarah pada
tujuan, dapat menjurus ke keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan
pendapatnya;
7.
Kepekaan yang tinggi, dapat membuat
mereka menjadi mudah tersinggung atau peka terhadap kritik;
8.
Semangat, kesiagaan mental, dan
inisiatifnya yang tinggi, dapat membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa
jika tidak ada kegiatan atau jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang
sedang berlangsung;
9.
Dengan kemampuan dan minatnya yang
beraneka ragam, mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat
menjajaki dan mengembangkan minatnya;
10. Keinginan
mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta kebutuhannya akan
kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau
tunduk terhadap tekanan dari orang tua, sekolah, atau temantemannya.
11. Ia juga bisa
merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya;
12. Sikap acuh
tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran yang diberikan di sekolah
kurang mengundang tantangan baginya
9.
Kalau
saudara mencari atlet berbakat bola basket,coba jelaskan bagaimana mekanisme,
sehingga saudara dapat memperoleh atlet yang benar-benar berbakat?
Jawaban :
Mekanisme
dalam mencari atlet berbakat di atlet basket, dengan melihat beberapa sekolah
yang mempunyai
1. fasilitas
lapangan bola basket
2. extrakurikuler
sekolah.
3. Kualitas
sekolah
4. Mutu
sekolah
5. Kualitas
guru
6. Lingkungan
sekolah
Kemudian menyeleksi kemampuan bakat anak-anak
sekolah dan dijadikan atlit dibina di PPLP/PPLM, sesuai dengan konsentrasi
atlit basket. Karna dengan adanya selesi di sekolah dapat kita memverivikasi
kualitas atlit yang telah diseleksi dengan beberapa metode yang telah
dijelaskan di buku sport talent
10.
Menurut saudara mana yang lebih dominan
dalam pemilihan atlet berbakat antara kognisi, mental, keterampilan, dan
kemampuan fisik, jelaskan ?
Jawaban :
Kalau
menurut saya ialah keterampilan lebih dominan, karna keterampilan tidak semua
atlit mempunyai taktik dan teknik yang sama, sehingga keterampilan dianggap
sangat penting dalam mengetahui bakat atlit tersebut, dan juga tak kalah
pentingnya yaitu mental seseorang, jika mental seorang atlit tersebut dianggap
baik yang biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik (DNA) keturunan, sangatlah
berpengaruh dalam motivasi atlik untuk mencapai prestasinya, mempunyai nilai lebih,
secara pendekatan fisiologis saja, serabut otot seorang atlit akan mudah
terbentuk jika orang tuanya dulunya pernah menjadi atlit yang berprestasi,
sikap, ketelitian, keterampilan, motivasi, dapat ditelurkan oleh kebiasaan
orang tuanya dahulu. Oleh sebab itu mental dan keterampilan lebih mendominasi
dari basic atlik yang mempunyai latar belakang olahraga.
Dikumpulkan pada tanggal 6 juni
2016 jam 13.00 di fo pps uny
Diketik kertas a4 fon 12 spasi 1,5
Pada tanggal 6 juni 2016
13.40-15,20 wib mengumpulkan jurnal or 2
buah di fo pps uny
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih, Komentar dan saran...
Sukses Selalu