Labels

Monday, 6 June 2016

jawaban Ujian Akhir Semester - Sport Talent



TUGAS UAS ( Ujian Akhir Semester 2 ) th. 2016. Ikor C/2015

1.        Apa yang di maksud dengan bakat olahraga  dan apa pentingnya bakat olahraga terhadap pembinaan olahraga di indonesia ?
Jawaban         :
bakat olahraga yaitu: kemampuan dasar yang berkenaan dengan penampilan gerak (motor performance) dan merupakan kombinasi dari beberapa kemampuan dengan sikap dan bentuk badan seseorang.  Pentingnya bakat olahraga terhadap pembinaan olahraga sangatlah signifikan, dengan adanya bakat olahraga seseorang dapat menunjang keberlangsungan prestasi olahraga diindonesia, mampu memprediksikan, memverifikasi, kualifikasi atlit berbakat, membantu pembinaan olahraga dalam menyeleksi tunas bangsa indonesia untuk menjadi olahragawan berkualitas dan berpotensi.  Sehingga olahraga dapat maju dan mampu bersaing dengan negara luar negara. Dalam defini yang lain juga diartikan Pemanduan bakat (talent identification) adalah suatu upaya yang dilakukan secara sistematik untuk mengidentifikasi seseorang yang berpotensi dalam olahraga, sehinggandiperkirakan orang tersebut akan berhasil latihan dan dapat meraih prestasi puncak (CholiknMutohir, 2002). Definisi lain tentang pemanduan bakat dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk memperkirakan dengan probabilitas yang tinggi peluang seseorang yang berbakat dalam olahraga prestasi untuk dapat berhasil dalam menjalani program latihan sehingga mampu mencapai prestasi puncaknya (Menpora, 1999). Bakat merupakan kemampuan terpendam seseorang yang dimiliki sejak lahir dan yang menjadi dasar kemampuan nyatanya. Pembagian bakat kita kenal dengan bakat umum yaitu; bakat yang dimiliki setiap orang, meskipun berbeda dalam kadarnya yang biasa disebut intelegensia. Bakat khusus yaitu: kemampuan yang menonjol pada seseorang yang tidak terdapat pada setiap orang. Sedangkan bakat olahraga yaitu: kemampuan dasar yang berkenaan dengan penampilan gerak (motor performance) dan merupakan kombinasi dari beberapa kemampuan dengan sikap dan bentuk badan seseorang.


2.        Bagaimana cara mengenali atlet berbakat, dan apa maksud dengan multi sport talent, one sport talent, one dimensional talet, multi dimensional talent, talen in progress ?
Jawaban         :
Cara mengenali atlit berbakat dengan mengidentifikasi kemampuan teknis dan taktis keterampilan seorang atlit dan pengetahuan bersama fisik, mental dan atribut gaya hidup. Setelah pemain diidentifikasi, terus memantau kinerja pemain dan memberikan umpan balik kepada pemain, pelatih, masyarakat dan RFL. Kriteria yang digunakan ketika memilih pemain termasuk fisik, teknis, taktis, mental dan atribut gaya hidup. Setiap kriteria dianggap berbeda tergantung pada tahap seleksi sepanjang Pemain. Misalnya, pada tahap Area Pelayanan, fokus itu sangat sejalan dengan atribut fisik, teknis dan taktis. Atribut teknis dibatasi untuk keterampilan inti (misalnya pegangan, membawa, penangkapan, melewati, bermain bola, mengatasi, menendang dan jatuh), sementara atribut taktis yang dinilai berdasarkan kemampuan pemain untuk mengenali dan bereaksi terhadap situasi. Dalam buku sport talent tampak jelas untuk mengidentifikasikan seseorang atlit memerlukan metode yang dapat menjadi rujukan dalam menyeleksi di suatu lembaga cabang olahraga ataupun di sekolah-sekolah masa produktif anak dengan beberapa tahapan. Adapun tahapan yang dimaksud adalah: (1) Mencari calon atlet berbakat; (2) Memilih calon atlet pada usia muda; (3) Memonitor calon atlet tersebut secara terus-menerus dan teratur; (4) Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak. Selama ini hasil observasi menunjukkan bahwa eksistensi atlet elit selalu berkait erat dengan kerja dan waktu yang diinvestasikan para pelatih kepada calon atlet yang memiliki kemampuan alami superior
Yang dimaksud dengan ialah :
Multi Sport Talent ialah   mempunyai bakat lebih dari satu kemampuan olahraga seseorang.
one sport talent ialah mempnyai satu bakat saja dalam olahraga dan tidak bisa memberikan keahlian bakat olahraga yang lain, seperti contoh seseorang hanya satu cabang beladiri dan tidak bisa olahraga atletik.
one dimensional talet ialah bakat seseorang yang mempunyai keahlian kusus dalam membuat keputusan untuk membuat karya aktivitas gerakan lebih trambil seperti contoh mempunyai seni dengan berbeda atlit biasanya.
multi dimensional talent ialah seseorang yang mempunyai keahlian dalam membuat keputusan taktis
talen in progress ialah Talent in Progress" untuk "Kemajuan bakat olahraga "
"Talent in Progress" adalah sekelompok para penyeleksi atlit untuk mengetahui bakat atlit. datang ke memahami bakat dan untuk memeriksa bagaimana, dalam konteks apa, apa yang terbaik ditangani oleh instruktur, atau pelatih bakat olahraga. Orang-orang hanya akan merasa baik dan tampil lebih baik sejauh bahwa dalam pandangan bakat mereka dapat dikembangkan, dihargai dan digunakan. "Talent in Progress", bersama-sama dalam melakukan rutinitas kerja untuk mencari atlit berbakat disemua cabang olahraga.

3.        Bagaimana cara memprediksi atlet yang sukses?
Jawaban         :
Untuk memprediksi atlit yang suksses ada beberapa faktor yang mempengaruhi atlit yang kita prediksikan antara lain sebagai berikut :
A. Faktor Kesehatan
Kesehatan merupakan syarat mutlak bagi setiap orang yang akan berpartisipasi dalam latihan olahraga. Oleh karena itu, calon atlet sebelum diterima dalam suatu perkumpulan harus melalui pengujian medik. Dokter perlu memberi rekomendasi dan pelatih sebaiknya memilih calon atlet yang memiliki kesehatan sempurna. Selama pengujian, ahli medik dan ahli pengujian di bidang jasmani, seharusnya mengobservasi status calon atlet.
pakah calon atlet mempunyai“malfunction” secara fisik maupun organik?.  Selanjutnya memberi rekomendasi yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
 Untuk cabang-cabang olahraga dinamis (seperti:bolavoli, bola basket, atletik, renang, dll), calon atlet dengan kondisi “malformation” tidak dapat dipilih, tetapi untuk olahraga dengan karakteristik statik (seperti: menembak, panahan, bowling, dll) diskriminasi yang diberlakukan seperti pada olahraga dinamis dapat lebih diperlonggar.
b.Faktor Hereditas
Hereditas merupakan suatu pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis melalui gen (DNA). Selain itu, hereditas seringkali memainkan peran penting dalam latihan. Anak-anak cenderung mewarisi karakteristik biologis dan psikologis orang tuanya, meskipun melalui pendidikan, latihan, dan pengkondisian sosial, kualitas yang diwariskan mungkin hanya sedikit mengalami perubahan. Bompa (1990) sebagai salah satu pakar teori latihan menyatakan secara tidak langsung bahwa sistem dan fungsi ditentukan secara genetik.
c. Faktor Antropometri
Antropometri adalah suatu teknik pengukuran pada tubuh atau badan manusia. Ukuran antropometrik calon atlet merupakan “asset” penting bagi beberapa cabang olahraga,  oleh karenanya kualitas biometrik ini harus dipertimbangkan diantara banyak kriteria utama dalam identifikasi calon atlet.  Tinggi dan berat badan, ataupun panjang anggota badan, kerapkali berperan dominan dalam cabang-cabang olahraga tertentu, meskipun terjadi pada tahap awal identifikasi calon atlet beberapa cabang olahraga yang dilakukan pada umur 4-6 tahun (seperti: senam, renang). 
Seperti dipahami bersama, para ahli akan mengalami kesulitan memprediksi dinamika pertumbuhan dan perkembangan calon atlet pada usia muda.  Oleh karena itu,  pada fase pertama identifikasi, perkembangan jasmani calon atlet harus menampakkan keharmonisannya. Ini dapat dilakukan dengan menguji persendian kaki, panggul dan lebar bahu, dan rasio antara lebar panggul dengan lebar bahu.  Program pemanduan bakat ini dapat menunjukkan kemampuan gerak dan profile kebugaran atlet (anak) serta informasi yang tepat untuk membantu memilih cabang olahraga yang sesuai dengan potensi anak tersebut.

4.        Salah satu penting bagian penting dari pemanduan bakat olahraga adalah bagaimana mengenali mental dan kemampuan emosional calon atlet. Jelaskan ?
Jawaban         :
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari stimulus sehingga menghasilkan respon. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia diantaranya genetika, sikap, norma sosial, kontrol perilaku pribadi dan sebagainya.
Genetika : sikap bawaan seorang atlit tersebut dari turunan orang tuanya, 
Sikap : dapat kita lihat cara bergaulnya dengan tim dan menyesuaikan dikelompok baru.
Norma sosial : dalam olahraga tim ini sangat tampak jelas seperti kerjasama tim dalam mengegolkan satu pertandingan tertentu.
Kontrol prilaku pribadi : dalam masa kesulitan seperti kalah dalam pertandingan mudah berputus asa, atau malah bergiat untuk membangun beban latihan agar capaian prestasi lebih baik lagi.

5.        Apakah yang dimaksud dengan bakat terpendam, bagaimana cara mengenali calon atlet yang memiliki bakat terpendam, berilah contoh ?
Jawaban         :
Bakat terpendam ialah bakat yang tersembunyi, tidak diketahui atau digunakan oleh kita dan biasanya di ketahui oleh orang lain. Untuk mengetahui calon atlet yang mempunyai bakat terpendam dengan beberapa metode dalam memprediksikannya, dilihat dari fase latihan, kemampuan, dan hoby, seperti contoh : dengan mendekati seorang atlit tersebut dengan metode latihan berbagai media, seperti ada seorang atlit gulat, lalu kemudia diajak bermain bola tennis meja ternyata beliau mempunyai mental fokus dan mudah menyerap ilmu tennis meja, dan pelatih mudah untuk menentukan keahlian seorang atlit. Contoh lain : pelatih dapat melihat kebiasaan atlit dalam keseharian nya dilingkungan tempat beliau lahir dan mempunyai latar belakang atlit kungfu. Dan lain sebagainya.yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita.

6.        Bagaimana cara yang  benar model pengasuhan dan pelatihan bagi atlet berbakat agar atlet tersebut berkembang degan baik ?
Jawaban         :
Model dan pelatihannya bagi atlit berbakat yang komprehensif tidak bisa dilakukan dengan cepat, melainkan membutuhkan beberapa tahun dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Pertama
Dalam banyak hal dimulai pada masa pra-pubertas (3 - 10 tahun). Tahap ini didominasi oleh pemeriksaan kesehatan, perkembangan fisik secara umum, dan dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan tubuh atau penyakit. Porsi biometric pada tahap ini difokuskan pada tiga hal (1) menemukan kelainan fisik yang dapat membatasi usaha atlet dalam olahraga, (2) menentukan tingkat perkembangan fisik atlet melalui cara yang sederhana seperti perbandingan antara tinggi dan berat badan, (3) mendeteksi kemungkinan genetic yang dominan (tinggi) sehingga anak dapat diarahkan pada cabang yang akan menjadi spesialisasinya pada usia selanjutnya.
Mempertimbangkan bahwa usia awal pada tahap ini telah selesai yang hanya memberikan para penguji informasi umum dari seorang anak. Keputusan yang definitive masih terlalu dini, sebab pertumbuhan dan perkembangan dinamik kandidat masih belum dapat dipastikan. Meskipun untuk cabang-cabang tertentu seperti berenang, senam yang mana latihan komprehensifnya telah dimulai pada usia dini. Dengan demikian tahap pertama identifikasi bakat ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti.

b. Tahap Ke dua

Dilakukan selama dan setelah masa pubertas (9 – 10 thn) untuk senam, dan berenang, (10 – 15thn) untuk gadis dan (10 – 17thn) untuk anak laki-laki pada cabang olahraga lain (Dragan, 1979) . Hal ini merupakan tahap yang paling penting dalam seleksi, tahap ini dilakukan pada remaja yang telah berpengalaman dalam latihan yang terorganisir. Propovici (1979) menetapkan untuk cabang olahraga lempar, rowing, gulat, angkat berat yaitu bahu lebar dengan kekuatan dapat dikembangkan, dan pada saat berumur 15 tahun anak perempuan harus memiliki biacromial diameter 38cm dan anak laki-laki 18 tahun harus mempunyai 46cm. Juga diakui bahwa panjang kaki dan lengkungannya sangat penting dalam beberapa cabang olahraga (kaki datar terbatas pada jumping, mengguling, dan berlari). Kelainan bentuk anatomi dan fisiologi atau ketidakcukupan genetic harus menjadi elemen yang penting dalam identifkasi bakat.
c. Tahap Ketiga
Utamanya memperhatikan kandidat tim nasional, harus dilakukan dengan teliti, dapat dipercaya dan sangat berhubungan dengan spesifikasi dan sesuai kebutuhan dari olahraga. Diantara factor utama seseorang harus diperiksa; kesehatan, adaptasi psikologi untuk latihan dan bersaing kemampuan untuk mengatasi stress dan paling penting potensinya untuk mengembangkan performance yang lebih tinggi.
Penilaian obyektif di atas difasilitasi dengan tes medis, logika dan latihan secara berkala. Data dari tes tersebut harus dicatat dan dibandingkan untuk mengillustrasikan dinamisasi dari fase primary hingga akhir karier. Untuk setiap test, model yang optimal harus didirikan dan setiap individu dibandingkan dengan model tersebut, hanya kandidat yang sangat bagus dimasukkan dalam tim nasional.
Sehubungan dengan tahapan identifikasi bakat di atas, maka menurut Thoho Cholik Mutohir (2002) mengembangkan program pemanduan dan pengembangan bakat sebagai berikut:
a. Tahap pertama
-Populasi anak sekolah umur 11 – 16 tahun - Tes sederhana (anthropometri + 2 butir tes) - Kerjasama dengan sekolah-sekolah - Para guru penjas dapat ditugasi
b. Tahap kedua
1.    Penganalisaan hasil tes tahap pertama oleh petugas (tim pemandu bakat) ditingkat klub sekolah
2.    Seleksi siswa (sekitar 1-2%) terbaik untuk ikut tes kedua
3.    Tes tahap kedua (10 butir tes) untuk mengukur bentuk dan ukuran tubuh (antropometri) dan kemampuan fisik
4.    Tentukan profil siswa sesuai hasil tes
5.    Siswa yang memenuhi criteria, diarahkan memilih cabang olahraga yang sesuai
6.    Tes ini dapat dilakukan dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten, Propinsi oleh petugas (tim pemandu bakat)
c. Tahap ketiga
1.    Tes khusus cabang olahraga (kerjasama dengan Pengda)
2.    Penetapan calon atlet berbakat
3.    Pembinaan dan pengembangan bakat olahraga yang sesuai dipusat
4.    Pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten dan Propinsi.
Demikian pula sejalan dengan tahapan di atas Menpora (1999) membuat program pemanduan bakat berlangsung 3 tahap sebagai berikut:
a. Tahap pertama
Mengidentifikasi bakat anak-anak sekolah umur 11 –16 tahun dilakukan dengan tes yang sederhana. Karena tim pemandu bakat tidak mungkin dapat melakukan tes kepada siswa yang jumlahnya besar di seluruh sekolah, maka para guru pendidikan jasmani dapat ditugasi untuk melakukan proses identifikasi pada tahap awal. Pemantauan dilakukan kepada setiap individu siswa dari kelas 4, 5, dan 6 SD dan kelas 1, 2, dan 3 SLTP, dan SMU.
Tes pada tahap pertama terdiri dari 6 butir tes, yaitu 4 butir untuk mengetahui bentuk dan ukuran tubuh (antropometrik) dan 2 butir untuk mengetahui kemampuan fisiknya, khususnya daya ledak dan kapasitas aerobiknya. Selain itu perlu pula diperoleh keterangan mengenai dukungan orangtua serta minat siswa terhadap olahraga. Tahap ini bertujuan guna menyeleksi siswa sekitar 1 – 2% untuk diikutsertakan dalam tes tahap kedua.
b. Tahap kedua
Penganalisaan hasil tes tahap pertama; Hasil tes pertama segera dikumpulkan untuk dianalisis oleh petugas (tim pemandu bakat) ditingkat klub sekolah. Tes tahap dua ini dapat dilakukan oleh pelatih klub sekolah/guru penjas. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui gambaran/profil potensi siswa sehingga dapat diidentifikasi berbakat tidaknya mereka untuk cabang olahraga. Tes terdiri 10 item butir tes yang bertujuan untuk mengukur beberapa kemampuan unsur fisik. Siswa terbaik dari hasil tes tahap pertama (1 – 2%) yang memenuhi bagian criteria, kemudian disalurkan sesuai dengan kemampuan dan spesifikasi cabang olahraga masing-masing. Tes ini dapat dilakukan dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten atau Propinsi oleh petugas (tim pemandu bakat).
c. Tahap ketiga
Pembinaan dan pengembangan bakat, pada tahap ini sisiwa yang telah diidentifikasi dan diseleksi untuk suatu cabang olahraga yang sesuai dengan bakatnya, selanjutnya dibina dan dikembangkan kemampuan dan keterampilannya dalam cabang olahraga tersebut dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten atau Propinsi (PPLP). Tes-tes khusus yang diperlukan diserahkan kepada para pelatih dan pakar olahraga prioritas masing-masing.
Model pemanduan bakat yang dikembangkan oleh Australian Sports Commision (ASC) yang dikenal dengan sports search adalah sebuah pendekatan yang unik dan inovatif untuk membantu mengarahkan anak usia 11 – 15 tahun dalam rangka menentukan cabang olahraga pilihan yang sesuai. Sports search merupakan sebuah paket komputer interaktif yang memungkinkan untuk mengarahkan anak-anak pada spesifikasi cabang olahraga masing-masing. Program pemanduan bakat ini dapat menunjukkan kemampuan gerak dan profile kebugaran atlet (anak) serta informasi yang tepat untuk membantu memilih cabang olahraga yang sesuai dengan potensi anak tersebut. Dengan demikian seorang guru (pelatih) dapat mengarahkan kesenangan anak didiknya yang lebih positif.
Instrumen yang digunakan dalam program ini adalah tes baterai dengan 10 item. Tes tersebut adalah (1) tinggi badan, (2) tinggi duduk, (3) berat badan, (4) panjang depa, (5) lempar tangkap bola tenis, (6) lempar bola basket, (7) lompat raihan, (8) lari bolak balik 5 meter, (9) lari cepat 40 meter, dan (10) multistage fitness test.
4. Prinsip Pemanduan Bakat
Pemanduan bakat dapat dilakukan dengan melalui; (1) seleksi khusus dari cabang olahraga yang bersangkutan, (2) kompetisi khusus, (3) pekan olahraga. Sedangkan untuk menentukan seorang atlet dalam suatu cabang atau nomor tertentu dapat dilakukan secara; (1) analisis yang lengkap tentang fisik dan mental sesuai dengan karakteristik dari cabang olahraga yang bersangkutan, (2) seleksi secara evaluasi yang bersifat umum dan khusus dengan menggunakan instrumen yang spesifik dari cabang olahraga yang bersangkutan, (3) seleksi harus berdasarkan pada; karakterisitik antropometri, kemampuan fisik, dan karakteristik kejiwaan yang semuanya harus disesuaikan dengan tahapan dari perkembangan fisik anak, (4) evaluasi dan seleksi harsu berdasarkan data yang komprehensif, sehingga dibutuhkan data dari; sikap anak terhadap olahraga disekolah dan luar sekolah, partisipasi olahraga disekolah dan luar sekolah, dan keunggulan atau ciri-ciri prestasi yang unik dilingkungan sekolah.
Pelaksaanaan seleksi dapat berupa tes sebagai berikut; (a) pengukuran tinggi dan berat badan, (b) pengukuran kecepatan, (c) pengukuran gerak, (d) koordinasi gerak, (e) keterampilan dalam permainan, (f) informasi tentang aktivitas latihan,intensitas latihan dan lainnya, (g) tes fisik, tes keterampilan, dan tes psikis (Menpora, 1999).



7.        Setelah atlet berbakat terpilih bagaimanakah proses pelatihan yang benar agar atlet tersebut dapat mencapai prestasi  optimal ?
Jawaban         :
dengan berbagai strategi pelatihan agar kemampuan atlit berprestasi dapat ditunjang dengan pondasi program latihan, fasilitas, kebutuhan sarana dan prasana, managemen yang baik antara lain ialah :
1.    Asrama Olahraga
Pelatihan olahraga di asrama dilakukan seperti rutinitas sehari-hari pada umumnya. Kelebihan dari pelatihan di asrama yaitu anak lebih mandiri, memiliki sosialisasi yang baik, dan dapat mengatur waktu secara tertib. Pengaturan makanan dapat berdampak negatif dalam pelatihan di asrama. Setiap anak memiliki selera makan yang berbeda, sehingga tidak semua anak menyukai makanan yang disediakan oleh pengelolah asrama. Hal ini kemungkinan dapat mengakibatkan tidak maksimalnya asupan gizi yang diterima oleh anak. Pelaksanaan proses pembinaan dan pelatihan perlu dilakukan secara teratur, terstruktur dan terprogram. Dalam pembuatan program tersebut harus melibatkan pengurus, pelatih, manajer, dan atlet. Metode latihan dan faktor-faktor lain perlu untuk dievaluasi untuk dapat mengetahui seberapa jauh ketercapaian program.

2.    Training Camp
Guru penjas dan pelatih memanfaatkan tersedianya data mengenai potensi dan bakat anak dari masing-masing sekolahnya untuk disalurkan pada program pemuncakan dalam bentuk training camp. Training camp adalah suatu program yang dirancang untuk menyediakan program yang selaras dengan misi peningkatan prestasi tanpa harus kehilangan dasar pengembangan dan menelantarkan landasan di tahap paling dasar. Program ini disediakan dalam bentuk sport centers, yang formatnya bisa bervariasi di antara kabupaten atau kota, sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan fasilitas serta sumber daya manusianya.
Training camp dalam format sport center ini dimiliki oleh setiap kota atau kabupaten dan didasarkan pembagian wilayah. Jika sebuah kabupaten atau kota terdiri dari empat wilayah, maka minimal di satu wilayah terdapat satu sport centers. Masing-masing sport centers tersebut mampu menyediakan beberapa program training camp untuk cabang olahraga yang dijadikan andalan kabupaten atau kota tersebut. Setiap sport centers dikelola oleh para profesional di bidangnya masing-masing. Program dan kegiatan yang ada selalu direncanakan dan diperbaiki secara berkala, sehingga mampu menampung para siswa potensial dan berbakat dari setiap jenjang sekolah. Program training camp ini dapat mendampingi dan melanjutkan program dari klub olahraga.
3.    Klub Olahraga
Klub olahraga merupakan suatu pelatihan yang sifatnya organisasi yang dilakukan bersama-sama dan jumlah peserta yang banyak. Program yang ditawarkan oleh klub-klub tersebut bervariasi dari yang sifatnya rekreatif hingga ke tingkat persiapan untuk memasuki olahraga prestasi. Hal ini biasanya ditunjang oleh kurikulum pengembangan yang jelas. Kurikulum tersebut biasanya merupakan pengadopsian dari sistem pembinaan yang dikembangkan oleh setiap induk organisasi olahraga, sehingga program klub olahraga ini jelas terpetakan posisinya.
Sebuah klub yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.      Manajemen Organisasi yang Baik
Klub membutuhkan orang-orang yang paham dengan pengembangan pendidikan anak dan pengelolaan sebuah organisasi. Klub yang berkualitas memiliki struktur manajemen yang baik. Klub harus memiliki kepala sekolah, head coach, asisten pelatih di berbagai level usia, bendahara, fisioterapis, sekretaris bahkan public relation.
b.      Lapangan dan Peralatan Memadai.
Klub seharusnya mempunyai lapangan dengan ukuran standar dan kualitas yang memadai. Kelengkapan peralatan juga sangat menentukan prestasi klub. Klub yang berkualitas akan menyediakan perlengkapan latihan hingga pertandingan resmi.
c.       Pelatih Bersertifikat
Seorang pelatih klub harus memiliki lisensi, sehingga pelatih akan paham dengan youth development.
d.      Program Latihan Terukur
Klub yang berkualitas akan memiliki program latihan yang terukur dan beracuan pada youth development. Misalnya dalam olahraga sepakbola, untuk U-10 yang identik dengan fun game, beberapa SSB ada yang sudah mewajibkan pemainnya menguasai minimal tiga dari tujuh dasar bermain bola. Hal ini harus dilakukan untuk membantu proses kenaikan ke jenjang yang lebih tinggi.
e.       Aktif Berkompetisi dan Berprestasi
Sebuah klub olahraga harus aktif berkompetisi dan berprestasi dengan tujuan untuk tetap konsisten terhadap pembinaan atletnya. Dalam olahraga sepakbola, FIFA menentukan bahwa SSB sebaiknya melakukan 600 jam pertandingan pertahunnya. Rata-rata SSB melakukan dua pertandingan resmi setiap minggu.
8.        Proses pembinaan atlet berbakat terkadang muncul berbagai masalah, sebutkan permasalahan apa sajakah yang sering muncul dan bagaimana cara mengatasinya ?
Jawaban         :
Masalah pembinaan atlet berbakat. Menurut Utami Munandar,2009 mengemukaakn ada tiga faktor yang menyebabkan anak berbakat dalam keadaan rentan merupakan ciri kepribadian yang dapat menimbulkan kesulitan, menyebabkan ketegangan bagi anak berbakat yaitu:

1.      Karakteristik kepribadian yang menyebabkan kerentanan anak berbakat ialah:
a.      Perfeksionisme
Dorongan dalam untuk mencapai kesempurnaan membuat siswa berbakat tidak putus asa dengan prestasinya yang tidak dapat memenuhi tujuan-tujuan pribadinya. Dorongan akan kesempurnaan ini dapat menyebabkan anak berbakat hanya mau memilih kegiatan tertentu jika ia yakin akan bisa berhasil. Kritik terhadap diri sendiri yang berlebih dan taraf aspirasi yang tidak realitis membuat banyak anak berbakat diliputi rasa tidak mampu.
b.      Kepekaan yang berlebihan (supersensitivity)
Sistem saraf yang super sensitif dari anak berbakat membuatnya lebih peka dalam pengamatan, menanggapi dirinya dan lingkungannya secara analitis dan kritis, sehingga ia menjadi mudah tersinggung dan diliputi perasaan seperti dikucilkan. Anak kecil yang berbakat sering digambarkan sebgai anak yang hiperraktif dan perhatiannya mudah beralih
c.       Kurang keterampilan social
ada anak berbakat yang sulit menyesuaikan dirinya dengan lingkungn sosialnya, mereka lebih banyak menyendiri dan dapat dihinggapi rasa kesendirian dn kesunyian. Di lain pihak ada pula anak berbakat yang ingin populer dan menjadi pimpinan, hal ini dapat mengarah kekecenderungan untuk mendominasi kelompoknya.
Sosialisasi dini dari anak berbakat sagat penting bagi perkembangan mereka sebagai pemimpin masa depan. Mereka memerlukan bimbingan orang dewasa untuk membantu mereka belajar bagaimana berperanserta sebagai anggota kelompok, disamping juga memenuhi kebutuhan pribadi mereka.




2.      Kondisi lingkungan yang dapat menyulitkan anak berbakat ialah:
a.    Isolasi social
Karena kurang memahami ciri-ciri dan kebutuhan anak berbakat, orang dewasa dalam sikap dan perilaku mereka dapat menunjukkan sentimen atau penolakan terhadap anak berbakat.
b.   Demikian pula kelompok sebaya
dapat memberi tekanan terhadap anggota kelompokyang menyimpang dari mayoritas, yang kreatif dan berbakat. Kondisi ini dapat menyebabkan anak berbakat mengalami isolasi social
c.    Harapan yang tidak realistis
Harapan atau tuntutan yang tidak realistis terhadap anak berbakat dari pihak orang tua atau orang dewasa lainnya dapat terjadi karena dua hal:
Dapat pula dikategorikan menjadi 2, yaitu internal problem dan eksternal problem.
Internal Problems
1.    Univen Development
2.    Perr Relations
3.    Excessive Self-Criticsm
4.    Perfectionism
5.    Avoidance of risk-Taking
6.    Multipotentiality
7.    Gifted Children with Disabilities
Exsternal Problems
1.    School culture and Norms
2.    Expectation by Others
3.    Perr Relations
4.    Depression 
5.    Family Relations
Terdapat pula permasalahan anak berbakat yaitu:
1.    Kemampuan berpikir kritis dapat mengarah ke arah sikap
2.    Meragukan (skeptis), baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain;
3.    Pemberian Label/ sebutan pada anak berbakat bahwa dirinya berbakat dapat menimbulkan harapan terhadap kemampuan anak dan dapat menimbulkan beban mental pada dirinya dan kadang mengakibatkan frustasi.
4.    Resiko dan tekanan yang menyertai potensi intelegensi tinggi dan sering mengarahkan anak yang berpotensi tinggi untuk menjadi anak yang bersikap defensif.
5.    Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru, bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan terhadap tugas-tugas rutin;
6.    Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, dapat menjurus ke keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya;
7.    Kepekaan yang tinggi, dapat membuat mereka menjadi mudah tersinggung atau peka terhadap kritik;
8.    Semangat, kesiagaan mental, dan inisiatifnya yang tinggi, dapat membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada kegiatan atau jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang sedang berlangsung;
9.    Dengan kemampuan dan minatnya yang beraneka ragam, mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki dan mengembangkan minatnya;
10.     Keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta kebutuhannya akan kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari orang tua, sekolah, atau temantemannya.
11.     Ia juga bisa merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya;
12.     Sikap acuh tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran yang diberikan di sekolah kurang mengundang tantangan baginya
9.        Kalau saudara mencari atlet berbakat bola basket,coba jelaskan bagaimana mekanisme, sehingga saudara dapat memperoleh atlet yang benar-benar berbakat?
Jawaban         :
Mekanisme dalam mencari atlet berbakat di atlet basket, dengan melihat beberapa sekolah yang mempunyai
1.      fasilitas lapangan bola basket
2.      extrakurikuler sekolah.
3.      Kualitas sekolah
4.      Mutu sekolah
5.      Kualitas guru
6.      Lingkungan sekolah
Kemudian menyeleksi kemampuan bakat anak-anak sekolah dan dijadikan atlit dibina di PPLP/PPLM, sesuai dengan konsentrasi atlit basket. Karna dengan adanya selesi di sekolah dapat kita memverivikasi kualitas atlit yang telah diseleksi dengan beberapa metode yang telah dijelaskan di buku sport talent
10.    Menurut saudara mana yang lebih dominan dalam pemilihan atlet berbakat antara kognisi, mental, keterampilan, dan kemampuan fisik, jelaskan ?
Jawaban         :
Kalau menurut saya ialah keterampilan lebih dominan, karna keterampilan tidak semua atlit mempunyai taktik dan teknik yang sama, sehingga keterampilan dianggap sangat penting dalam mengetahui bakat atlit tersebut, dan juga tak kalah pentingnya yaitu mental seseorang, jika mental seorang atlit tersebut dianggap baik yang biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik (DNA) keturunan, sangatlah berpengaruh dalam motivasi atlik untuk mencapai prestasinya, mempunyai nilai lebih, secara pendekatan fisiologis saja, serabut otot seorang atlit akan mudah terbentuk jika orang tuanya dulunya pernah menjadi atlit yang berprestasi, sikap, ketelitian, keterampilan, motivasi, dapat ditelurkan oleh kebiasaan orang tuanya dahulu. Oleh sebab itu mental dan keterampilan lebih mendominasi dari basic atlik yang mempunyai latar belakang olahraga.

Dikumpulkan pada tanggal 6 juni 2016 jam 13.00 di fo pps uny
Diketik kertas a4 fon 12 spasi 1,5
Pada tanggal 6 juni 2016 13.40-15,20 wib  mengumpulkan jurnal or 2 buah di fo pps uny

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih, Komentar dan saran...

Sukses Selalu