Oleh:
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan agar kita dapat mengetahui bagaimana teori
pemrosesan informasi dan desisi yang
dikemukakan oleh Robert Gegne. Setelah mengetahui teori pemrosesan informasi
dan desisi diharapkan pembaca dapat menerapkan teori ini dalam pembelajaran
ilmu keolahragaan dengan baik.
Robert Mills Gagne dilahirkan pada 21 Agustus 1916 di North Andover,
sejarah model pemprosesan maklumat (mengikuti pandangan tokoh) model pengajaran
pemerosesan. Peringkat-peringkat Robert Gagne (1985) adalah seperti rumusan
tentang pengertian teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan,
sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk
hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi dan desisi terjadi adanya interaksi
antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam
proses pembelajaran.Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan
fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5)
ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.
Adanya pemrosesan informasidan
desisi tidak bisa dilepaskan dari pada teori-teori belajar
sebelumnya, baik itu asosianistik, kognitif maupun yang lain. Namun pada
kenyataannya dalam teori proses informasi ini secara jelas menyatakan dengan
jelas tentang aspek kognitif dari pada aspek behavioristiknya. Terbukti dalam
bukunya Olson dan Hergenhahn ini menunjukkan proses informasi itu sendiri yang
terdiri dari input, proses dan output.Dan proses ini lebih menunjukkan
pengolahan pada proses yang terjadi dalam memory. Sehingga kemudian kekuatan
memory ini dibagi menjadi dua yaitu memory jangka pendek dan memory jangka
panjang. Ini kemudian muncul bahwa dalam suatu memory ada yang hanya mampu
menampung informasi dalam jangka waktu tertentu.
Kata kunci: Pemrosesan informasi , desisi, proses pembelajaraan
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
BelakangBelakang
Pengertian Belajar
menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Tindakan
belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang nampak
dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang
mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana
kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan.
Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori – teori yang memunculkan adanya
belajar.
Dari
zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar sebagai
temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi
telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar
yang baru guna menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan
tetapi, kita sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang
telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan
psikologi belajar tertentu.
Psikologi
dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan bermunculnya teori –
teori yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang sebelumnya. Berbagai
teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut.
tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak
jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan – kritikan untuk
penyempurnaan teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah teori
belajar pemrosesan informasi.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar bekakang diatas, maka
identifikasi masalah pada makalah ini adalah: bagaimana pemrosesan informasi
dan desisi kaitnya dengan ilmu keolahragaan menurut Robert Gagne?
C.
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini sebagai salah satu persyaratan mata kuliah teori pembelajaran,
dan agar kita dapat mengetahui bagaimana teori pemrosesan informasi dan desisi yang dikemukakan oleh Robert
Gegne.
D.
Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini,
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan
kita mengenai teori – teori belajar yang ada saat ini, khususnya teori belajar
pemrosesan
informasi dan desisi dari Robert Gagne.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Teori Belajar Robert Gagne
Robert Mills Gagne dilahirkan pada 21 Agustus 1916 di North
Andover, Sejarah model pemprosesan maklumat (mengikuti pandangan tokoh) model
pengajaran pemerosesan. Peringkat-peringkat Robert Gagne (1985) adalah seperti
rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa
perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran
itu sendiri.
Robert M. Gagne, Menurut Gagne belajar dipandang sebagai
proses pengolahan informasi, Gagne adalah seorang psikolog pendidikan
berkebangsaan amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi
pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian
mengembangkan konsep Robert M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert Bandura dan
Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh penting yang telah mencetuskan berbagai
teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang besar dalam dunia pendidikan.
Teori informasi psikologi muncul
dari temuan dan modifikasi dari teori matematika, yang disusun oleh para
peneliti untuk menilai dan meninngkatkan penggiriman pesan. Pembelajaran di
kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan secaara langsung dengan
proses kognitif. Teori informasi memberikan persfektif baru pada pengolahan
pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Dalam teori
pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam
memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa siasat untuk
memecahkan masalah.
Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya
dalam training adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang
berjasa dalam pengembangan teknologi pembelajaran modern. Edgar Dale
mengemukakan tentang kerucut pengalaman (Cone of ePxperience). Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem
yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.
Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini.
Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah
informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang
dikontrol oleh otak. Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya
sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan
mind.
B.
Teori
Pemrosesan Informasi dan desisi dari Robert Gagne
Asumsi yang
mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk
hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi dan desisi terjadi adanya interaksi
antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam
proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran
meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4)
penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan
balik.
Teori pemrosesan informasi dan
desisi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175).
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan
dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu
strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di
dalam otak melalui beberapa indera. Komponen pertama dari sistem memori yang
dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi
penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya
dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi
suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka
dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan
mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan.
Pertama, orang harus menaruh
perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua,
seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam
waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176).Interpretasi
seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi.
Persepsi dari stimulus tidak
langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi dipengaruhi status
mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor
lain.Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan
ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka
pendek.Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah
terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan informasi dalam
memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau
mengungkapkannya berkali-kali.
Memori jangka panjang merupakan
bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode panjang.
Tulving (1993) dalam (Slavin, 2000: 181) membagi
memori jangka panjang menjadi tiga bagian:
1. Memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang
yang menyimpan gambaran dari
pengalaman-pangalaman
pribadi kita,
2. Memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori
jangka panjang yang menyimpan fakta
dan pengetahuan umum,
3.Memori prosedural adalah memori yang menyimpan
informasi tentang bagaimanamelakukan sesuatu.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan
fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga
komponen tersebut adalah :
1.
Sensory
Receptor (SR) Sensory
Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi
diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya,
bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau
berganti.
2.
Working
Memory (WM) Working
Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang
diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas
terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa
pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus
aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah
informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukanpengulangan.
3.
Long
Term Memory (LTM) Long
Term Memory (LTM) diasumsikan; 1. Berisi semua pengetahuan yang
telah dimiliki individu, 2. Mempunyai kapasitas tidak terbatas, 3. Sekali
informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan
memunculkan kembali informasi yang diperlukan.
Sejalan dengan teori pemrosesan
informasi, Ausubel (1968) mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru
merupakan fungsi srtuktur kognitif yang telah dimiliki individu. Reigeluth dan
Stein (1983) mengatakan pengetahuan ditata didalam struktur kognitif secara
hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh
lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang
rinci. Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian
informasi (encoding), diikuti
dengan penyimpanan informasi (storage), dan
diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan
dalam ingatan (retrieval). Ingatan
terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusuran
bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke
informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan
diperoleh.
Teori belajar pemrosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa
tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara
eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan
belajar adalah :
1.
Menarik perhatian
2.
Memberitahukan tujuan pembelajaran
kepada siswa
3.
Merangsang ingatan pada pra syarat
belajar
4.
Menyajikan bahan peransang
5.
Memberikan bimbingan belajar
6.
Mendorong unjuk kerja
7.
Memberikan balikan informative
8.
Menilai unjuk kerja
9.
Meningkatkan retensi dan alih
belajar Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak
pada teori pemrosesan informasi :
a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses leboh menonjol
b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu
g. Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja
a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses leboh menonjol
b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu
g. Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja
yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan:
Adanya pemrosesan informasidan desisi tidak bisa
dilepaskan dari pada teori-teori belajar sebelumnya, baik itu asosianistik, kognitif maupun yang lain. Namun
pada kenyataannya dalam teori proses informasi ini secara jelas menyatakan
dengan jelas tentang aspek kognitif dari pada aspek behavioristiknya. Terbukti
dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini menunjukkan proses informasi itu sendiri
yang terdiri dari input, proses dan output. Dan proses ini lebih menunjukkan
pengolahan pada proses yang terjadi dalam memory. Sehingga kemudian kekuatan
memory ini dibagi menjadi dua yaitu memory jangka pendek dan memory jangka
panjang. Ini kemudian muncul bahwa dalam suatu memory ada yang hanya mampu
menampung informasi dalam jangka waktu tertentu
DAFTAR
PUSTAKA
Berliner,
D. 1979. Educational Psychology. Second Edition, Chicago: Rand Mc. Nally
C. Asri Budiningsih. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta
: FIP UNY
Suciati. 2001. Teori
Belajar dan Motivasi.Jakarta : Unversitas Terbuka
(PAU-PPAI-UT) Gage,
Gagne,
E.D., 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston,
Toronto: Little,
Brown and
Company
Slavin,
R.E. 1991. Educational Psychology. Third Edition. Boston: Allyn and
Bacon
Slavin,
R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston:
Allyn and
Bacon
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih, Komentar dan saran...
Sukses Selalu