BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fokus
utama dalam dunia pendidikan adalah manusia dalam hal ini adalah peserta didik
karena dengan adanya pendidikan peserta didik didorong untuk terlibat dalam
proses mengubah kehidupannya kearah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan
diri sendiri, mengembangkan rasa ingin tahu, serta meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dimilikinya, sehingga dapat berfungsi untuk peningkatan
kualitas hidup pribadi dan masyarakat.
Salah
satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah adanya perubahan tingkah laku
baik aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), maupun aspek
psikomotorik. Salah satu perubahan aspek kognitif mahasiswa dapat dilihat dari
indeks prestasi yang diperoleh.Indeks prestasi dijadikan sebagai tolak ukur
penguasaan akademik mahasiswa. Semakin baik penguasaan akademik mahasiswa maka
prestasi yang diperoleh pun akan baik pula. Pencapaian prestasi akademik
mahasiswa dipengaruhi oleh faktor baik faktor dari dalam diri mahasiswa (faktor
internal) maupun faktor dari luar diri mahasiswa (faktor eksternal).
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian teori belajar Clark L Hull?
2.
Apa saja postulat yang diajukan oleh hull?
3.
Teori belajar Hull dan beberapa hal mengenai teori belajar hull?
4.
Jasa apa yang di sumbangkan Clark L Hull dengan teori yang dikembangkannya?
C.
Tujuan
1.
Memahami konsep dan teori belajar clark l hull.
2.
Mengetahui tentang postulat yang diajukan oleh hull.
3.
Teori belajar hull dan beberapa hal mengenai teori belajar hull.
4.
Untuk mengetahui jasa-jasa yang di sumbangkan Clark L Hull melalui teorinya.
BAB
II
A.
KONSEP DAN TEORI BELAJAR CLARK L. HULL
Tokoh
Clark L. Hull (1804-1952) seorang guru besar di Universitas Yale USA, menyistematisir
teori-teori belajar yang sebelumnya menjadi suatu unit teori dengan memegang
kebaikan-kebaikan teori sebelunmya dan mengatasi
kelemahan-kelemahannya.Teorinya mendasarkan pada tingkah laku yang diselidiki
dengan hubungan perkuatan S-R.Metodanya sistematik, deduktif, dan dapat dites
atau dapat diuji. Persamaaan-persamaan teorinya dengan teori sebelumnya adalah
sebagai berikut :
Ø Berdasarkan
asosiasi S-R
Ø Berdasarkan cara melangsungkan hidup
Ø Berdasarkan kebutuhan biologis dan
pemenuhannya
Ø Orientasinya
kepada teori Pavlov
Beberapa
definisi yang dikembangkan dalam teori Hull:
a.
Kebutuhan (need) adalah keadaan organisme menyimpang (kekeurangan) dari kondisi
biologis optimum pada umumnya yang bertujuan untuk melangsungkan (meneruskan)
hidupnya. Jika kebutuhan itu timbul, maka organisme bertindak untuk memenuhi
kebutuhan tadi (mereduksi kebutuhan).Oleh karena itu, sering teori belajarnya
disebut teori reduksi kebutuhan (need-reduction theory).
b.
Dorongan (drive, semacam kondisi kekosongan ganda organisme sehingga mendorong
untuk berbuat. Misalnya dorongan makan, minum, seks, dan sebagainya.Istilah
lainnya adalah moti. (Ada kalanya orang ,merasa lapar namun tidak ada dorongan
untuk makan).
c.
Perkuatan (reinforcement), adalah hadiah, sesuatu yang dapat memperkuat
hubungan S-R, dan respon terhadap stimulus tersebut dapat mengurangi ketegangan
kebutuhan.
Jika
kita mengamati tingkah laku hewan, atau kita dapati bahwa sebagian tingkah laku
hewan (sebagi R) merupakan usaha untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kebutuhan biologis.Umpamanya lembu yang lapar tentulah reaksinya adalah mencari
rumput dan makan rumout yang ditemuinya.Karena lembu makan rumput tadi, maka
kebutuhan makan menjadi berkurang karena menjadi kenyang.Kedudukan rumput dalam
dalam hal tingkah laku lembu tadi sebagi perkuatan atau reinforcement dan
menghasilkan respon yang dipelajari (walaupun dengan secara mudah). Jadi
kebutuhan akan menyebabnya timbulnya tingkah laku dan tingkah laku khusus akan
mereduksi kebutuhan secara berangsur-angsur dipelajari.
Memang
tingkah laku pada hewan yang lebih rendah tingkatanya yang penting adalah
tingkah laku yang tidak dipelajari. Tingkah laku yang tidak dipelajari diberi
symbol SUR (S=stimulus; U = unlearned; R=respon). Stimulus an sich tidak akan
menimbulkan respon. Stimulus yang mengenai syaraf sensoris (reseptor)dan
kemudian timbul impuls yang masuk afferent (syarat gerak dan dapat mengaktifkan
afekttorlahotot-otot, maskuler). Yang dapat menimbulkan R. Disini Hull
membedakan S dengan symbol huruf besaryakni stimulus dari obyeknya.Symbol s
dengan huruf kecil adalah stimulus dalam organisme, stimulus yang sudah berupa
impuls.Jadi impuls adalah perangsang atau stimulus yang sudah ada dan bekerja
dalam syaraf.Belajar akanmelibatkan S dan bukan s.
Selanjutnya
mengenai R, Hull menbedakan tendensi untuk timbulnya R, dan r. Simbol R untuk
respon yang Nampak, yang actual, dan r adalah presdiposisi respon yang masih
dalam aktivitas syaraf (impuls yang sudah member energy pada syaraf efferent
dan efektor).Atau r adalah respon yang masih ada dii dalam organism, jadi tak
nampak, tetapi mempengaruhi tingkah laku (behavior).Kemudian Hull mengganti
symbol hubungan S-R menjadi hubungan SHR. Huruf H menunjukkanm habit atau
kebiasaan.
Hull
membedakan antara learning (belajar) dengan performance (tindakan). Tindakan
dapat dipengaruhi oleh banyak hal, tetapi belajar hanya dipengaruhi oleh factor
jumlah waktu, respon khusus terjadi karena kontigu
dengan perkuatan(hadiah). Hull percya bahwa tingkah laku bersumber pada
kebutuhan (need), yang merupakan tuntutan hidup.Reinforcement atau perkuatan
adalah semacam hadiah yang merupakan suatu stimulus yang mampu mengubah
kemungkinan R dan S tertentu yang disertakan (kontigu).Jika suatu R diperkuat,
hal ini berarti diikuti oleh suatu jenis stimulus (misalnya diberi hadiah).
B.
POSTULAT YANG DIAJUKAN OLEH HULL
Hull mengajukan
enam belas postulat dalam cakupan enam hal yakni sebagia berikut:
Postulat 1:
Impuls saraf afferent dan bekas lanjutannya.
Jika
suatu perangsang mengenai reseptor, maka timbullah impuls saraf afferent dengan
cepat mencapai puncak intensitasnya dan kemudian berkurang secara
berangsur-angsur.Sesaat saraf afferent berisi impuls dan diteruskan kepada
saraf sentral dalam beberapa detik dan seterusnya timbul
respon.S-R diubah menjadi S-s-R atau S-s-r-R. Simbol s adalah impuls atau
stimulus trace dalam saraf sensoris, dan simbol r adalah impuls respon yang
masih dalam saraf fferent.
Postulat 2:
Interaksi saraf afferent
Impuls
dalam suatu saraf afferent dapat diteruskan ke satu atau lebih saraf afferent
lainnya.R timbul tidak hanya karena satu stimulus, tetapi lebih dari satu S
yang lalu terjadi kombinasi berbagai stimulus. Rumusnya akan berubah menjadi
S-r-R.
Postulat 3: Respon-respon
bawaan terhadap kebutuhan (tingkah laku yang tidak dipelajari)
Sejak
lahir organisme mempunyai hierarki respon penentu kebutuhannya yang timbul
karena ada rangsangan-rangsangandan dorongan.Respon terhadap kebutuhan tertentu
bukan merupakan respon pilihan secara random, tetapi respon yang memang
ditentukan oleh kebutuhannya, misalnya mata kena debu maka mata berkedip dan
keluar air mata.
Postulat 4:
Hadiah dan kekuatan kebiasaan; kontiguitas dan Reduksi Dorongan sebagai
kondisi-kondisi untuk belajar.
Kekuatan
kebiasaan akan bertambah jika kegiatan-kegiatan reseptor dan efektor terjadi
dalam persamaan waktu yang menyebabkan hubungan kontiguitif dengan hadiah
pertama dan hadiah kedua. Simbol kekuatan kebiasaan adalah sHs.
Postulat 5:
Generalisasi (penyamarataan)
Kekuatan
kebiasaan yang efektif timbul karena stimulus lain daripada stimulus pertama
yang menjadi persyaratan bergantung kepada penindakan stimulus kedua dari yang
pertama dalam kesatuan yang terus menerus dari ambang perbedaan, dengan kata
lain yang ingin dibentuk merupakan hasil rata-rata persyaratan stimulus
berikutnya..
Postulat 6:
Stimulus dorongan
Hubungan
dengan tiap-tiap dorongan adalah stimulus dorongan karakteristik yang
intensitasnya meningkat dengan kekuatan dorongan.
Postulat
7: Potensi reaksi yang ditimbulkan oleh dorongan .
Kekuatan
kebiasaan disintesiskan kedalam potensi reaksi dengan dorongan-dorongan primer
yang timbul pada saat tertentu.
Postulat 8:
Pengekangan reaksi
Timbulnya
suatu reaksi menyebabkan pengekangan reaksi yang lain. Suatu kejemuan untuk
mengulangi respon.Pengekangan reaksi adalah penghamburan waktu yang spontan.
Postulat
9: Pengekangan yang dikondisikan (diisyaratkan)
Stimuli
yang dihubungkan dengan penghentian respon menjadi pengekangan yang
dikondisikan.
Postulat
10: Osilasi pengekangan
Potensial
pengekangan dihubungkan dengan potensial reaksi yang bergoyang terus menerus
pada waktu itu..
Postulat 11:
Reaksi ambang perangsang
Potensi
reaksi efektif yang momentum harus melampaui reaksi ambang perangsang sebelum
stimulus membangkitkan reaksi.
Postulat
12: Kemungkinan reaksi diatas ambang perangsang.
respon
adalah fungsi normal dari potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang
perangsang.
Postulat
13: Latensi (keadaan diam atau berhenti)
Makin
potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang makin pendek latensi
respon, artinya respon makin cepat timbul.
Postulat
14: Hambatan berhenti (ekstingsi)
Makin
besar potensi reaksi efektif, makin besar respon yang timbul tanpa perkuatan,
sebelum berhenti atau ekstingsi.
Postulat
15: Amplitudo respon (besarnya respon)
Besarnya
dorongan dilantari atau disebabkan oleh peningkatan kekuatan potensi efektif
reaksi dalam sistem saraf otonom.
Postulat
16: Respon-respon yang bertentangan
Jika
potensi-potensi reaksi kepada dua atau lebih respon-respon yang bertentangan
terjadi dalam organisme pada waktu yang sama, maka hanya reaksi yang mempunyai
potensi reaksi yang lebih besar akan terjadi responnya.
Hull
dengan mengajukan 16 postulat tersebut diatas bermaksud mempelajari
terbentuknya tingkah laku secara sistematis dan matematis.Dia menggunakan simbol-simbol,
dan rumus-rumus seperti dalam matematika.Terbentuknya tingkah laku yang
dipelajari ditunjukkan secara diagramatis, sehingga merupakan suatu rangkaian
yang berturut-turut. Simbol-simbol penting dan konsep-konsep
yang dipakai adalah sebagia berikut :
Ø
Reinforcement adalah perkuatan atau hadiah : Kekuatan kebiasaan (SHR) adalah
hasil perkuatan hubungan-hubungan S-R sejajar dengan reduksi kebutuhan
(postulat 3 dan 4).
Ø
Generalization adalah generalisasi atau penyamarataan : Generalisasi kekuatan
kebiasaan (S h R) bergabung dua unsure ialah perkuatan langsung hubungan S-R
dan generalisasi dan hubungan S’ – R’ yang semacam (postulat 5).
Ø
Motivation atau dorongan : reaksi potensial (S E R) bergantung kepada interaksi
antara kekuatan kebiasaan da dorongan (postulat 6 dan 7).
Ø
Inhibition atau pengekangan : reaksi potensial efektif (S e R) adalah reaksi potensial
yang dikurangi oleh pengekangan reaksi dan pengekangan yang dikondisikan atau
dipersyaratkan (postulat 8 dan 9).
Ø
Oscilation atau osilasi : reaksi potensial efektif sementara (S eo R) adalah
reaksi potensial efektif yang berubah sewaktu-waktu karena untuk pengekangan
yang berubah-ubah terlibat di dalamnya (postulat 10).
Ø
Response evocation atau bangkitnya respon : respon akan timbul jika reaksi
potensial efektif (ambang perbedaan). Respon semacam itu dapat diukur sesuai
dengan probabilitas reaksi, rintangan penghentian, atau besarnya respon
(postulat 11-16).
Dari
enam belas postulat yang menjadi inti adalah postulat nomor empat, yakni
mengenai hadiah dan kekuatan kebiasaan. Jika suatu kegiatan efektor
(r R) dan kegiatan reseptor (S
s) terjadi secara kontigu waktu dan hal ini secara tepat
berhubungan dengan pengurangan kebutuhan (G) atau dengan suatu stimulus yang
telah secara tetap berhubungan dengan kebutuhan, hasilnya akan tetap
meningkatkan kepada suatu kecenderungan (SSHR) bagi impuls afferent untuk
menimbulkan reaksi.Peningkatan- peningkatan dari hadiah yang berturut-turut
memuncak terbentuknya kombinasi kekuatan kebiasaan (SHR) yang bergantung kepada
peningkatan hadiah (n).batas atas dari kurve belajar merupakan hasil dari :
1.Pertumbuhan
positif fungsi reduksi (pengurangan) besarnya kebutuhan yang termasuk primer,
atau hadiah sebagai yang sekunder.
2.Pertumbuhan
negative fungsi penundaan (t) hadiah.
3.(a)
Pertumbuhan negative fungsi ketidaksinkronan (t’) dari Sef dan R jika keduanya
sebentar adanya; atau (b) dalam hal aksi Sef yang terus-menerus pada reseptor
bila mulai terjadi respon.
Jika
ditarik esensi teori belajar pada analisis Hull adalah operasi dasra hadiah,
pengaruh ulangan, dan gradasi hadiah. Untuk merumuskan kembali apa yang
dimaksud diatas adalah sebagai berikut :
1) Bahwa
belajar bergantung kepada kontiguitas S dan R yang berhubungan dengan hadiah
dalam arti pereduksi kebutuhan. Hal ini mirip dengan hukum efek dari Thorndike.
2) Bahwa
belajar digambarkan sebagai pertumbuhan fungsi sederhana, adalah berdasarkan
asumsi bahwa peningkatan kekuatan kebiasaan dengan setiap hadiah adalah bagian
tetap dari peningkatan sisa yang dipelajari. Sebab makin kecil yang harus
dikuasai pada awal belajar dan makin kecil pada akhir belajar.
3)Bahwa
batas atas M asosiasi antara S dan R bergantung kepada besarnya hadiah dan
hadiah yang tertunda.
Hull
mengemukakan ada tiga fungsi yang berbeda mengenai dorongan:
1) Tanpa
adanya suatu dorongan tidak akan ada perkuatan primer, sebab perkuatan primer
akan menyebabkan penurunan cepat dari dorongan.
2) Tanpa
adanya dorongan tidak akan timbul respon, sebab dorongan akan mengaktivir
kebiasaan dalam potensi reaksi. Hull berasumsi bahwa dorongan akan
melipatgandakan kekuatan kebiasaan.
3) Tanpa
stimulus dorongan yang jelas, tidak akan terjadi regulasi kebiasaan dari
kebutuhan pada organisme, maka tidak ada cara untuk mempelajari.
C.
TEORI BELAJAR HULL DAN BEBERAPA HAL MENGENAI TEORI BELAJAR HULL.
Dasar
dari teori belajar Hull adalah teori belajar behavioristik.Menurut teori
behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman (Gage, Berliner, 1984: 252).Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143).Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut
teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran
behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan
ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula
bila respon dikurangi atau dihilangkan (negative reinforcement) maka respon
juga semakin kuat.
Prinsip-prinsip
utama teori dari Hull sendiri adalah :
1) Reinforcement
adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi reinforcement
bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor.
2) Dalam
mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening
variable atau yang juga dikenal sebagai unsure O (organisme). Faktor O adalah
kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat
pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena
bukan behaviorisme sejati.
3)Proses
belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini tampak
pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis organisme.
D.
SUMBANGAN TEORI HULL
Dalam
teorinya Hull memasukkan kebutuhan-kebutuhan organisme dalam proses belajar.
Oleh karenanya teori belajarnya disebut teori reduksi dorongan.Sebab dorongan
menimbulkan kebutuhan dan ketegangan dalam organisme berusaha untuk meredakan
atau mereduksi, mengurangi ketegangan tadi dengan berbuat sesuatu.Hull
menekankan kebutuhan-kebutuhan dalam proses belajar. Semua kebutuhan pada
anak-anak dapat diorganisir dan dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan,
sehingga belajar akan lebih berarti jika dapat memenuhi atau memuaskan
kebutuhan anak-anak. Di sini dapat dipasang perangkat hadiah ataupun hukuman
untuk mengktivir belajar.Hadiah dan hukuman dapat di pandang pereduksi tegangan
kebutuhan.Dengan demikian teori belajarnya dapat disebut juga teori hadiah.
Jasa
lain dari Hull yaitu bahwa proses belajar mulai dikuantifikasikan, yaitu dapat
dirumuskan secara matematik.Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar
dari hull ialah adanya incentive motivation (motivasi intensif) dan drive
stimulus reduction (pengurangan stimulus pendorong). Kecepatan berespon
berubah bila besarnya hadiah (revaro) berubah.Penggunaan praktis teori
belajar dari Hull ini untuk kegiatan dalam kelas, adalah sebagi berikut:
v Teori
belajar didasarkan pada drive – reduction atau drive stimulus reduction.
v Intruksional
obyektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas
v Ruangan
kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terjadinya proses belajar.
v Pelajaran harus dimulai dari yang
sederhana/mudah menuju kepada yang lebihkompleks/sulit
v Kecemasan
harus ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar
v Latihan
harus didistribusikan dengan hati-hati supaya tidak terjadi inhibisi. Dengan
perkataan lain, kelelahan tidak boleh mengganggu belajar
Urutan
mata pelajaran diatur sedemikian sehingga mata pelajaran yang terdahulu tidak
menghambat tetapi justru harus menjadi perangsang yang mendorong belajar pada
mata pelajaran berikutnya
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori
Clark L Hull mendasarkan pada tingkah laku yang diselidiki dengan hubungan
perkuatan S-R.Metodanya sistematik, deduktif, dan dapat dites atau dapat
diuji.Jika ditarik esensi teori belajar pada analisis Hull adalah operasi dasar
hadiah, pengaruh ulangan, dan gradasi hadiah.
1.
Jadi belajar bergantung kepada kontiguitas S dan R yang berhubungan dengan
hadiah dalam arti pereduksi kebutuhan.
2. Belajar
digambarkan sebagai pertumbuhan fungsi sederhana, adalah berdasarkan asumsi
bahwa peningkatan kekuatan kebiasaan dengan setiap hadiah adalah bagian tetap
dari peningkatan sisa yang dipelajari. Sebab makin kecil yang harus dikuasai
pada awal belajar dan makin kecil pada akhir belajar.Bahwa batas atas M
asosiasi antara S dan R bergantung kepada besarnya hadiah dan hadiah yang
tertunda.
DAFTAR
PUSTAKA
B.R. Hergenhahn,Mattthew H.Olson .2008.Theories of
Learning. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Purwanto,M
Ngalim.2002. Psikologi Pendidikan.
Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Suyono Dan
Hariyanto.2011.Belajar Dan Pembelajaran.Bandung
: PT Remaja Rosdakarya Offset
Fuadyartanto,RBS.2002.Psikologi Pendidikan.yogyakarta:Global
Pustaka Utama
http://psikologikartinaningsih.blogspot.com
TEORI-TEORI FUNGSIONALISTIK DOMINAN CLARK
LEONARD HULL
MAKALAH
Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas individu
mata kuliah Teori
Pembelajaran
Dosen pengampu:
Prof. Dr. FX. Sugiyanto
Dr. Sri Winarni, M.pd.
Oleh:
Saddam Dewana
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih, Komentar dan saran...
Sukses Selalu