Labels

Monday, 11 January 2016

Teori Pembelajaran Teori Proses Pembelajaran


Teori Proses Pembelajaran
Oleh
Saddam Dewana
ABSTRAK
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
              Tujuan pembelajaran sebenarnya  adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka. Perkembangan teori pembelajaran, ada tiga teori dalam kegiatan pembelajaran yaitu :1) Teori pembelajaran behaviorisme, 2) Teori pembelajaran kognitivisme, 3) Teori kontruktivisme.
           Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didik pada lingkungan belajar tertentu dan akhirnya terjadi perubahan tingkah laku. Oleh karena pembelajaran  merupakan proses, tentu dalam sebuah proses terdapat komponen-komponen yang saling terkait. Komponen-komponen pokok dalam pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

            Kata kunci: Teori proses pembelajaran





DAFTAR ISI

    Halaman
           HALAMAN JUDUL......................................................................................    i
           ABSTRAK...................................................................................................... 1
           DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
          
           BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .......................................................................................... 3
B.     Identifikasi masalah.................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
1.      Pengertian Proses pembelajaran.................................................................. 5
2.      Tujuan Pembelajaran................................................................................... 6
3.      Teori- Teori Proses pembelajaran................................................................ 7
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan................................................................................................. 11
DAFTAR ISI................................................................................................... 12

          

           




BAB I
PENDAHULUAN
1.    1 Latar Belakang
Keragaman paradigma dan model pembelajaran selalu bermula dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan siswa, seiring berjalannya waktu dan semakin pesatnya tingkat intelektualitas serta kualitas kehidupan, maka pendidikan pun menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu, tentu saja hal ini membutuhkan sebuah desain pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kondisinya. Sehingga berbagai teori, metode dan desain pembelajaran serta pengajaran pun dibuat dan diciptakan untuk mengapresiasikan semakin beragamnya tingkat kebutuhan dan kerumitan permasalahan pendidikan. Jadi memang itulah yang menjadi esensi pendidikan itu sendiri, yakni bagaimana menciptakan sebuah kehidupan lebih baik yang tercipta dari proses pendidikan yang kontekstual dan mampu menyerap aspirasi zaman dengan tepat dan sesuai.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
 Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal Tanpa menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.
Makalah ini membahas bagaimana menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya menurut para teori, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.
1.2  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah pada makalah ini adalah: Bagaimana teori proses pembelajaran menurut para ahli di terapkan pada setiap proses pembelajaran?
1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu persyaratan pemenuhan tugas mata kuliah teori pembelajaran dan supaya kita dapat mengetahui apa saja teori proses pembelajaran yang di kemukakan oleh para ahli.








BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Teori
1.  Pengertian Proses Pembelajaran
             Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
             Menurut pendapat Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan  efisien”.                                 Pengertian proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers (1991:114): “Proses pembelajaran merupakan  suatu kegiatan belajar mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program pendidikan”
                        Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Winkel (1991:200) “proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang  menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.
             Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai  dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
           2. Tujuan Pembelajaran
             Tujuan pembelajaran sebenarnya  adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka (Dahar,1996:106). Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Blomm yang membagi tiga kategori dalam tujuan pembelajaran yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif, 3)Psikomotorik (Nasution, 1998:25).
             Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa mengalami perkembangan yang maju dan positif.
             Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa atau peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya tujuan  tersebut dapat tercapai secara optimal.
             Dalam hal ini tujuan pembelajaran musik ekstrakurikuler band adalah menjadi wadah siswa untuk menyalurkan bakat di bidang musik, mengasah keterampilan bermain alat musik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman bermain musik secara kelompok serta melatih kepercayaan diri siswa pada saat tampil di depan orang banyak.
             Berdasarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah sebagai upaya membekali diri siswa dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat pengalaman, pemahaman        moral dan keterampilan sehingga mengalami perkembangan positif.
3. Teori- teori Proses Pembelajaran
             Menurut Gagne dan Briggs, pembelajaran  merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar anak didik, yang dirancang, sedemikian rupa untuk mendukung terjadinya proses belajar anak didik yang bersifat internal.
  Perkembangan teori pembelajaran, ada tiga teori dalam kegiatan pembelajaran yaitu :
1.      Teori pembelajaran behaviorisme
     Pembelajaran merupakan penguasaan respons dari lingkungan yang di kondisikan. Pembelajaran di capai melalui respons yang berulang-ulang dan pemberian penguatan (reinforcement). Peserta didik mempelajari pola tersebut secara berlahan-lahan dari respons tersebut. Kajian behaviorisme ialah pada tingkah laku yang dapat di amati dan dapat di ukur (Good and brophy, 1990). Prinsip-prinsip dasar pembelajaran menurut teori behaviorisme adalah:
 a) Menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap perubahan perilaku, hal ini sesuai dengan teori John B. Watson yang menjelaskan bahwa prilaku perubahan manusia itu di pengaruhi dan di kendalikan oleh faktor- faktor lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi para pembelajar dengan stimulusnya dimana tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.

 b) Menggunakan prinsip penguatan, yaitu untuk mengidentifikasi aspek paling diperlukan dalam pembelajaran dan untuk mengarahkan kondisi agar peserta didik dapat mencapai peningkatan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Teori leonard Hull mengatakan tanpa adanya dorongan tidak akan timbul respons, sebab dorongan akan mengaktifkan kebiasaan dalam potensi reaksi. Dorongan akan melipatgandakan kekuatan kebiasaan, peranan penguatan di dalam penegakan reaksi-reaksi bersyarat atau reaksi terkondisikan.
c) Menggunakan rangsangan- rangsangan tertentu agar prilaku manusia dapat berubah sesuai apa yang di inginkan, teori ini di hadirkan oleh Pavlov yang melakukan percobaan- percobaan bahwa rangsangan bisa mengendalikan individu dengan stimulus yang tepat sesuai dengan respons yang di inginkan.
c) Mengidentifikasi karakteristik peserta didik untuk menetapkan pencapaian tujuan pembelajaran menurut Thorndike yaitu dengan prinsip proses belajar yaitu hokum kesiapan, hokum latihan, hokum akibat, respons berganda dan sebagainya.
d) Lebih menanamkan pada hasil belajar dari pada proses pembelajaran.

2.      Teori pembelajaran kognitivisme           
             Pembelajaran kognitivisme merupakan refleksi dari teori nehaviorisme yang telah di dominasi oleh model pemrosesan informasi (information- processing) pada memori manusia. Selanjutnya, para ahli pembelajaran mengarahkan kajian pada model mental dan proses mental seperti pemikiran, mengingat, dan pemecahan masalah. Pembelajaran melibatkan gabungan suatu hubungan dengan pengulangan.
             Teori kognivisme memandang bahwa pembelajaran melibatkan penguasaan dan reorganisasi dari struktur kognitiv melalui pemrosesaan dan penyimpanan. Dalam teori pembelajaran kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Menurut aliran kognitivisme, belajar merupakan interaksi antar individu dan lungkungan, dan hal ini terjadi terus menerus  sepanjang hayat. Prinsip- prinsip dasar pembelajaran menurut teori kognitivisme adalah: a) pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan, b) peserta didik merupakan peserta aktif di dalam proses pembelajaran,
c) Menekankan pada pembentukan pola pikir peserta didik, dimana individu adalah kunci pada keberhasilan sebuah proses pembelajaran  dan individu harus mengerti apa yang sedang ia pelajari menurut teori gestalf.
 d) berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam ingatanya,
 e) Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai proses aktif di dalam diri peserta didik. Sama dengan teori medan bahwa pengalaman adalah pola-pola sistematis dan bermakna didalam proses pembelajaran
 f) menerapkan rewerd dan punishment, g) hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan guru, tetapi juga pada cara peserta didik memperoleh informasi tersebut.
             Selain itu, teori kognitivisme terasa lebih memanusiawi dan utuh memandang manusia karena mempertimbankan faktor kognisi sebagai bagian penting dari sosok manusia. Implikasinya, proses belajar dan pembelajaran berlangsung lebih enjoy dan nyaman karena faktor- faktor mental, psikis, kesadaran, dan semacamnya dari peserta didik digali, dilibatkan, dan di aktifkan. Proses belajar dan pembelajaran pun bisa dijalani secara lebih baik, dan jalan menujukeberhasilan dan kesuksesan lebih terbuka lebar.
3.      Teori kontruktivisme
             Pembelajaran di gambarkan sebagai kontruksi pengetahuan, menurut teori ini tanggung jawab pembelajaran ialah pada peserta didik. Proses pemikiran merupakan hal yang penting dan merupakan alat utama dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa perbedaan dalam teori kontruktivisme, yaitu:
a)     Radical constructivisme yaitu peserta didik dalam mengontruksi pengetahuannya murni berasal dari dalam diri peserta didik tersebut.
b)    Pengikut teori Piaget mengenggap kontruksi pengetahuan hanya sebagian besar berasal dari dalam diri individu, dan sebagian lain berasal dari interaksi social sebagai katalisator. Dari teori ini menekankan bahwa linkungan sosiallah yang membuat peserta didik mampu mengontruksi pengetahuanya.
         Prinsip- prinsip dasar pembelajaran menurut teori kontruksivisme adalah:1) Membangun interpretasi peserta didik berdasarkan pengalaman belajar, 2) Menjadikan pembelajaran sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan pengetahuan tidak hanyak sebagai proses komunikasi pengetahuan, 3) Kegiatan pembelajaran bertujuan untuk pemecahan masalah (problem solving), 4) Pembelajaran bertujuan pada proses pembelajaran itu sendiri, bukan pada hasil pembelajaran, 5) Pembelajaran berpusat pada peserta didik, 6) Mendorong peserta didik dalam mencapai tingkat yang lebih tinggi (hight order tinking).
             Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didik pada lingkungan belajar tertentu dan akhirnya terjadi perubahan tingkah laku. Oleh karena pembelajaran  merupakan proses, tentu dalam sebuah proses terdapat komponen-komponen yang saling terkait. Komponen-komponen pokok dalam pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
           Dari teori para ahli yang terpapar pada makalah di atas dapat di simpulkan bahwa masing- masing teori memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi dan menguatkan untuk proses pembelajaran, teori behaviorisme dimana kaum ini menjelaskan bahwa perubahan tingkahlaku adalah proses belajar yang didalamnya penguatan dan pengharhaan serta hukuman menjadi stimulus dalam berprilaku. Teori kognitivisme menerangkan bahwa teori ini lebih rumit dan njlimet artinya teori penerapan teori ini memerlukan waktu dan ketlatenan yang lebih karena terasa membebani dan menyedot energy, pikiran, tenaga. Sedangkan untuk teori kontruksivisme semua yang di lakukan oleh peserta didik pada saat belajar bermanfaat.


















Daftar Pustaka
Hill, Winfred F. 2012. Theories of Learning Teori-Teori Pembelajaran Konsepsi, Komparasi dan Signifikansi. Bandung: Nusa Media.

Rahyubi, Heri. 2014. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.

Hergenhahn, B.R., Olson, M.H. Theories Of Learning (Teori Belajar) Edisi Ketujuh. Jakarta: Kencana.

Schunk, Dale. H. 2012. Learning Theories, An Educational Perspective Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan Edisi Keenam. Yogyakarta : Pustaka Pelayar.




No comments:

Post a Comment

Terima Kasih, Komentar dan saran...

Sukses Selalu