Teori
Proses Pembelajaran
Oleh
Saddam Dewana
ABSTRAK
Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran.
Tujuan
pembelajaran sebenarnya adalah untuk
memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan
intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan
mereka. Perkembangan teori pembelajaran, ada tiga teori dalam kegiatan
pembelajaran yaitu :1) Teori pembelajaran behaviorisme, 2) Teori pembelajaran
kognitivisme, 3) Teori kontruktivisme.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh
pendidik untuk membelajarkan peserta didik pada lingkungan belajar tertentu dan
akhirnya terjadi perubahan tingkah laku. Oleh karena pembelajaran merupakan proses, tentu dalam sebuah proses
terdapat komponen-komponen yang saling terkait. Komponen-komponen pokok dalam
pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, kurikulum,
strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Kata
kunci: Teori proses pembelajaran
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... i
ABSTRAK......................................................................................................
1
DAFTAR
ISI.................................................................................................. 2
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Identifikasi masalah.................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Proses pembelajaran.................................................................. 5
2. Tujuan Pembelajaran................................................................................... 6
3. Teori- Teori Proses pembelajaran................................................................ 7
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan................................................................................................. 11
DAFTAR ISI................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.
1 Latar Belakang
Keragaman paradigma dan
model pembelajaran selalu bermula dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan
siswa, seiring
berjalannya waktu dan semakin pesatnya tingkat intelektualitas serta kualitas
kehidupan, maka pendidikan pun menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu, tentu
saja hal ini membutuhkan sebuah desain pendidikan yang tepat dan sesuai dengan
kondisinya. Sehingga berbagai teori, metode dan desain
pembelajaran serta pengajaran pun dibuat dan diciptakan untuk mengapresiasikan
semakin beragamnya tingkat kebutuhan dan kerumitan permasalahan pendidikan.
Jadi memang itulah yang menjadi esensi pendidikan itu sendiri, yakni bagaimana
menciptakan sebuah kehidupan lebih baik yang tercipta dari proses pendidikan
yang kontekstual dan mampu menyerap aspirasi zaman dengan tepat dan sesuai.
Proses pembelajaran
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian rencana pelaksanaan pembelajaran
oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses pembelajaran.
Pada kenyataan yang kita
lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses
pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran
lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat
dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut
agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada
siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap
orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah
tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Jadi, proses belajar terjadi jika anak
merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih
pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari
pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan
pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran
dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan
berjalan dengan efektif dan optimal Tanpa menyiapkan sejumlah perangkat
pembelajaran yang tepat.
Makalah ini membahas
bagaimana menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya
menurut para teori, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran
yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka identifikasi masalah pada makalah ini adalah: Bagaimana
teori proses pembelajaran menurut para ahli di terapkan pada setiap proses
pembelajaran?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai salah satu persyaratan pemenuhan tugas mata kuliah
teori pembelajaran dan supaya kita dapat mengetahui apa saja teori proses
pembelajaran yang di kemukakan oleh para ahli.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Teori
1.
Pengertian Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran
adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa
dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru
dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua
komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil
belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Menurut pendapat Bafadal (2005:11),
pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar
dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien”. Pengertian
proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers (1991:114): “Proses
pembelajaran merupakan suatu kegiatan
belajar mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik,
pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar
dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program
pendidikan”
Pendapat
yang hampir sama dikemukakan oleh Winkel (1991:200) “proses pembelajaran adalah
suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam
lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru
dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang
diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang
berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik
untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses
pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan
munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang
berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran
sebenarnya adalah untuk memperoleh
pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para
siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka
(Dahar,1996:106). Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan
psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Blomm yang membagi
tiga kategori dalam tujuan pembelajaran yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif, 3)Psikomotorik
(Nasution, 1998:25).
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan
individu mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual.
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut
juga perkembangan moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut
perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa
mengalami perkembangan yang maju dan positif.
Tujuan pembelajaran di dalamnya
terdapat rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa
atau peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran.
Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat
bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal.
Dalam hal ini tujuan pembelajaran
musik ekstrakurikuler band adalah menjadi wadah siswa untuk menyalurkan bakat
di bidang musik, mengasah keterampilan bermain alat musik dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman bermain musik secara
kelompok serta melatih kepercayaan diri siswa pada saat tampil di depan orang
banyak.
Berdasarkan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah
sebagai upaya membekali diri siswa dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat
pengalaman, pemahaman moral dan
keterampilan sehingga mengalami perkembangan positif.
3. Teori- teori Proses Pembelajaran
Menurut Gagne dan Briggs,
pembelajaran merupakan suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar anak didik, yang dirancang, sedemikian
rupa untuk mendukung terjadinya proses belajar anak didik yang bersifat
internal.
Perkembangan
teori pembelajaran, ada tiga teori dalam kegiatan pembelajaran yaitu :
1.
Teori
pembelajaran behaviorisme
Pembelajaran merupakan
penguasaan respons dari lingkungan yang di kondisikan. Pembelajaran di capai
melalui respons yang berulang-ulang dan pemberian penguatan (reinforcement).
Peserta didik mempelajari pola tersebut secara berlahan-lahan dari respons
tersebut. Kajian behaviorisme ialah pada tingkah laku yang dapat di amati dan
dapat di ukur (Good and brophy, 1990). Prinsip-prinsip dasar pembelajaran
menurut teori behaviorisme adalah:
a) Menekankan pada pengaruh
lingkungan terhadap perubahan perilaku, hal ini sesuai dengan teori John B.
Watson yang menjelaskan bahwa prilaku perubahan manusia itu di pengaruhi dan di
kendalikan oleh faktor- faktor lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laku
belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi para pembelajar dengan
stimulusnya dimana tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan
tingkah laku adalah hasil belajar.
b) Menggunakan prinsip
penguatan, yaitu untuk mengidentifikasi aspek paling diperlukan dalam
pembelajaran dan untuk mengarahkan kondisi agar peserta didik dapat mencapai
peningkatan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Teori leonard Hull mengatakan
tanpa adanya dorongan tidak akan timbul respons, sebab dorongan akan
mengaktifkan kebiasaan dalam potensi reaksi. Dorongan akan melipatgandakan
kekuatan kebiasaan, peranan penguatan di dalam penegakan reaksi-reaksi
bersyarat atau reaksi terkondisikan.
c) Menggunakan rangsangan- rangsangan tertentu agar prilaku manusia
dapat berubah sesuai apa yang di inginkan, teori ini di hadirkan oleh Pavlov
yang melakukan percobaan- percobaan bahwa rangsangan bisa mengendalikan
individu dengan stimulus yang tepat sesuai dengan respons yang di inginkan.
c) Mengidentifikasi karakteristik peserta didik untuk menetapkan pencapaian
tujuan pembelajaran menurut Thorndike yaitu dengan prinsip proses belajar yaitu
hokum kesiapan, hokum latihan, hokum akibat, respons berganda dan sebagainya.
d) Lebih menanamkan pada hasil belajar dari pada proses pembelajaran.
2.
Teori
pembelajaran kognitivisme
Pembelajaran kognitivisme merupakan
refleksi dari teori nehaviorisme yang telah di dominasi oleh model pemrosesan
informasi (information- processing) pada memori manusia. Selanjutnya, para ahli
pembelajaran mengarahkan kajian pada model mental dan proses mental seperti
pemikiran, mengingat, dan pemecahan masalah. Pembelajaran melibatkan gabungan
suatu hubungan dengan pengulangan.
Teori kognivisme memandang bahwa
pembelajaran melibatkan penguasaan dan reorganisasi dari struktur kognitiv
melalui pemrosesaan dan penyimpanan. Dalam teori pembelajaran kognitivisme
mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor
eksternal atau lingkungan. Menurut aliran kognitivisme, belajar merupakan
interaksi antar individu dan lungkungan, dan hal ini terjadi terus menerus sepanjang hayat. Prinsip- prinsip dasar
pembelajaran menurut teori kognitivisme adalah: a) pembelajaran merupakan suatu
perubahan status pengetahuan, b) peserta didik merupakan peserta aktif di dalam
proses pembelajaran,
c) Menekankan pada pembentukan pola pikir
peserta didik, dimana individu adalah kunci pada keberhasilan sebuah proses
pembelajaran dan individu harus mengerti
apa yang sedang ia pelajari menurut teori gestalf.
d)
berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan
informasi dalam ingatanya,
e)
Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai
proses aktif di dalam diri peserta didik. Sama dengan teori medan bahwa
pengalaman adalah pola-pola sistematis dan bermakna didalam proses pembelajaran
f)
menerapkan rewerd dan punishment, g) hasil pembelajaran tidak hanya tergantung
pada informasi yang disampaikan guru, tetapi juga pada cara peserta didik
memperoleh informasi tersebut.
Selain itu, teori kognitivisme terasa
lebih memanusiawi dan utuh memandang manusia karena mempertimbankan faktor
kognisi sebagai bagian penting dari sosok manusia. Implikasinya, proses belajar
dan pembelajaran berlangsung lebih enjoy dan nyaman karena faktor- faktor
mental, psikis, kesadaran, dan semacamnya dari peserta didik digali, dilibatkan,
dan di aktifkan. Proses belajar dan pembelajaran pun bisa dijalani secara lebih
baik, dan jalan menujukeberhasilan dan kesuksesan lebih terbuka lebar.
3.
Teori
kontruktivisme
Pembelajaran di gambarkan sebagai
kontruksi pengetahuan, menurut teori ini tanggung jawab pembelajaran ialah pada
peserta didik. Proses pemikiran merupakan hal yang penting dan merupakan alat
utama dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa perbedaan dalam teori
kontruktivisme, yaitu:
a)
Radical
constructivisme yaitu peserta didik dalam mengontruksi pengetahuannya murni
berasal dari dalam diri peserta didik tersebut.
b)
Pengikut
teori Piaget mengenggap kontruksi pengetahuan hanya sebagian besar berasal dari
dalam diri individu, dan sebagian lain berasal dari interaksi social sebagai
katalisator. Dari teori ini menekankan bahwa linkungan sosiallah yang membuat
peserta didik mampu mengontruksi pengetahuanya.
Prinsip- prinsip dasar
pembelajaran menurut teori kontruksivisme adalah:1) Membangun interpretasi
peserta didik berdasarkan pengalaman belajar, 2) Menjadikan pembelajaran
sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan pengetahuan tidak hanyak
sebagai proses komunikasi pengetahuan, 3) Kegiatan pembelajaran bertujuan untuk
pemecahan masalah (problem solving),
4) Pembelajaran bertujuan pada proses pembelajaran itu sendiri, bukan pada
hasil pembelajaran, 5) Pembelajaran berpusat pada peserta didik, 6) Mendorong
peserta didik dalam mencapai tingkat yang lebih tinggi (hight order tinking).
Dari beberapa pendapat tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh
pendidik untuk membelajarkan peserta didik pada lingkungan belajar tertentu dan
akhirnya terjadi perubahan tingkah laku. Oleh karena pembelajaran merupakan proses, tentu dalam sebuah proses
terdapat komponen-komponen yang saling terkait. Komponen-komponen pokok dalam
pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, kurikulum,
strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari teori para ahli
yang terpapar pada makalah di atas dapat di simpulkan bahwa masing- masing
teori memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi dan menguatkan
untuk proses pembelajaran, teori behaviorisme dimana kaum ini menjelaskan bahwa
perubahan tingkahlaku adalah proses belajar yang didalamnya penguatan dan
pengharhaan serta hukuman menjadi stimulus dalam berprilaku. Teori kognitivisme
menerangkan bahwa teori ini lebih rumit dan njlimet artinya teori penerapan
teori ini memerlukan waktu dan ketlatenan yang lebih karena terasa membebani
dan menyedot energy, pikiran, tenaga. Sedangkan untuk teori kontruksivisme
semua yang di lakukan oleh peserta didik pada saat belajar bermanfaat.
Daftar Pustaka
Hill, Winfred F. 2012. Theories of Learning Teori-Teori Pembelajaran Konsepsi, Komparasi dan
Signifikansi. Bandung: Nusa Media.
Rahyubi, Heri. 2014.
Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.
Hergenhahn, B.R., Olson, M.H. Theories Of Learning (Teori Belajar) Edisi Ketujuh. Jakarta:
Kencana.
Schunk, Dale. H. 2012.
Learning Theories, An Educational Perspective Teori-teori Pembelajaran: Perspektif
Pendidikan Edisi Keenam. Yogyakarta : Pustaka Pelayar.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih, Komentar dan saran...
Sukses Selalu