Labels

Monday, 11 January 2016

Teori Pembelajaran TEORI SKINNER

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belajar adalah salah satu topik paling penting didalam psikologi saat ini, namun konsepnya sulit untuk didefinisikan. Belajar diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku, dengan kata lain, hasil belaar harus selalu diterjemahkan kedalam perilaku atau tindakan yang dapat diamati. Setelah menjalani proses belar, pembelajar akan mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka lakukan sebelum mereka belajar.
Maka dari itu, penulis coba merangkum berbagai pendapat dari salah satu psikolog terkemuka dunia yang karya-karya dan pemikirannya telah banyak mempengaruhi cara belajar hingga saat ini.
Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) lahir di Susquehana, Pennsylvania. Dia meraih gelar master pada1930 dan Ph,D, pada 1931 dari Harvard University. Gelar B.A, diperoleh dari Hamilton College, New York, dimana dia mengambil jurusan sastra Inggris.
Kepeduliannya terhadap pendidikan membuat dia banyak melakukan penelitian, dan riset panjang yang banyak mengorbankan waktu untuk hal lainnya.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP TEORETIS UTAMA
1.      Behaviorisme Radikal
Skinner mengadopsi dan mengembangkan filsafat ilmiah yang dikenal sebagai radical behaviorism (behavirisme radikal). Orientasi ilmiah ini menolak bahasa ilmiah dan interpretasi ilmiah yang mengacu pada mentalistic event (kejadian mental). Beberapa teoretisi belajar behavioristik menggunakan istilah seperti dorongan, motivasi, dan tujuan untuk menjelaskan aspek tertentu dari perilauku manusia dan non manusia. Skinner menolak jenis istilah ini karena istilah ini merujuk pada pengalaman mental yang bersifat pribadi, dan menurutnya menyebabkan psikologi kembali kebentuk non-ilmiah. Menurut Skinner aspek yang dapat diamati dan dapat diukur dari lingkungan, dari perilaku organisme, dan dari konsekuensi perilaku itulah yang merupakan materi penting untuk penelitian ilmiah.
Skinner berpendapat bahwa sains atau ilmu pengetahuan adalah soal pencarianSebab-sebab,bahwa identifikasi sebab-sebab akan memungkinkan dilaakukan prediksi dan kontrol, dan bahwa penelitia ekperimental, yang dilakukan dengaan benar akan bisa mengidentifikasi sebab-sebab itu. Behaviorisme radikal Skinner ini adalah pandangan yang luarbiasa tentang ilmu pengetahuan... apa-apa yang unik dan menantang dan banyak disalah pahamidari behaviorisme radikal Skinner ini adalah argumen Skinner bahwa pandangannya ini merupakan basis atau skeptisismenya terhadap khususnya mentalisme dan terhadap berbagai pendekatan yang paling penting terhadap kajian tindakan akal dan belajar pada umumnya.

2.      Perilaku Responden dan Operan
Skinner membedakan dua jenis perilaku responden behavior (perilaku responden),yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, dan operant behavior (perilaku operan), yang tidak diakibatkan oleh stimulus yang dikenal tetapi dilakukan sendiri oleh organisme. Respon yang tidak terkondisikan (bersyarat) adalah contoh dari perilaku responden karena respons ini ditimbulkan oleh stimuli yang tak terkndisikan. Contoh dari perilaku respnden adalah semua gerak refleks. Karena perilaku peran pada awalnya tidak berkolerasi dengan stimuli yang dikenali, maka ia tampak spontan. Kebanyakan aktivitas keseharian kita adalah perilaku peran.

3.      Pengkondisian Tipe S dan Tipe R
Bersama dengan dua perilaku tersebut diatas, ada dua jenis pengkondisian. Pengkndisian Tipe S juga dinamakan respondent coditioning (pengkondisian responden) dan identik dengan pengkondisian klasik. Ia disebut pengkondisian Tipe S karena menekankan arti penting stimulus dalam menimbulkan respons yang diinginkan. Tipe kondisi yang menyangkut perilaku operan dinamakan Tipe R karena penekannya adalah pada respons. Pengkondisian Tipe R juga dinamakan operant conditioning (pengkondisian operan).
Ada dua prinsip umum dalam pengkondisian Tipe R : (1) setiap respons yang diikuti dengan stimulus yang menguatkan cenderung diulang; (2) stimulus yang menguatkan adalah segala sesuatu yang memperbesar rata-rata terjadinya respons operan.
Skinner (1953) tidak mengemukakan kaidah yang mesti diikuti seseorang untuk menemukan apa yang merupakan penguat yang efektif. Namun dia mengatakan bahwa apakah sesuatu itu menguatkan atau tidak akan hanya dapat dipastikan melalui efeknya terhadap perilaku.
Dalam pengkondisian operan, penekannya adalah pada perilaku dan pada konsekuensinya; dengan pengkondisian peran, organisme pasti merespons dengan cara tertentu untuk memproduksi stimulus yang menguatkan. Prinsip pengkndisian operan berlaku untuk berbagai macam situasi.
Prinsip yang sama juga dianggap bisa diaplikasikan untuk pengembangan personalitas (kepribadian) manusia. Menurut Skinner, diri kita adalah diri yang diperkuat pada satu saat tertentu. Apa yang kita sebut personalitas tak lain adalah pola perilaku yang konsisten yang meringkaskan sejarah penguatan dalam diri kita.

B.     Pandangan Skinner Tentang Pendidikan
Skinner sangat tertarik untuk mengaplikasikan  teori belajarnya ke proses pendidikan. Menurut Skinner, belajar akan berlangsung sangat efektif apabila
1.      Informasi yang akan dipelajari disajikan secara bertahap.
2.      Pembelajar segera diberi umpan balik (feedback) mengenai akurasi pembelajaran mereka yakni, setelah belajar mereka segera diberi tahu apakah mereka sudah memahami informasi dengan benar atau tidak?
3.      Pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri.
Skinner menegaskan bahwa tujuan belajar seharusnya dispesifikasikan dahulu sebelum pelajaran dimulai. Dia menegaskan bahwa tujuan belajar itu mesti didefinisikan secara behavioral. Jika tujuan pendidikan tidak bisa dispesifikasikan secara behavioral, instruktur tak akan tahu apa yang harus diajarkan. Jika tujuan dispekifikasikan dalam therm yang sulit diterjemahkan kedalam therm behavioral,maka sulit sekali untuk menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran sudah terpenuhi.
Seperti behavioris lainnya, dia memulai dengan langkah yang sederhana ke yang kompleks. Perilaku kompleks dianggap terdiri dari bentuk-bentuk perilaku sederhana. Seperti Thorndike, bagi Skinner motivasi hanya penting untuk menentukan apa yang akan bertindak sebagai penguat untuk murid tertentu. Penguat sekunder adalah sangat penting pula, sebab penguat ini biasanya dipakai di kelas. Contoh dari penguat sekunder adalah pujian verbal, ekspresi wajah yang menyenangkan, pemberian penghargaan, menghargai kesuksesan, memberi nilai, peringkat, dan memberi kesempatan murid untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkannya. Bagi guru skinnerian, fungsi utama pendidikan adalah mengatur kuntingensi penguatan sehingga perilaku yang dianggap penting bisa ditingkatkan. Penguatan intrinsik dianggap tidak penting.
Dalam artikelnya yang berjudul “The Shame of American Education” Skinner (1984) menegaskan bahwa penggunaan instruksi yang terprogram bukan hanya akan membantu siswa belajar, tetapi juga meningkatkan rasa hormat kepada guru.
Sukses dan kemajuan adalah hal yang akan dihasilkan oleh instruksi yang terprogram. Hal inilah yang akan membuat pengajaran menjadi profesi yang layak dan mulia. Siswa bukan hanya harus belajar tetapi juga harus tahu bahwa mereka sedang belajar. Demikian pula guru bukan hanya harus mengajar tetepi juga harus tahu bahwa mereka sedang mengajar. Kejemuan dan kelesuan adalah biasanya akibat dari penanganan terhadap murid secara keliru, tetapi itu mungkin juga akibat dari penggunaan cara-cara lama. Sayangnya komunitas juga tidak menyadarinya. Salah satu usulan perbaikan pendidikan adalah dengan memberi penghormatan kepada guru, tetapi cara ini terbalik. Yang benaradalah para guru mesti mengajar dua kali lebih baik, dan penghormatan akan datang dengan sendirinya.

C.     Warisan Skinner : PSI, CBI, dan Belajar Online
Menarik untuk dicatat bahwa tekhnik pengajaran  paling umum adalah pemberian ceramah pelajaran (perkuliahan) dan tekhnik ini melanggar tiga prinsip yang didiskusikan diatas. Skinner mengusulkan alternatif tekhnik pengajaran, yang dinamakan programmed learning (belajar terprogram), yang mencakup ketiga prinsip tersebut. Alat yang diciptakan untuk menyajikan materi yang terprogram dinamakan teaching machine (mesin pengajaran).
Belajar terprogram adalah tekhnik yang lebih mungkin digunakan oleh guru yang berorientasi behavioralistik ketimbang guru yang berorientasi kognitif. Belajar terprogram memuat banyak prinsip dari teori penguatan, meskipun tekhnik ini tidak diciptakan oleh teoretisi penguatan.
Pendekatan skinner untuk belajar terprogram mengandung ciri-ciri yang berasal dari teori belajarnya :
1.      Langkah-langkah kecil. Pembelajar dihadapkan dengan sejumlah kecil informasi dan berjalan dari satu frame, atau satu unit informasi, ke frame selanjutnya secara tertib dan urut. Inilah yang dimaksudkan dengan linear program (program linear).
2.      Respons yang jelas. Overt responding (respon yang jelas) adalah harus, sehingga jawaban siswa yang benar dapat diperkuat dan respons yang salah dapat dikoreksi.
3.      Umpan balik segera. Segera sesudah memberi respons, siswa diberi tahu apakah respons mereka benar atau tidak. Immediate feedback (umpan balik segera) ini bertindak sebagai penguat jika jawabannya benar dan sebagai tindakan korektif jika jawabannya salah.
4.      Self-pacing. Siswa menempuh pelajaran terprogram sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri.

Ada sejumlah variasi dalam program di atas. Misalnya, beberapa siswa mungkin melompati informasi yang sudah diketahuinya. Prosedur ini biasanya dengan memberi siswa pra-tes untuk bagian tertentu dari program, dan jika mereka bisa mengerjakannya dengan memuaskan, maka mereka diperintahkan untuk melangkah kebagian selanjutnya.
Jenis lain dari pemrograman adalah dengan  mengijinkan siswa untuk “menambah” informasi lain, berdasarkan kinerja mereka. Setelah murid diberi informasi, mereka diberi pertanyaan pilian ganda. Jika mereka menjawab dengan benar, mereka maju ke informasi selanjutnya.

Sistem Instruksi Personal
Pendekata yang disebut  Personalized Systems of  Intruction (PSI) pada mulanya dinamakan Keller Plan. Seperti belajar terprogram, metode PSI mengindividualisasikan dan memberi umpan balik yang sering dan cepat mengenai kinerja siswa. Memberikan pelajaran secara individual biasanya menggunakan empat langkah, yang dapat diringkaskan sebagai berikut :
1.      Menentukan materi yang akan diajar.
2.      Membagi materi menjadi segmen-segmen tersendiri.
3.      Menciptakan metode evaluasi sejauh mana siswa telah menguasai materi dalam segmen tertentu.
4.      Mengijinkan siswa melangkah dari satu segmen ke segmen lainnya sesuai kemampuan mereka.

Penekanan dalam pengajaran PSI adalah pada penguasaan materi segmen yang di ajarkan, biasanya ditunjukkan dengan kinerja pada ujian ringkas dan terfokus. Instruktur dapat meminta siswa menguasai materi secara menyeluruh sebelum berpindah ke segmen  lain. Atau, instruktur mungkin menetapkan syarat minimum, misalnya penguasaan materi 90 persen, yang harus dicapai sebelum siswa melangkah ke segmen lain. Bahkan jika penguasaan menyeluruh tidak di wajibkan, siswa dalam kursus individual ini biasanya akan mendapat nilai A atau B, karena dalam pelajaran individu ini banyak faktor personal yang memberi kontribusi pada variasi nilai tes telah di eliminasi.

Instruksi Berbasis Komputer
Ketika komputer dipakai untuk menyajikan pengajaran terprogram atau jenis materi pelajaran lainnya, proses ini dinamakan computer-based instruction (CBI) (pengajaran berbasis komputer, yang juga terkadang dinamakan instruksi berbantuan komputer). Siapa saja yang baru-baru ini membeli word-processing baru, misalnya, punya opsi untuk menjalankan latihan tutorial yang sudah built-in dalam software. Pengguna komputer yang mengikuti tutorial itu akan mampu bekerja dengan cara dan kecepatannya sendiri melalui unit-unit kecil yang dimaksudkan untuk mengajarkan keahlian dan aplikasi spesifik. Tutorial itu mengharuskan adanya respon yang tegas dan keterlibatan aktif dalam mempelajari materi. Bantuan (help)disediakan cukup dengan mengklik suatu tombol, dan umpan balik bisa langsung diberikan. Prinsip belajar yang ada dalam belajar terprogram Skinner juga ada di CBI.
CBI memang semakin canggih sehingga banyak orang yang kini percaya bahwa ia bisa dipakai untuk mengajarkan apapun dengan cara seperti yang dilakukan oleh guru yang terbaik. Format pendidikan yang terkait dengan CBI adalah “kelas virtual”, terkadang disebut sebagai on-line education (pendidikan online). Berkat tekhnologi komputer yang makin canggih , modem, internet, kini siswa dapat duduk didepan komputer yang jaraknya ribuan mil dari sumber informasi untuk melakukan interaksi, melalui keyboard komputer, dengan  instruktur atau dengan materi.

















BAB III
KESIMPULAN





No comments:

Post a Comment

Terima Kasih, Komentar dan saran...

Sukses Selalu